webnovel

Prince(ss) Of Another World

Bagaimana perasaanmu saat bangun tiba-tiba kamu sudah berada dalam tubuh orang lain?

Bpinuh99 · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

Prolog

Matanya mengerjap indah saat silau mentari pagi menyinarinya. Ia kemudian mengedarkan pandangan. Sesaat dirinya tergugu di tempat, ia merasa begitu asing dengan ruangan ini. Kamar siapa ini? tanyanya dalam hati.

Perlahan dia bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menyusuri ruangan. Matanya menangkap sesuatu yang janggal ketika sebuah cermin menampilkan sesosok gadis cantik yang terlihat seperti baru bangun tidur. Dia yang penasaran mencoba mengamati, hingga kemudian dia menyadari sesuatu.

"AAAAKKKKHHHHH!!!... " Dia berteriak sangat keras dengan terus memandang ngeri kaca di hadapannya.

"Nggak mungkin! kenapa bisa? kenapa aku bisa ada di tubuh perempuan?" tanyanya syok saat mendapati dirinya terbangun dan tiba-tiba sudah berada dalam tubuh seorang gadis.

Ia yakin sosok yang saat ini tengah menatapnya di cermin adalah dirinya karena dia sadar tidak ada siapapun di sini selain dirinya. Gadis yang berada dalam pantulan cermin itu sangatlah cantik, rambut cokelat yang panjang dengan poninya yang menyamping membuat gadis itu terlihat sangat manis. Hidungnya mancung dan matanya yang besar dan tajam membuat dirinya tampak lebih sempurna.

Masih dengan rasa tidak percaya dia kemudian meraba bagian dadanya, dada yang dulunya six pack kini tampak menonjol, pinggangnya yang dulunya besar kini menjadi ramping layaknya seorang model. Kakinya pun terlihat kecil seolah bisa saja patah setiap waktu.

"Kenapa bisa jadi begini?" tanyanya pucat.

"Permisi Tuan Putri, anda sedang apa?" tanya seorang wanita paruh baya berpakaian pelayan, ia menunduk memberi salam. Wanita itu terlihat heran melihat majikannya yang berdiri di depan cermin dan memandang dirinya sendiri dengan ngeri.

"Siapa kau? Dan siapa aku?" tanya gadis itu bingung.

Wanita paruh baya itu nampak kebingungan dengan pertanyaan aneh Nona-nya. "Saya Ane, saya kepala pelayan di sini dan anda adalah Putri Lyana anak dari Duke Alexander dan Duchess Luciana. Apa Tuan Putri tidak mengingatnya?"

"Aku Lyana? Aku tidak mengingat apa-apa," ujarnya.

Tiba-tiba sepasang suami istri yang Lyana perkiraan sebagai Duke Alexander dan Duchess Luciana pun masuk. Keduanya tampak cemas setelah mendengar teriakkan anak tunggal mereka, mereka takut sesuatu yang buruk terjadi.

"Lyana syukurlah kamu sudah bangun, nak!" wanita yang bernama Luciana pun langsung memeluk tubuh gadis itu. Luciana menangis bahagia melihat putri kesayangannya sudah terbangun begitu pun dengan Alexander, meski ia hanya menampilkan ekspresi datar tapi matanya terlihat sangat bahagia.

"Maaf... tapi aku bukan anakmu! Namaku Leo bukan Lyana! Aku tidak tahu kenapa aku bisa masuk ke dalam tubuh ini, tapi sungguh aku bukan anak kalian. Aku seorang anak laki-laki!" gadis itu mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, ia ingat sekarang.

Kemarin dia pergi liburan bersama kedua temannya di sebuah villa milik kakeknya. Waktu itu Leo berniat berkeliling sebentar untuk merasakan udara segar namun nampaknya ia malah masuk ke dalam hutan dan tersesat di sana.

Leo berputar-putar di tempat yang sama seolah hutan itu adalah labirin tak berujung. Saat dirinya mulai pasrah, dia melihat sebuah cahaya di dalam sebuah gua. Rasa penasaran yang tinggi membuatnya nekat memasuki gue tersebut tanpa tahu apa yang tengah

menantinya di sana.

"--aku tidak tahu kenapa aku berada di sini," ujar Leo yang kini bernama Lyana. Gadis itu terlihat sangat frustasi.

"Kamu berhalusinasi, nak. Kamu anak kami, kemarin kami menemukanmu pingsan di dekat danau." jelas Luciana. Alexander dan Ane mengangguk membenarkan cerita Luciana. Kini mereka menatap Lyana dengan khawatir.

"Aku tidak bohong! Namaku Leo, bukan Lyana. Aku juga bukan anak kalian. Waktu itu--" belum sempat Lyana melanjutkan perkataannya Alexander segera mengangkat tangannya, "sepertinya kamu memang perlu di diperiksa kembali. Khayalanmu sangat tidak masuk akal."

Lyana menggeram tak suka, "aku tidak berhalusinasi ataupun menghayal! aku serius!" bentaknya yang langsung mendapatkan tatapan tajam Alexander.

"Kau memang harus di periksa, Ane panggilkan tabib," perintah Alexander kepada Ane, wanita mengangguk dengan hormat dan pamit meninggalkan mereka bertiga.

"Aku tidak sakit, kau lihat! aku sangat sehat. Jadi berhentilah seolah aku ini tidak normal!" teriak Lyana. Gadis itu tidak melihat ekspresi Alexander yang tengah menahan amarah.

"Cukup, kau harus di periksa," ujarnya tidak mau di bantah.

Lyana hanya pasrah saat melihat seorang laki-laki yang diperkirakan tabib datang bersama Ane untuk memeriksanya.

"Maaf Tuan Duke, sepertinya Tuan Putri Lyana mengalami cedera di kepalanya sehingga membuatnya kehilangan ingatan," jelas sang dokter dengan penuh hormat.

Alexander mengangguk kemudian mengibaskan tangannya mengusir tabib itu, sedangkan Luciana, dia menatap khawatir putrinya.

"Apa kamu tidak mengingat apapun?" tanyanya lembut. Gadis itu menggeleng bingung. Ia ingat darimana dirinya berasal namun ia tidak ingat kenapa dirinya tiba-tiba sudah berada di tubuh seorang wanita, dan tempat antah berantah macam apa ini?

"Aku ingin sendiri," ujar Lyana. Luciana yang mendengar permintaan putrinya hanya bisa mengangguk, ia merasa putrinya juga butuh istirahat.

"Baiklah, Ibu akan keluar," Luciana pun berjalan pergi meninggalkan kamar Lyana yang saat ini tengah terdiam memikirkan apa yang sedang terjadi sebenarnya.

"Sebenarnya apa yang sedang terjadi," gumamnya.

***

Keesokan harinya Leo terbangun dan mendapati dirinya masih berada di dalam tubuh gadis yang bernama Lyana. Ia kira ini hanyalah mimpi.

"Tuan Putri, ini waktunya anda bersiap untuk ke Sekolah," seorang wanita yang sedikit lebih muda dari Ane datang menghampirinya. Ia adalah Ella pelayan pribadi Lyana. Ella selalu melaksanakan tugasnya mulai dari menyiapkan makan dan memandikan Lyana.

Lyana yang belum terbiasa merasa risih saat Ella dengan luwesnya membuka baju dan memandikannya. Meski sekarang ia adalah seorang gadis tapi tetap saja dalamnya ia adalah seorang laki-laki.

"Biar aku saja. Kau keluarlah," ujar Lyana saat Ella bersiap untuk menggosok tubuhnya. Lyana merasa sangat malu sekarang. Ella tampak akan membantah namun karena Lyana yang keras kepala akhirnya pelayan itu memilih pamit untuk pergi.

Kini Lyana sendiri di sana. Gadis itu nampak merenungkan apa yang sedang terjadi padanya. Ia ingat ia masuk ke dalam gua itu namun sayangnya ia tidak bisa mengingat kejadian setelah itu. Lyana sadar dirinya kini terjebak dalam tubuh seorang gadis yang merupakan putri dari seorang bangsawan.

Lyana tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini, otaknya terlalu banyak menerima fakta yang tidak masuk di akal. Dia juga tidak bisa mengandalkan ayah dan ibu Lyana, mereka sama sekali tidak percaya dengan perkataannya. Mungkin saat ini dirinya harus mencoba menyesuaikan diri dengan tubuh barunya. Meski sulit ia harus menerimanya.

Tanpa sadar karena terlalu lama di dalam Lyana mendengar Ella memanggilnya cukup keras. Pelayannya itu pasti tengah khawatir. Lyana langsung mengambil handuk dan memakainya.

"Tuan Put--" suara Ella terhenti ketika melihat sang majikan yang akhirnya keluar, gadis itu terlihat sudah rapi dengan seragam sekolah barunya.

"Kenapa? apa ada masalah?" tanyanya saat Lyana melihat Ella yang hanya terdiam dan terus menatapnya.

"Maafkan saya, Tuan Putri sangat cocok memakai itu," ujar Ella tulus.

Lyana menatap cermin dihadapannya, di sana dia bisa melihat seorang gadis cantik dengan seragam sekolah tengah menatapnya.

"Huh," Lyana menghela nafas.