1 Sisi Mula Psikopat

Tak ada anak yang terlahir ke dunia sebagai penjahat. Namun Kemi Adeyoola, puteri seorang milyuner di London, Inggris dianggap sebagai psikopat yang terlahir sebagai pembunuh....

Kemi Adeyoola adalah produk keluarga broken home. Kedua orang tuanya, Bola Adeyoola dan Mercuria, memutuskan bercerai di tahun keempat pernikahan mereka. Kemi beserta dua adiknya yang masih balita itu lantas ikut sang ibu.

Bola Adeyoola adalah seorang imigran asal Nigeria dan mantan petinju. Setelah menetap di Inggris, ia bekerja sebagai agen real estate dan menjadi seorang milyuner. Dalam kesepakatan perceraiannya, Bola memberi tunjangan sebesar £4 juta atau sekitar Rp 56 miliar untuk istrinya, Mercuria, wanita kelahiran Barbados, Karibia.

Pasca perceraian, Mercuria dan tiga anaknya  hidup berpindah-pindah di seantero Inggris, mulai dari Cheltenham, Peterborough, Gloucestershire hingga Golders Green.

Meski kebutuhan materi relatif terpenuhi namun Kemi dan adik-adiknya kehilangan figur seorang ayah. Di usia kemi yang beranjak remaja itu Kemi mulai tersangkut perkara kriminal. Ia kerap mencuri barang-barang di sejumlah toko, lalu mengakali kuitansi pembelian untuk mendapatkan ganti rugi atas barang curian tersebut. Sasarannya adalah toko-toko kelas atas. Sampai pada suatu ketika, ia tertangkap basah dan terpaksa mendekam di penjara.

RENCANA PEMBUNUHAN

Penjara Bullwood Hall berada di Essex yang diperuntukkan bagi para narapidana lelaki dewasa dan remaja usia 15 sampai 20 tahun. Disini Kemi menjalani hukuman 3 bulan kurungan lantaran kedapatan mencuri barang di sebuah toko.

Dalam suatu inspeksi, Oktober 2004, petugas menemukan dokumen berisi rencana pembunuhan berjudul "Prison and After, Making Life Again " di sel tahanan Kemi. Sasarannya adalah seorang wanita tua, lemah dan kaya raya.

Pertama, mengawasi gerak-gerik korban dari dekat dengan cara menyamar sebagai gadis sekolahan yang hendak mengajukan kuesioner untuk tugas sekolahnya. Kemudian penyerangan dilakukan saat korban berada di rumah, dengan masuk secara sembunyi-bunyi lalu menyergapnya dari belakang dan membekap mulutnya. Detil selanjutnya adalah deskripsi aksi pembunuhan yang mengerikan.

Tunjukkan pisau pada korban dan letakkan di lehernya," demikian salah satu bunyi instruksi dalam catatan Kemi. Selanjutnya lumpuhkan korban dengan cara menyuntikkan obat penenang. Lalu sambil tetap mengancam, tanyakan nomer akun bank milik korban berikut kode pengamannya. "Ini adalah peringatan terakhir buatmu!" tulis Kemi.

Guna menghilangkan jejak, paksa korban menulis surat untuk suaminya yang menjelaskan bahwa ia pergi bersama lelaki lain. Korban lantas dibunuh. "Dengan pisau daging penggal bagian kepala dan bebat dengan plastik untuk menahan perdarahan. Potong-potong bagian tangan dan kaki, lalu masukkan dalam kantung plastik hitam dan buang ke dalam peti."

dan membawanya ke puncak tebing Disana korban akan dihabisi dengan cara menggorok lehernya, lalu mobil dibakar dan didorong hingga masuk jurang.

Ada pula daftar yang diperlukan untuk memuluskan rencana Diantaranya pistol otomatis, pisau daging, sarung tangan, borgol, serum kebenaran dan obat-obatan untuk melumpuhkan dan menghapus ingatan korban.

Ringkasnya, "Prison and After, Making Life Again " memuat rencana-rencana kriminal untuk memperoleh "kebahagiaan" versi Kemi yakni hidup bergelimang harta dan memiliki bentuk tubuh yang ideal.

Penemuan dokumen itu tak ayal membuat Kemi harus menjalani serangkaian pemeriksaan. Dalam sebuah sesi tanya jawab, psikolog forensik Lidya Sear menggambarkan Kemi sebagai sosok yang defensif, arogan dan asertif.

"Apakah ini adalah sesuatu yang hendak kau perbuat?"

"Aku mau tulisanku kembali! Itu hanyalah draft novel thriller yang akan kubuat."

"Apa niatmu sesungguhnya saat menulis cerita ini?"

Kemi pun langsung pergi... lalu

Belakangan laporan pemeriksaan psikiatri menyimpulkan Kemi tidak memiliki potensi melakukan aksi pembunuhan semacam itu. Ia malah digambarkan sebagai anak cerdas dan berkelas.

November 2004, Kemi dibebaskan dan menjalani 3 bulan masa percobaan dalam pengawasan. Sang ayah telah menyiapkan apartemen untuk tempat tinggal Kemi dan seorang temannya. Tapi Kemi menolaknya mentah-mentah....

TEWAS 14 TIKAM

seorang warga.

Tak jauh dari tempat tinggal Kemi di Golders Green tinggal pasangan suami istri Mendel. Pasangan keturunan Yahudi ini telah menikah selama 50 tahun,Anne Mendel, 84 tahun, dikenal sebagai sosok yang ramah, dermawan dan baik hati. Wanita murah senyum itu kerap aktif dalam berbagai kegiatan amal, mengunjungi warga yang sakit dan suka menolong. Sedangkan Leonard Mendel, 81 tahun, adalah seorang pensiunan pegawai kantor pos... dan saat mendel pulang dia merasa ada hal yg aneh, dan dia pun meringkasnya dia sangat terkejut karna dia melihat istrinya anne sudah terbaring kaku di halaman belakang... dengan balutan mantel biru..dan saat ia membuka mantel tersebut..ia pun berteriak dan menangis

14 tikaman ada di sekujur tubuh Anne..

Dengan cepat org" di sana menelefon ambulance dan polisi.

avataravatar
Next chapter