webnovel

Ada Kamu Dalam Kenangku

Hai, bagaimana hari-harimu setelahku? Apakah diisi dengan wajah remuk redam atau malah diisi oleh jutaan keceriaan? Aku tak habis pikir dengan semua perdebatan yang kita lakukan semalaman. Seakan kita berdua bukanlah sepasang kekasih yang sudah menghabiskan ribuan bintang bersama dalam dekapan. 3 hari setelah perdebatan yang menjadi akhir kata "kita", aku menemukan sedikit penjelasan darimu, kasih. Kita sudah terlanjur bosan dengan hubungan, entah aku atau kamu yang tidak suka dengan kemonotonan, yang jelas kita berdua tidak lagi memiliki hasrat untuk mengembalikan. Mengembalikan senyuman, mengembalikan pelukan, mengembalikan kehangatan.

Hingga pada akhirnya kita hanya mampu bersembunyi, saling mengumpat mencari pengganti. Atau lebih tepatnya pelampiasan hati. kita berdua menjadi manusia bermuka dua, kasih. Kita sama-sama penghianat yang terlalu lihai dan tidak pernah sekalipun membuka topeng sandiwara yang tengah kita lakoni bersama. Jujur saja, kamu brengsek, begitupun dengan aku. Tapi aku terlanjur menyalahkan diriku atas semua cacian yang kamu berikan sebelum pemutusan hubungan yang teramat tragis malam itu. Mungkin kamu benar, aku adalah manusia monoton juga monokrom.

Hari ini sosial media menampilkan wajahmu di linimasa, bola mataku beradu dengan binar bola matamu yang membeku dalam waktu. Pose foto dengan menempelkan telapak tangan di dagu masih menjadi ciri khasmu, namun sayangnya kali ini bukan aku yang berada di sampingmu. Huft, ingin sekali rasanya aku mengirimkan emoticon zombie yang selalu menjadi awal perbincangan antara kamu dan aku.

Kasih, jika kamu mendengar atau membaca tulisan ini, itu bukan berarti aku ingin kembali bersamamu. Jangan pernah menghubungiku lagi yah, aku sudah tenang terbaring seharian di dalam kenanganmu. Aku pun juga akan melakukan hal sama, aku tidak akan lagi menghubungimu yang telah bahagia bersama sosok sempurnamu. Saat aku dilanda oleh rindu, aku hanya akan menutup mata, karna akan selalu ada kamu dalam kenangku.