1 Bab 1

Seorang pria terbangun dari tidurnya saat jam dinakas disamping tempat tidur menunjukkan pukul 6:15 pagi.

Pria itu beranjak dari tempat tidur berjalan dengan santai kekamar mandi dikamarnya.

Lima belas menit kemudian.

Pria itu keluar dengan memakai handuk putih yang melilit pinggang hingga lututnya, memperlihatkan perut sixpacknya.

Ia berjalan menghampiri lemari pakaian didalam kamarnya mengeluarkan pakaian yang ingin ia pakai hari ini.

Lima belas menit kemudian.

Ia keluar dari kamarnya dengan penampilan yang rapi dengan jas hitam yang melekat ditubuh atletisnya.

Ia berjalan dengan santai menuruni anak tangga untuk segera berangkat keperusahaan miliknya.

"Selamat pagi, Tuan," sapa seorang pria seraya membuka pintu mobil saat pria itu mendekat kearahnya yang merupakan atasannya.

"Tuan Leon, hari ini ada rapat penting jam 2 siang nanti direstoran dekat perusahaan yang mengharuskan anda datang!" ucap pria itu dengan fokus pada jalanan tanpa menoleh pada tuannya.

"Baiklah," ucap pria itu, yang bernama Leonardo Wiliam.

Seorang pengusaha sukses diusianya yang menginjak 29 tahun. Memiliki perusahaan dimana-mana, bahkan dinegara tetangga sekalipun.

Leonardo Wiliam, pria dingin, tegas dan memiliki rahasia yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.

Diusianya yang sudah 29 tahun, ia masih belum juga memiliki pendamping, meski banyak gosip yang beredar jika ia selalu melakukan ONS ( One Night Stand ) dengan bermacam-macam wanita setiap malam.

Hanya sebatas ONS saja tidak lebih dan tidak kurang dari itu dan juga tidak pernah ingin serius pada seorang wanita, karena menurutnya wanita sangat merepotkan, jika harus terikat dengan para wanita itu, yang ia anggap sebagai pemuas nafsu saja.

Danil Lorenzo sekertaris Leon yang mengetahui semua rahasia Leon, bahkan yang terburuk sekalipun.

Dua puluh menit kemudian.

Danil segera menghentikan mobilnya dibasemant perusahaan dan segera turun untuk membuka pintu mobil untuk Leon.

Mereka berdua pun masuk kedalam bangunan pencakar langit itu, bangunan milik orang tua Leon yang sudah tiada, dan kini menjadi milik Leon.

Semua karyawan membungkukkan tubuh mereka saat Leon dan Danil berjalan melewati mereka. Leon hanya acuh tanpa membalas sapaan dari para karyawannya itu, begitu pun dengan Danil.

Leon dan Danil memasuki lift khusus CEO milik Leon. Danil memencet tombol lift kelantai 60 tempat ruangan Leon.

WL Company Group, perusahaan terbesar se-Eropa memiliki cabang hampir disetiap negara dan tentu saja hal itu tidak lepas dari usaha Leon.

Didalam lift hanya ada kesunyian, hingga lift tiba dilantai 60.

Ting!

Pintu lift terbuka dan Leon segera berjalan kepintu yang begitu besar dan dibalik pintu itu terdapat ruangannya yang tidak kalah megah.

Leon berjalan mendekat kearah kursi kebesarannya yang sudah ia duduki sejak usianya 20 tahun.

Leon tidak memiliki keluarga, ia anak yatim piatu saat berusia 10 tahun, dimana kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan pesawat yang mengakibatkan mereka kehilangan nyawa dan meninggalkan Leon sendiri didunia.

Kedua orang tuanya memiliki saudara, tapi tidak ada yang bisa dipercaya. Karena mereka semua hanya ingin mengambil harta dan kekuasaan kedua orang tua Leon.

Dan kini, semua orang itu sudah tidak bisa lagi mendekat dan mengambil apa yang bukan hak mereka, karena Leon kini sudah bukan anak kecil lagi, yang bisa mereka kalahkan dengan mudah.

Leon mendudukkan dirinya dan tidak lama setelah itu, seseorang mengetuk pintu ruangannya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" ucap Leon dengan raut wajah dinginnya dan pandangan yang fokus kedepan, menanti siapa yang akan masuk kedalam ruangannya.

Danil membuka pintu ruangan Tuannya saat mendengar sahutan dari dalam, ia berjalan dengan berbagai dokumen ditangannya yang akan dikerjakan oleh Leon.

"Tuan, ini semua dokumen yang anda inginkan, saya pamit undur diri untuk mengerjakan hal lain," ucap Danil dengan wajah datarnya, tidak jauh berbeda dengan Leon.

Leon hanya menganggukkan kepalanya dan meraih salah satu dokumen itu untuk segera ia periksa.

Ditengah-tengah kegiatannya, Leon menghembuskan nafasnya berulang-ulang kemudian memejamkan matanya sejenak.

"Sepertinya aku harus melakukannya malam ini," ucapnya dingin yang penuh dengan hasrat.

Pukul 2 siang.

Sesuai dengan perkataan Danil pagi tadi, kini mereka berada disalah satu restoran ternama yang berada cukup dekat dengan perusahaan Leon.

Leon masih dengan wajah datarnya dan ekspresi dingin menatap pada seorang pria parubaya yang duduk dihadapannya.

"Jadi tuan William .... Bagaimana pendapat anda tentang kerjasama itu?" tanya pria parubaya itu dengan tersenyum tipis pada Leon.

"Sangat bagus, saya tertarik dan kerjasama ini akan terjalin," ucap Leon masih dengan wajah datarnya.

Pria parubaya itu tersenyum kemudian mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan rekan bisnisnya itu.

"Semoga kerja sama ini menguntungkan kita berdua," ucap pria parubaya itu dengan tersenyum tulus pada Leon.

"Saya juga berharap seperti itu, Tuan Crowens," ucap Leon dengan wajah datarnya.

Pukul 6:30 malam.

Leon kini berada diclub malam bersama dengan kedua sahabatnya, sedang Danil tengah mengurus sesuatu yang sangat penting disuatu tempat atas perintah Leon.

"Apa yang akan kau lakukan malam ini?" tanya seorang pria yang duduk di sofa tunggal dihadapan Leon dengan segelas wine ditangannya.

"Mencari mangsa," ucap Leon dingin membuat kedua sahabatnya itu mengedipkan bahu mereka.

"Ingin kubantu kawan?" tanya pria itu lagi dengan Amrik diwajah tampannya.

"Aku bisa sendiri, Joe," ucap Leon penuh penekanan disetiap kata-katanya.

Joe Derson sahabat Leon yang merupakan seorang pengusaha muda seperti Leon, memiliki wajah tampan yang memikat setiap wanita, tapi lebih tampan Leon tentu saja.

Dan Daniel Version pengusaha muda sama seperti Leon dan Joe, dan juga sifatnya yang sebelas dua belas dengan Leon.

"Sepertinya kau sudah tidak sabar ingin melakukan hal itu ya?" ucap Daniel yang duduk di sofa panjang disamping Leon.

"Iya, kemarin aku tidak melakukannya karena sibuk dengan setumpuk pekerjaan," ucap Leon yang hanya dianggukan kepala oleh kedua sahabatnya itu.

Tidak lama setelah itu, seorang wanita berpakaian seksi yang memperlihatkan lekuk tubuhnya mendekat pada ketiga pria itu.

"Halo tampan," ucap wanita itu berjalan mendekat kearah Leon dan duduk disamping Leon.

"Sendiri saja, ingin menghabiskan malam bersamaku tidak?" ucapnya dengan sensual dengan jari yang bermain didada bidang Leon yang masih tertutup jas dan kemeja putihnya.

"Kau yakin tidak akan menyesal?" ucap Leon dengan mencekram pipi wanita itu hingga menatapnya.

Wanita itu tersenyum kecil dan semakin memainkan jari-jarinya dengan sensual didada bidang Leon.

"Tentu saja, siapa yang akan menyesal menghabiskan malam dengan pria tampan sepertimu," ucap wanita itu, membuat smirk terbit dibibir seksi Leon.

"Baiklah," ucap Leon dan segera menarik tangan wanita itu keluar dari ruangan itu, untuk segera pergi ke suatu tempat, dimana mereka akan melakukan hal yang sudah membuat Leon rindu setengah mati.

avataravatar
Next chapter