1 Bab satu_

Kalo memang menjalani kehidupan itu sulit, ya mending ngga usah hidup sekalian!

__________________

PRINCESS OF PRINCE

______________________________

    Cantik, cantik, cantik! Hanya itu yang tertempel pada diri seorang idola sekolah. Tidak hanya cantik, dia juga pintar dalam segala hal, famous, banyak fans nya, disayang temen, ortu, guru tapi masih jomblo.

  Affreda Yuanita Kristin namanya, siswi yang di Daulat menjadi putri sekolah dengan segala kelebihan nya, bukan hanya cantik fisik, hati dan fikiran nya juga sama sama cantik. Termasuk cewek nomer 1 di sekolah, peringkat 1 pararel secara terus menerus, membuat satu sekolah terutama siswi menjadi geram padanya. Karena sulit sekali menyingkirkan Freda dari si nomer satu.

  Anaknya cantik, baik, mudah bergaul dan jiwa sosialnya tinggi. Makanya pernah jadi ketua OSIS, dan ikut ekstrakurikuler apa aja. Dan selalu menjadi nomer satu, Princess of School. Nama yang tersemat dalam dirinya, Freda sih tidak mempermasalahkan julukan itu. Karena memang benar adanya bukan, jika Freda itu pantas menjadi nomor satu se sekolah.

  Tapi saat penerimaan siswa baru, hari dimana Masa Orientasi Siswa itu. Kesabaran seorang Freda benar benar diuji, saat dirinya di pertemukan dengan seorang bocah tengil yang sok kegantengan tapi memang aslinya ganteng.

  Freda terus terusan bersikap sabar saat berhadapan dengan Bramasta Aditya, anak kelas X yang tiba-tiba menyatakan perasaan di depan semua orang. Membuat Freda yang di kenal anti pacar itu menutup mukanya malu, dan memukul kepala Bramasta dengan sepatu miliknya.

"Dasar bocah tengil!"

"Tapi aku sayang kamu!"

"Bodo!"

"Mba Freda aku padamu!!!"

"Ishh jijik!"

   Entah secara tiba-tiba saat dirinya menembak si putri sekolah, sehari setelah itu dia di daulah menjadi prince of school atau pangeran sekolah. Saat dirinya memenangkan banyak permainan yang di ajukan oleh Anggota OSIS kepada semua siswa siswi baru. Dan tiba-tiba menjadi viral seantero sekolah.

  Apa mereka benar benar akan menjadi Princess dan Prince sekolah saat ada beberapa orang yang iri pada mereka?

  Peliknya kisah hidup mereka yang sama sama banyak menyimpan duka.

   Hingga tak sadar, satu kenangan masa lalu yang membuat mereka menjadi lebih dekat namun tidak menghilangkan pertengkaran yang selalu keluar saat mereka bersama.

Masa lalu apa?

I don't know?

HAPPY READING.....

    Kejadian itu sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. Saat salah satu peserta didik baru menyatakan perasaannya di hadapan umum, di depan para siswa siswi baru dan anggota OSIS yang ada. Keberanian yang entah tiba-tiba muncul dari mana, saat Bramasta menyatakan isi hati nya pada princess of scholl yang kala itu sedang mengurus beberapa keperluan MOS.

"Mba Freda, aku suka loh sama mba!"

Semuanya tercengang, hening tanpa ada suara. Sampai salah satu tawa terdengar, membuat yang lain ikut melempar tawa nya. Affreda yang entah kenapa merasa jika dirinya di permalukan, menutup wajahnya dengan buku dan menatap tajam si siswa baru itu.

"Apaan sih, dasar bocah!"

"Mba Freda mau jadi pacar saya kan?" Tanya Bramasta, membuat suasana di sekeliling nya memanas, dan riuh seketika oleh teriakan semua orang.

"Terima!"

"Terima!"

"Terima!"

Freda yang semakin di pojokan, akhirnya menatap Bramasta yang masih cengengesan itu. Lalu sebelah sepatu melayang tepat di kepala Bramasta.

Pluk

Yang terkena pukulan hanya meringis sambil mengusap bagian kepalanya yang terkena lemparan sepatu oleh sang kakak kelas. Dan yang lain, hanya tertawa melihat drama picisan atau drama komedi itu.

"Kok, mba Freda ngelempar sepatu sih, lempar hati mba aja, ntar saya tangkep kok tenang." Ucap Bramasta, kembali memunculkan sorakan riuh dari beberapa murid.

"Apaan sih, dasar bocah tengil! Balikin sepatu saya!" Pinta Freda.

Bramasta terdiam, lalu memungut sepatu Freda yang ada di sampingnya dan memperlihatkan sepatu itu pada Affreda. "Ini, kalo mau sepatu Mba balik, cium aku dulu dong."

"Huuuuuuu!"

"Modussss!"

Bramasta menampilkan cengiran nya kembali yang mana membuat Freda kesal dan muak dengan cengiran bocah bau kencur itu. Lalu dia memilih turun dari atas panggung, dan berhadapan dengan sang calon adik kelasnya itu.

"Heh, bocah tengil, baru keluar kemarin sore aja udah belagu!" Freda merampas sepatu miliknya dan berbalik pergi, sebelum sebuah suara menghentikan nya.

"Mba Freda cantik deh, aku tunggu jawaban nya ya mba." mata Bramasta mengerling jahil pada Freda yang mana membuat gadis itu menatapnya jijik, dia hanya berdiri terdiam lalu Freda membalik badannya. Kemudian, dia lebih memilih pergi meninggalkan aula.

   Setelah kejadian itu, esoknya tiba-tiba satu sekolah di gempar kan dengan adanya berita jika si murid baru, yang kemarin dengan beraninya menyatakan cintanya ke kakak kelas, menjadi Prince of Scholl atau pangeran sekolah. Saat keberanian nya yang mencegah siswi kelas XII bunuh diri, dengan menariknya dari ujung rooftop. Dan sekarang dia di daulah menjadi pangerannya sekolah, selain karena sifat pahlawan nya dia juga memiliki paras yang cukup di bilang tampan dan pintar itu.

Freda memasuki kelas nya dengan kekesalan yang tidak di mengerti oleh para sahabat nya. Kelas XII IPA 1 itu menjadi hening seketika saat gadis itu datang dengan aura kelam yang dia bawa. Clevo, yang merupakan salah satu teman dekat Freda. Mendekat ke bangku sahabat nya itu di ikuti temannya yang lain. Ketiganya duduk di hadapan Freda yang misuh misuh tidak jelas.

"Freda, kenapa? Kok kamu mukanya ditekuk?" Tanya gadis itu, Clevo Anastasya yang merupakan sahabat kecil Affreda.

"Tau tuh, jadi ngga cantik loh!" Lanjut seorang siswa yang duduk di samping nya.

Clevo yang mendengar itu, memukul kepala temannya itu dengan tangannya. Pelan sih, tapi kan sakit. "Apaan sih, Freda mah mau digimanain juga tetep cantik, ya ngga gas?" Gadis itu melempar tatapannya pada laki-laki yang duduk di sebelah Freda. Yang di panggil pun hanya menganggukan kepala nya.

"Tuh kan, Agas aja yang lebih ganteng dari kamu iyain tuh." Lanjut clevo dengan tatapan mengejek nya pada Axel.

Morgan Axelios yang merupakan satu satunya murid blasteran di kelas itu hanya mendengus kesal menatap satu teman gadisnya yang omongannya tidak disaring. Sementara Freda yang sedari tadi duduk terdiam dengan kepala yang di lesehkan di meja hanya diam membisu tanpa mau mendengar semua ocehan teman  temannya.

"Kalian tau ngga?" Ucap Freda buka suara.

Semua temannya melihat ke arahnya, dengan tatapan tanya. Lalu Freda kembali melanjutkan perkataan nya.

"Suara kalian itu bikin  polusi udara!"

_____________

   Princess of Scholl, atau Affreda dan Clevo teman dekatnya, pergi menuju kantin tercinta guna mengisi perut mereka yang terus berbunyi. Setelah sekian lama pelajaran dan menahan lapar yang menyiksa, dengan di jejali rumus rumus fisika yang mana membuat otak mereka berasap. Akhirnya mereka terbebas dengan materi yang menguras fikiran dan tenaga itu.

Mereka berdua duduk di salah satu bangku kantin, dan memesan makanan mereka. Bakso, yang merupakan salah satu menu favorit di kantin sekolah tersebut. Beberapa menit kemudian pesanan mereka sudah tersaji di hadapan keduanya. Dengan cepat mereka menyantap makanannya dengan lahap.

Clevo membuka pembicaraan sambil menyuapkan bakso ke dalam mulutnya. "Fre, katanya ada brand terbaru dari GUZZI loh, kamu udah tau? Baju nya bagus sumpah." Ucap gadis itu dengan mulut penuh dengan makanan.

Freda yang mendengar itu menyelesaikan kunyahan nya, lalu menatap temannya dengan binar mata yang terpancar. "Beneran? Ih, aku pengin beli ah nanti." Ucapnya. Gadis itu merupakan pecinta Fashion, jadi jika merk ternama yang merupakan kesukaan nya mengeluarkan brand baru, Freda pasti akan gerak cepat agar tidak kehabisan.

"Beneran deh."

"Wah, aku mau- uhukkk!" Freda tersedak saat dirinya asik berbicara dengan clevo dengan mulut yang masih mengunyah.

Saat dirinya masih terbatuk batuk akibat tersedak, satu buah botol air mineral mengacungkan di hadapannya. Dengan cepat gadis itu mengambil air botol itu dan menenggguknya rakus.

"Mba Freda kalo lagi minum cantik deh." Ucap seseorang tiba-tiba. Merasa di sampingnya ada seseorang, Freda mengalihkan pandangannya ke samping. Dengan masih meneguk air botol itu.

Byurrrrrrr

Freda menyemburkan air yang dia minum ke wajah seseorang yang duduk manis di samping nya. Yang di sembur,hanya menutup matanya, guna melindungi matanya dari air semburan.

"Semburan cinta." Ujar Siswa yang duduk di samping Freda.

Gadis itu mengusap bibirnya yang basah karena air menetes sampai ke dagunya, dengan menggunakan punggung tangan. Lalu setelahnya dia menatap tajam seseorang yang ada di hadapan nya. Clevo yang melihat adegan itu hanya melongo tidak jelas dengan satu sendok bakso yang masih  mengambang di hadapan bibirnya, tanpa berkeinginan melahap bakso itu.

"Kamu lagi!dasar bocah!" Ketus Freda, siswa itu atau bisa di sebut Bramasta hanya menampilkan senyum lebarnya yang mana membuat matanya menjadi segaris.

"Mba Freda udah mau jadi pacar saya kan?" Tanyanya.

Freda yang mendengar itu, menatap Bramasta tidak percaya. Lalu dia memilih berdiri dan menarik tangan Clevo yang sedang khidmat nya minum es teh itu untuk pergi dari kantin. "Dasar bocah sarap!" Ucapnya sebelum berlalu.

"Tapi saya cinta sama mba Freda!" Teriaknya, yang mana membuat seluruh isi kantin menyoraki dirinya.

Freda yang mendengar itu hanya menutup satu telinganya dan berjalan dengan menghentakan kedua kakinya. Persis seperti anak kecil yang merajuk. Sementara Clevo yang tangannya masih di tarik oleh Freda, hanya pasrah dan mengikuti kemana temannya itu membawa nya.

Mereka memasuki kelas, dengan Freda yang menunjukan wajah merah padamnya. Entah karena marah, atau malu,hanya dia yang tau. Kekesalannya dia limpahkan pada Axel yang tengah memakan cilok di bangkunya dengan Agas yang duduk diam di samping pemuda itu. Freda dengan sadisnya menimpuk Axel dengan buku tebal milik seseorang yang tergeletak di atas meja begitu saja.

Yang merasa teraniaya hanya meringis kala satu buah hantaman mengenai kepalanya saat dirinya tengah khidmat memakan cilok miliknya. Yang mana membuat dia harus meringis pelan saat cilok itu terjatuh dengan tidak elitnya.

"Cilok aku... " Sesal Axel, menatap sendu nasib Cilok miliknya yang tergeletak di lantai. Agas yang melihat itu hanya tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya.

Sementara Freda hanya terdiam dengan kedua tangannya ia lipat di depan perut dan menatap tajam Axel. Yang kala itu menuntut pertanggungjawaban atas nasib malang yang menimpa ciloknya.

"Tanggung jawab kamu-

" Apa!?" Tanya Freda dengan amarah.

Axel yang menjadi pelampiasan emosi oleh teman nya itu hanya terdiam tanpa mau bersuara lagi. Clevo yang duduk di sebelah Freda mengusap lengan sahabat nya itu, supaya emosinya berkurang.

"Tenang Fre, jangan marah marah ah,ntar cantiknya ilang." Ucapnya.

"sebel banget sama bocah itu! Dasar bocah tengil, bau kencur!" Kesal Freda kembali. Agas yang duduk di hadapan mereka, melempar tatapan tanya pada Clevo. Berusaha bertanya tentang apa yang terjadi pada Princess of Scholl itu.

"Emang,siapa?" Tanya Agas.

"Bramasta Aditya, kelas X IPS 5,yang kemaren nembak Freda." Jawab Clevo.

"Bram? Itu mah adek aku." Ucap Agas yang mana membuat suasana kelas XII IPA 1 kembali menegang

avataravatar
Next chapter