webnovel

Kecil-Kecil Mantap

"Kecil amat sih nih, nggak bisa masuk kan," ucap Monsyie

"Pelan-pelan," sahut Owen.

"Argh... Dorong-dorong," teriak Monsyie.

"Etdah, salah kamu juga kekecilan, masa punyaku yang udah kecil ini nggak bisa masuk," ucap Owen.

"Tiiidaaaakkkk..." Seon berteriak dari kejauhan menghampiri mereka sambil menggepalkan tangannya.

Monsyie langsung terdiam ketika kepergok Seon.

"Bubar-bubar," ucap Seon memayunkan bibirnya dengan kecemburuan.

"Pak Sutradara lihat Seon mengganggu kita," lapor Owen.

"Cut... Cut... Seon kembali ke kasur kamu, nanti kamu dapat gilirannya juga," ucap sutradara Dolpin.

Idol lain tercengang mendengar itu,

"Eh maksud saya ke kursi, lanjutkan Owen," ucap Sutradara.

Seon dengan muka kesalnya melipatkan kedua tangannya ke perut. "Hih aku yang ngundang malah nggak dapat bersenang-senang," desusnya.

"Seon," panggil seseorang, Seon menoleh ke arah suara dan kembali ke kursinya.

"Action," Intruksi Sutradara memulai kembali syutingnya.

Monsyi mencoba mengatur akting emosinya kembali.

"Tenang Monsyi kamu diam aja, biar aku sendiri yang memasukannya," ucap Owen mengambil alih posisi.

"Oh Nooo, sakit pasti kalo di paksakan masuk," takut Monsyie mencoba menyerah.

"Semangat, aku mulai ya, satu, eh tunggu tarik dulu lalu dorong lagi kan," ucap Owen berkonsentrasi.

"Baiklah," sahut Monsyie perlahan memejamkan matanya sesekali mengintip apakah cicin couple yang kekecilan itu berhasil masuk ke jari tangan Owen yang kecil.

"Ngapain sih kamu milih properti ini, ini tidak akan berhasil," ucap Owen yang akhirnya juga menyerah.

"Okeh lanjut property selanjutnya, bando couple ini," ucap Monsyie.

"Nggak, itu cocoknya sama Seon, aku yang ganteng ini tak gentlemen jika memakai itu," tolak Owen.

"Hei...." teriak Seon dari kursi lain.

Owen mengambil beberapa property couple yang ada di dalam kotak yang di sediakan.

"Aku memilih ini," ucap Owen menunjukan beberapa property di atas meja.

"Heh dasar bocil," desis Monsyie.

Owen melirik tajam, "Apa kata kamu tadi?" tanya Owen agak kesal.

"Apaan, nggak ada, salah dengar kali," sahut Monsyie.

Mereka pun melanjutkan aktingnya hingga istirahat.

Seon langsung menghampiri Monsyie dan mengajaknya ngobrol di ruangan khusus istirahat, tetapi Monsyie menolak dengan alasan aturan syuting bahwa tidak boleh berkomunikasi dengan tamu undangan, padahal Seon sangat rindu dengan Monsyie dan ingin menghabiskan waktu dengannya.

Monsyie melimpir ke area lain dan berpapasan dengan seorang wanita paruh baya, "Monsyie ngapain kamu ke bidang ini? Penguntit ya? Laporan kamu belum selesai kan, cepat selesaikan dulu hari ini deadlinenya kamu tahukan," ucap Bu Kemsie dengan nada tinggi melihat bawahannya berjalan-jalan ke area yang bukan pekerjaannya.

"Iya bu, siap laksanakan," angguk Monsyie sambil merunduk menjauh dari arah sana dan tertabrak bidang badan Hery salah satu teman Seon yang satu grup idol.

Monsyie tak bisa berkata-kata lagi dengan suasana canggung itu "Apakah Herry mendengarkan perkataaan Bu Kemsie, bagaimana jika dia mendengar dan melaporkan ke Seon bahwa aku bekerja di agensy yang sama," benak Monsyie ketakutan identitasnya kebongkar.

Hery mengabaikan hal itu dia tak merasakan ada makhluk kecil yang menabraknya dia langsung pergi begitu saja ke arah lain.

Monsyie pun mencoba memanggil Hery meminta penjelasan tetapi Hery sudah tak terlihat lagi dengan kaki panjangnya itu yang berjalan entah belok kemana.

Monsyie pun mencari lokasi yang tepat untuk bersembunyi dan menelpon teman kerjanya untuk mengirimkan laporan yang sudah dipesannya.

Tetapi di balik pintu darurat itu Monsyie baru sadar ada sosok bernama Jaya salah satu teman Seon yang sedang bertelponan juga,

"Hai Monsyie laporan apa yang belum kamu kirimkan, emangnya boleh ya cuti kuliah di kampus itu?" tanya Jaya alumni kampus tersebut yang hanya mengetahui info dari Seon bahwa Monsyie sekedar mahasiswi.

"Aku kan liburan kuliahnya, bukan cuti kuliah, tapi ada beberapa laporan yang ternyata belum terkirim sehingga aku meminta teman aku yang di asrama sana untuk mengirimkannya kembali," jawab Monsyie berbohong.

"Oo,, ayo bareng, bentar lagi istirahatnya selesai," ajak Jaya.

"Ooh kamu duluan aja, ada yang ku telpon lagi," ucap Monsyie mencoba duduk di tangga darurat itu saat hendak duduk tiba-tiba telepon genggamnya berdering terlihat jelas si Seon memanggilnya sehingga Monsyie berlari kembali ke ruang syuting itu untuk pengarahan sebelum acara di mulai.

Lagi-lagi sesi selanjutnya sutradara mengintruksikan agar tamu undangan dan yang mengundang tidak boleh saling memilih, membuat Seon sangat murka.

"Tidak...Tidak... Tidak..." teriaknya Seon.

Semua anggota lain tertawa melihat tingkah laku Seon,

"Berarti Monsyie tidak bisa ngedate dengan aku lagi, aku pikir Monsyie akan memilih Hery atau Jaya untuk sesi selanjutnya,"

"Tidak akan terjadi, aku tidak ingin berurusan dengan Seon," sahut Hery.

"Yang pasti tidak dengan Hong," sahut Monsyie to the point tidak menyukai anggota yang terpopuler nomor dua dari anggota lainnya sehingga perkataan itu membuat yang lain gempar.

Ketika syuting dimulai dan bermain game Monsyie malah satu tim dengan Hong dan mereka memenangkan game tersebut sehingga Monsyie mendapatkan banyak haters live dari fans Hong, hal tersebut membuat Monsyie pingsan ditempat, Seon berlari menghampiri "Aish dia banyak pikiran." Seon menaruh kepala Monsyi ke pahanya tapi Hery mengangkut tubuh Monsyie ke luar zona kamera merebahkannya ke sofa terdekat.

"Bukankah itu hanya sebuah komentar?" tanya Sutradara mengintruksikan staf untuk istirahat sebentar karena melihat kondisi Monsyie tidak memungkinkan.

"Mungkin dia kelelehan saat lomba tadi," sahut staf lain.

Tak beberapa lama kemudian Monsyie bangun dia merasa malu dan menutup wajahnya dengan kain terdekat, "Oh tidak, tidak mungkin kan aku pingsan apakah mereka menyadari wajahku beruba menjadi anak-anak saat ingsan tadi? Aku harus menghapus videonya," benak Monsyie langsung beranjak berdiri dan menghampiri kameramen.

"Monsyie..." panggil Seon yang terkejut.

Monsyie berbalik melihat arah suara, "Oh Shiit aku lupa, dihadapan Seon aku hanya wanita biasa, aku harus lapor paman untuk mengatasi nama baik aku saat pingsan, Arghh," benak Monsyie seraya memayunkan bibirnya dan kembali ke sofa.

Seon menyodorkan air mineral, Monsyie menatap Seon penuh makna, "Maaf, Monsyie adegan pingsan tidak bisa dihapus karena itu siaran langsung,"

"Aku bisa mengeditnya," benak Monsyie.

"Kecuali selesai mengudara pun harus persetujuan sutradara," ungkap Seon lagi.

Monsyie menyadari sahabat kecilnya yang serba tahu kondisi tapi tidak membantu membuatnya makin kesal Monsyie hanya bisa merundukkan wajahnya sambil memegangi kepalanya.

"Monsyie... Ini untuk kamu," ucap Owen memberikan sebuah kotak yang bertulisan semangat.

"Apaan sih kamu kira aku bocil? Bikin mood ku makin nggak baik aja." teriak Monsyie mencoba berdiri dan lari dari sana namun di cegah Seon.

"Maaf ni tapi badan kecil mu itu memang--" ucap Owen yang perkataannya dipotong Jaya dengan pijatan kecil di pundak.

Owen berbalik arah dan menjauh dari sana.

"Maaf perkataan Owen tadi, maafkan atas komentar fans Hong," ucap Seon

"Kenapa kamu yang harus minta maaf sih Seon?" tanya Monsyie.

"Ya karena inilah dunia Modern itu," ucap Seon lupa Monsyie berasal dari desa terpencil yang akan menyinggungnya.

"Okeh, jika tahu begini aku nggak bakal terima undangan kamu, aku mau pulang," kesal Monsyie.

"Tunggu masih ada satu sesi please," pinta Seon memohon mengangkat kedua tangannya.

Monsyie mengambil tasnya dan bergegas pergi dari ruangan itu.

Next chapter