1 Mimpi

Saat membuka mata, yang pertama kali terlihat oleh ku hanya langit-langit berwarna putih sudah sedikit usang. Saat itu aku tidak langsung bangun, aku menatap langit-langit sejenak sebelum akhirnya aku duduk sambil melamun.

Lima menit terbuang sia-sia karena memikirkan bunga tidur yang samar, akhirnya aku berdiri dan merapikan tempat tidurku.

"Mimpi apa tadi?" Aku menggerutu sambil berjalan ke arah kamar mandi.

Saat memutar keran air, tidak ada setetes air pun yang keluar dari sana. Saat melihat bak mandi hanya tersisa sedikit air di sana, akhirnya aku hanya gosok gigi dan cuci muka.

"Hm... menyedihkan, kenapa setiap pagi air keran kecil banget? Pagi ini paling parah, gak keluar sedikitpun," gumamku yang menggosok wajahku dengan handuk.

"Bayar kontrakan jangan telat ya!" ucapku dengan bibir monyong yang meniru perkataan ibu kontrakan di depan kaca.

"Duit aja cepat, giliran kerja lambat, " ucapku sembari merapikan rambut.

Lingkungan kontrakan ku terasa aneh karena sangat hening, biasanya tetangga kontrakan ku menyapa saat aku membuka pintu. Saat itu aku berhenti sejenak dan berpikir "Ya mungkin mereka sedang sibuk." Lalu aku kembali berjalan.

Aku kembali berhenti karena ada sesuatu yang sangat kontras mengganggu, "Si fery kapan ganti cat rumah? Bunga-bunga si Dini pada kemana... apa dia pindah? Yang paling aneh... sejak kapan si Zhia betah tinggal di tempat kotor seperti itu?" Saat aku ingin mengetuk pintu rumah si Fery, terdengar suara alarm dari dalam.

Karena suara alarm yang terdengar tidak asing, aku kembali berjalan menuju kantor. Sayangnya kantor tempatku kerja tutup tanpa memberi tahu semua karyawannya karena krisis keuangan dan akhirnya jatuh bangkrut.

Saat perjalanan pulang, aku merasa berada di tempat yang berbeda dengan tempatku yang seharusnya. Saat sampai di depan gerbang kontrakan, si fery tertegun saat melihatku.

"Fer lu kenapa?" tanyaku.

Saat itu dia masih tertegun, karena hal tersebut aku menepuk pundaknya dengan lengan kananku. Tiba-tiba dia memeluku sambil menangis, tentu situasi saat itu membuatku bingung dan heran.

"Ini anak kenapa?" gumamku.

"Dan lu kemana aja si... baru pulang sekarang?" tanya Fery yang tak berhenti menangis.

"Ke mana aja gimana... gua gak ke mana-mana."

"Gak ke mana-mana gimana, lu gk ada kabar dalam lima tahun ini."

"Hah?"

Setelah mendengar hal tersebut, aku meninta Fery untuk menceritakan semua kejadian saat aku menghilang. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa hilang selama lima tahun, karena aku merasa baik-baik saja dan kenapa aku menghilang? itu pertanyaan utama ku.

Yang pertama ku lihat adalah kalender dan ternyata benar, kalender tersebut menunjukan tahun 2026. Ternyata kantor ku bukan tidak memberi tahu karyawan tentang tutupnya kantor, tapi karena mereka tahu aku menghilang.

"Fer kenapa gua menghilang?"

"Pertanyaan macap apa itu, harusnya gua yang tanya... lu kemana aja dan kenapa lu ngilang?"

"Kapan terakhir lu melihat gua sebelum gua menghilang?"

"Pas kita berempat makan bareng di kontrakan si Dini, dan besoknya lu hilang entah kemana."

"Oke itu kemarin, tapi kenapa tiba-tiba udah lima tahun?" gumam ku.

"Nah kemana mereka berdua?" tanya ku.

"Mereka berdua... si Dini pulang kampung karena di PHK, kantornya bangkrut karena pandemi yang tak berujung. Kalau si Zhia... dia, meninggal dunia."

"Innalilahi wainnailaihi rojiun, dia sakit ya?"

"Gk dia gak sakit, yang lu bilang waktu itu bener Dan... harusnya gua sama Dini memperhatikannya, tapi gua malah menghiraukan nya."

"Emang dia meninggal karena apa?"

"Dia... gantung diri karena stres soal masalah keluarganya."

"Kapan... kejadiannya?"

"Satu bulan setelah lu menghilang."

Setelah ngobrol panjang lebar dengan Fery, aku sedikit tahu situasi yang sedang terjadi. Entah bagai mana cara dan prosesnya, aku melewatkan waktu selama lima tahun dengan percuma. Aku tidak membuat perubahan, tidak mendapatkan apapun, tidak menghasilkan apapun, karena itu aku bilang percuma. Tapi bagaimana bisa aku membuat perubahan secepat kilat, lima tahun yang terbuang itu, untuku adalah lima jam waktu tidurku.

Aku pulang dan segera memeriksa seis kontrakan ku, aku hanya ingin memastikan apakah ada perubahan atau tidak. Setelah aku pastikan, tidak ada perubahan sedikitpun, sangat aneh.

avataravatar
Next chapter