webnovel

13. Kita akan kemana?

"Itu tadi siapa kamu Ay?" tanya Alvaro saat Aily sedang menatap kosong ujung sepatunya, Aily tersentak dan langsung menatap kearah Alvaro. "Apa? kamu barusan bilang apa?" tanya Aily balik karena tidak mendengar jelas ucapan Alvaro barusan.

"Justin Justin tadi siapa kamu? temanmu yang lain? banyak juga ya temanmu." ulang Alvaro menggoda Aily, ia teringat dulu saat di kenalkan pada Robby yang katanya teman dekat Aily lalu datang juga Salsa yang juga teman dekat Aily, ia sampai mengira dalam sehari itu ia akan di kenalkan oleh lebih banyak lagi teman Aily yang ternyata hanya dua itu.

"Hah? iya teman. Oh bukan, itu teman nya temanku." jawab Aily yang kebingungan mendefinisikan hubungan nya dengan Justin.

Alvaro mengangguk paham dan melanjutkan aktivitas nya dalam memilih buku yang ia cari, sebenarnya ia sudah mendapatkan buku itu tapi entah mengapa ia masih ingin berlama-lama disini. Ia melihat Aily juga tidak terlihat keberatan disini bersamanya meskipun sudah hampir satu jam.

-

Mobil Alvaro datang di depan toko buku tempat Alvaro sekarang menghabiskan waktunya dengan Aily, bukan Alvaro yang mengendarainya melainkan ada supir di dalamnya. Tadi saat berangkat dari sekolah menuju ke toko buku, mereka berdua naik taxi karena Alvaro berangkat ke sekolah tadi tidak membawa mobilnya.

Lima belas menit yang lalu Alvaro menghubungi supirnya untuk menjemput dirinya dan Aily yang sedang berada di jalan cempaka nomor 145. Aily terlihat beberapa kali menguap saat Alvaro mengajaknya berjalan menuju rumah makan yang tempat nya tidak jauh dari toko buku yang mereka datangi tadi.

"Maaf ya, kau tadi bosan sekali ya di sana?" tanya Alvaro yang merasa tidak enak saat memutuskan untuk menghabiskan waktu sedikit lebih lama dari biasanya ia berada di sana.

Aily merasa konyol, bisa-bisanya ia menguap dengan terang-terangan di depan Alvaro langsung. Matanya bergetar saat akan menjawab pertanyaan Alvaro mengenai dirinya yang ketahuan bosan menunggu Alvaro selesai memilih buku-buku yang ingin ia beli. Padahal awalnya Aily sangat bersemangat sembari ikut melihat-lihat banyak buku disana, sayangnya buku yang di sertai dengan gambar di dalamnya tidak banyak sehingga Aily menjadi sedikit bosan.

"Hahaha.. eumm, sedikit." jawab Aily yang terlihat memaksakan tawanya karena sangat terdengar tidak natural, ia memperagakan kata sedikit dengan kedua jarinya, jari telunjuk dan jempol yang di dekatkan hampir menyatu.

"Oke, jadi sekarang kita akan pergi kemana? aku sudah sadar dengan sempurna sekarang." lanjut Aily dengan menunjukkan mata lebarnya pada Alvaro agar pria itu percaya bahwa ia sudah tak lagi bosan dan saat ia menguap barusan itu hanya tinggal sisa ia bosan tadi.

Alvaro malah tidak menjawabnya dan memberikan isyarat bahwa mereka sudah sampai, ia ingin Aily tau sendiri kemana mereka akan pergi meskipun ia masih merasa sedikit tidak enak karena telah membuat Aily kebosanan menemaninya tadi. Setidaknya ia yakin setelah membawa Aily ke tempat ini, gadis itu akan benar-benar sadar tanpa ada rasa kantuk yang bergelayut di kedua kelopak matanya.

"Aily, kamu pacaran ya sama Robby?" tanya Alvaro di saat rumah makan yang akan mereka datangi sudah terlihat, Aily terkejut karena tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Alvaro menanyainya tentang Robby apalagi mengira ia berpacaran dengan Robby.

"Hah, kenapa Varo?" tanya Aily spontan, padahal ia mendengar dengan jelas pertanyaan dari Alvaro tadi.

"Hubungan kamu dengan Robby itu sebenarnya pacaran atau bukan?" ulang Alvaro yang semakin memperjelas pertanyaan nya. "Hhh bukan, aku kan sudah pernah bilang dia itu temanku."

"Memangnya kenapa Varo tiba-tiba menanyakan itu?" tanya Aily balik dengan reflek tangan nya merapihkan helaian poni di kebelakang kan ke belakang telinga. Terlihat centil dan lucu, pasti kalau Sasa melihat ia melakukan itu sudah di pukul oleh tumpukan buku yang sering ia bawa-bawa ke mana-mana.

Alvaro jadi bingung mau menjawab apa, tapi yang jelas ia senang bisa mendengar jawaban itu langsung dari bibir Aily. Selama ini ia mengira Aily dan Robby memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman karena ke mana-mana mereka selalu berdua, Alvaro juga sering mendapati Robby masuk kedalam kelasnya hanya untuk menemui Aily saat kelas sudah berakhir.

Tetapi Alvaro tidak ingin berespektasi terlalu tinggi meskipun sudah tau Robby bukanlah kekasih Aily, bisa saja ada pria lain yang menjadi saingannya. Dari sini Alvaro semakin menyadari bahwa ia menyukai Aily, padahal sudah lama ia tidak berkomunikasi lagi dengan gadis itu.

"Tidak ada, biasanya aku melihat kalian main berdua jadi kupikir kau dulu membohingiku saat mengenalkan Robby sebagai temanmu." jawab Alvaro pada ahirnya sembari menunjuk ke arah rumah makan yang berjarak sekitar sepuluh meter dari mereka berdiri sekarang.

"Jadi kita mau makan?" respon Aily sangat memuaskan setelah mengetahui mereka akan pergi mengisi perut hingga kenyang.

Ini yang di inginkan oleh Alvaro, ia ingin melihat wajah antusias itu lagi dari wajah Aily yang pastinya karena makanan. Sepertinya akan sangat mudah mengembalikan mood Aily ketika gadis itu sedang kehilangan mood nya atau mood nya kebetulan sedang buruk kala itu.

"Kau sesenang itu ya?" tanya Alvaro yang spontan memasang badan menarik tubuh Aily mendekat karena dari arah berlawanan ada sebuah mobil yang hampir menabrak Aily. Karena saking girangnya Aily sampai hampir terluka, jadi Alvaro bingung mau ikut senang atau malah menghawatirkan gadis itu setiap kali sedang bersemangat saat mendengar kata makanan.

"Hati-hati Ay, tubuhmu cuma satu. Kita tidak bisa beli duplikat nya di toserba." ujar Alvaro yang memperhatikan Aily dari ujung kaki hingga ujung kepala jika saja gadis itu terluka setelah kejadian barusan.

"Iya maaf, aku tidak lihat tadi." jawab Aily yang masih shock dirinya hampir terserempet oleh mobil, tapi ia merasakan hal lain di dadanya. Aily merasakan degupan jantungnya yang cepat bukan karena terkejut hampir di tabrak mobil, namun karena ia di tarik oleh Alvaro dan menabrak tubuh pria itu hampir seperti pelukan.

Bagaimana ini, Aily tidak tau mengapa jantungnya bisa se berdebar ini. Rasanya ia ingin berjalan dengan jarak sedikit jauh dari Alvaro kalau tidak jantungnya bisa berdebar lebih cepat lagi. "Kau tidak apa-apa?" tanya Alvaro ketika menyadari Aily berjalan lebih lambat di belakang nya.

"Sini, kenapa jauh-jauh?" tanya Alvaro lagi ketika Aily malah mundur saat ia menghampiri nya di belakang.

"Tidak apa-apa, kita jalan saja." jawab Aily yang kemudian berjalan lebih cepat dan berada jauh lebih di depan Alvaro. Kini pria itu semakin dibuat bingung dengan tingkah Aily yang aneh.