1 PROLOG

"Kalo bego tuh mending diem aja. Makin banyak ngomong makin keliatan begonya".

~ Arga Dirgantara

.

.

.

.

Cerita pertama tentang misteri, dont hate me, please! >_<

***

"Nona, target dengan nomor 22 telah berhasil diselamatkan." gadis yang disapa 'Nona' itu menyesap jus lemonnya bak sampanye dengan raut wajah dingin. "Antarkan target kembali kerumah nya." titahnya. "bagaimana dengan tempat ini nona?" tanya suara dari earphone itu kembali.

Sang nona berjalan menuju balkon mansionnya yang mewah sambil menatap bulan yang kini pun ikut berwarna merah darah, "Bumihanguskan. Jangan sampai meninggalkan jejak".

***

Dewi Athena, seperti namanya gadis ini amat sangat beruntung. Wajahnya cantik, otaknya pintar, belasan laki-laki berlomba menjadi pacarnya, keluarganya tajir melintir, kurang apa lagi coba? Tapi, Athena tetap merasa ada yang kurang dalam dirinya.

Hidup terlalu sempurna itu, tidak ada petualangannya!

Athena pernah berandai-andai mempunyai sekelompok tim rahasia yang mengungkap hal hal misterius dan menegangkan sampai membuat bulu kuduk push up.

"MINTA MAAF SAMA KEJORA, SEKARANG!"

Perhatian Athena tercuri oleh sentakan yang cukup keras dari seberang nya. Terlihat 4 orang gadis tengah berkelahi, lebih tepat nya adu mulut. Hah, pasti rebutan cowok. Klasik banget.

"Gue? Minta maaf sama cewek aneh ini? Sorry ya, harusnya dia yang malu karena bisa bisa nya sekolah disini! SMA Angkasa gapernah menerima murid kampungan macam dia!" balas gadis berambut lurus itu, merasa tertantang, gadis satunya yang diketahui bernama Dione langsung mencengkram kerah lawannya sampai memekik,

"BANYAK BACOT LO BANGSAT!"

Athena membulatkan matanya, terkejut setengah mati. Baru hari ini dia melihat gadis se bar-bar Dione di sekolah ini. Notabenenya, SMA Angkasa adalah sekolah kaum atas, kebanyakan siswinya lebih suka merawat kuku dibandingkan adu jotos. Hm menarik, batin Athena.

Gadis mungil disebelah Dione menarik-narik lengan temannya yang seperti kesetanan itu dengan sedikit memohon, "Di, udah yuk, kita pergi aja. Lagian gue gapapa kok, tas gue masih bisa dijahit" Dione menghempas tubuh lawannya begitu saja dan mengalihkan perhatiannya pada Kejora, "Ya ga bisa gitu, Ra! Tas memang bisa diperbaiki tapi harga diri lo engga!" mata Dione menatap gadis dihadapannya yang masih tersungkur, "Gue gabakal terima sampe lo diganggu sama golongan cewek lemah kayak dia!" ucapnya ketus.

"Udahlah Di, yuk pergi aja. Gue lagi males masuk BK" melihat Kejora yang sudah memohon dengan wajah lelah membuat Dione tak tega. Bagaimanapun, tujuan Dione yang sebenarnya adalah melindungi Kejora. Bila Kejora sudah ikhlas maka seharusnya begitupun Dione kan?

"Heh, anak manja gue peringatin ya sama lo, Jangan sampe gue liat seujung kuku pun lo sentuh Kejora. Kalo sekali lagi gue liat lo ganggu dia, bakal gue abisin lo, ngerti?!" sentaknya sambil menarik Kejora menjauh.

Athena tersenyum. Gadis itu pun membuntuti kemana perginya dua orang yang cukup unik itu. Dan sampailah di kelas X IPA 1. Untuk yang kedua kalinya Athena terperanjat. Bagaimana bisa cewek se bar-bar Dione masuk ke kelas paling terbaik bahkan dipersiapkan untuk masuk ke universitas besar dunia? Sekolah ini mulai ga waras.

"Ngapain lo ngintip-ngintip, hah? Mau cari ribut?" tanya Dione kasar. Athena yang terlanjur ke-gep langsung bersikap normal, "Engga kok, gue.. Lagi nyari temen gue"

"Temen lo? Siapa namanya?" tanya Dione. Mampus! Gue gaada kenalan dikelas X IPA 1!

"Eh.. Ituu, itu siapa ya? Eh.. Siti? Kok siti sih, eh siapa ya?" gumam Athena tidak jelas. "Apaan sih lo? Lo amnesia atau gimana? Ohh gue tahu, lo lagi bohong ya sama gue?!" Waduh mateng dah! Tolonglah dewi athena! berilah pertolongan pada kembaranmu ini!

Tiba-tiba seorang gadis berjalan sambil sesekali melompat kegirangan menuju kelas X IPA 1. Nama Samantha Andara terukir di dada kiri gadis itu. Sebuah lampu bohlam muncul dikepala Athena dan dengan sigap gadis itu melaksanakan aksinya, "Raa! Andara!" merasa namanya dipanggil, Dara menghampiri Athena dan Dione yang masih menatap Athena ragu-ragu.

"Darimana aja sih lo, Ra! Daritadi gue cariin!" ujar Athena sembari merangkul pundak Dara, gadis itu mengedipkan sebelah matanya sebagai kode, Please tolongin gue Ra!

"Oh! Iya sorry, Tuan Putri Athena, Abisnya situ lama banget sih, jadi langsung hamba tinggal aja kekantin!" Athena sedikit merasa bingung mendengar ucapan Dara, Bagaimana gadis ini bisa tahu namanya? Tapi untuk memperlancar penyamaran, Athena tertawa mengikuti arah permainan Dara.

"Oh, jadi ini temen lo Ra? Bilangin, kalo ada perlu dikelas orang tuh jangan ngintip-ngintip, kayak maling aja" ucap Dione. "Okee sahabat" timbal Dara dengan nada kekeyi sambil tersenyum manis yang membuat barisan para mantannya auto antri minta balikan.

Dione masuk ke kelas membiarkan Dara dan Athena yang masih dalam posisi berangkulan di koridor kelas X. Athena menghela nafas pelan, "Thanks ya, Ra. Berkat lo gue tertolong!" Dara mengangguk dan melepas rangkulannya, "Samantha Andara, X IPA 1" ujarnya sambil menjulurkan tangannya. Athena tersenyum lalu menyambut uluran tangan itu, "Dewi Athena, X IPA 3, Pewaris perusahaan Apollo Corps yang bergerak dibidang teknologi, anak tunggal dari pasangan Tuan Zeus dan Nyonya Metis, Benar?" cerocos Dara begitu saja.

Athena terkejut entah untuk yang keberapa kali nya dalam hari ini. Bagaimana mungkin Dara bisa tahu hal sedetail itu sementara Athena selalu menyembunyikan latar belakang keluarganya. Bahkan teman sekelasnya pun tidak tahu kecuali ketua kelasnya. "terkejut, huh?" Tanya Dara dengan seringai yang sedikit seram tapi lebih kelihatan jahil. "Lo kok bisa tahu? Darimana?"

Dara menepuk pundak Athena, "Didunia ini, bahkan benda mati pun mempunyai telinga. Lo bisa denger rahasia kecil bahkan sampai kisah pembunuhan berantai darimana aja kalo lo mau" jawabnya. Athena mengangguk setuju. Gadis ini cerdas, batinnya.

"Trus, Princess Athena ngapain disini? Masa iya nyariin Dara sih kan ga mungkin bangettt" Ucap Dara sambil berkacak pinggang. "Sambil duduk aja yuk, ceritanya panjang" jawabnya, Dara mengangguk.

Keduanya duduk di kursi panjang di depan X IPA 1. Athena menghembuskan nafasnya perlahan, "Lo bisa bilang gue gila atau halu, Ra. Tapi yang gue ceritain ini adalah impian gue, jadi apa lo masih mau denger?" Dara mengangguk.

"Pernah ga sih lo berpikir bahwa sekolah lo menyimpan sebuah rahasia besar yang menunggu di ungkap? Sejak kecil, gue selalu berpikir bahwa instansi besar yang berdiri kokoh pasti punya sisi gelapnya tersendiri. Maka dari itu gue selalu mencari teman yang mau sama sama menemukan rahasia itu. Tapi sampai saat ini, belum ada yang cocok" Ucap Athena sambil memainkan kedua jari tangannya. "Tadi pagi, gue lihat keberanian Dione melawan si cewek songong itu, membuat diri gue langsung yakin bahwa dia orang yang cocok untuk hal ini" Sambungnya.

"Kenapa lo berpikir kalo Dione cocok?" tanya Dara. "Karena dia berbeda dari semua cewek cewek disini. Lo pasti paham maksud gue" jawab Athena. Dara mengangguk.

"Gimana kalo gue bantu bujuk Dione buat ikutan geng lo?" tanya Dara, "ini bukan geng, Ra. Ini tim!" sanggah Athena, "iya, oke. Gimana mau ga? Gue gini-gini ahli bujuk orang loh" ucap dara sambil menaik-turunkan alisnya. Athena tersenyum, "Oke. Tapi sebelum itu gue mau ajak satu orang lagi selain Dione dan Kejora." Athena menepuk kedua pundak Dara, "Samantha Andara, lo mau kan masuk tim gue?"

avataravatar