"Lalu, kita apakan anak ini sekarang?" Tanya sang suami yang bernama Joe Ilona itu kepada istrinya yang masih menatap Pangeran Damian dengan wajah penuh kebingungan.
"Aku tidak tahu, sungguh. Yang Mulia Ratu hanya memintaku untuk menyelamatkan Pangeran dan aku sudah melakukannya." Begitu jawaban dari sang istri yang bernama Kana Eve itu.
"Menurutmu apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Kana lagi, ia malah mengajukan pertanyaan yang sama kepada suaminya padahal pertanyaan itu belum terjawab sepenuhnya.
Menatap dalam ke arah Damian, Joe kembali menatap istrinya dengan sebuah pertimbangan yang muncul di dalam pikirannya dalam waktu yang singkat itu. Ia kemudian mengajukan pertanyaan lagi untuk sang istri.
"Tidak ada pilihan lain, kita bukan orang yang jahat untuk tega membuang anak yang tidak berdosa ini bukan?
Bagaimana kalau mengangkatnya sebagai anak kita?"
Sungguh tidak terduga bagaimana Joe lah yang mengajukan pertanyaan itu lebih dulu dari istrinya mengingat sebelumnya ia nampak emosi saat Damian yang baru lahir itu tiba di rumahnya.
Kana yang tidak menyangka mendengar ucapan suaminya kemudian terdiam sejenak memikirkan apakah ada yang merasuki sang suami mengingat ini pertama kalinya ia memutuskan sesuatu yang besar seperti ini.
"Tunggu dulu, apa kita sungguh-sungguh akan merawatnya dan tidak mengembalikan pangeran ke sisi Yang Mulia Raja?
Dari yang aku dengar sepertinya Raja sudah kembali ke dalam istana saat ini. Apa kita tega memisahkan Ayah dan Anak begitu saja?" Tanya Kana lagi dengan perasaan masih sedikit ragu.
"Bukannya kita tega untuk memisahkan mereka, tapi aku rasa mengembalikannya dalam situasi seperti ini bukanlah keputusan yang bijak.
Sang Ratu juga memintamu untuk menyelamatkannya, itu tandanya ia ingin anak ini bisa tumbuh besar hingga bisa merawat dirinya sendiri kelak.
Jika ia sudah mampu menjaga dirinya, kita bisa mengantarkannya kembali ke kerajaan tentu atas kemauan anak itu sendiri. "
Kata Joe yang merupakan suami dari Kana, Tabib istana yang menyelamatkan Pangeran Damian sehingga ia bisa terbebas dari iblis yang menyerang istananya itu.
"I-iyasih kau benar, tapi aku merasa sedikit bersalah pada Yang Mulia Raja. Mungkin ia akan sangat merindukan Pangeran nantinya."
"Tenanglah, lagipula kita akan mengantarkannya kembali kelak. Kita juga tidak menculiknya kan?" Kata Joe Ilona saat itu.
"Baiklah kalau memang itu keputusan yang terbaik saat ini." Kana pun setuju dengan saran Joe saat itu.
Di tengah perbincangan suami istri itu yang telah menemukan titik terang, tiba-tiba Damian menangis dengan begitu keras hingga membuat keduanya seketika menghampiri Damian yang masih berada di keranjang bayi yang letaknya di atas meja itu.
Kana yang merasa dirinya yang paling mengerti bagaimana mengurus seorang bayi itu pun mengambil Damian dari keranjang bayinya kemudian menggendongnya dengan pelan sambil menggoyang-goyangkan tubuh Damian dengan lembut.
Ia berharap dengan cara itu bisa sedikit meredakan tangisan dari Damian yang tiada hentinya itu.
"Sepertinya ia lapar, kita sebaiknya memberinya susu supaya ia tidak kelaparan seperti saat ini." Kata Joe sambil menatap wajah istrinya.
"Iya, sebaiknya kau segera pergi untuk membelinya karena anak ini tidak mungkin menunggu selamanya sampai susu itu datang ke rumah ini." Jawab Kana.
"Cepatlah!" Pekik Kana lagi.
"Baik, baik. Aku akan segera kembali, tunggulah disini."
Joe kemudian segera pergi untuk membeli susu segar dari toko yang berada tidak jauh dari rumahnya itu. Mengingat mereka hanya menjual susu segar saja, maka ia tidak punya pilihan lain.
Lagipula susu segar juga sangatlah sehat bahkan untuk seorang bayi sekalipun.
Selang beberapa belas menit kemudian, Joe pun kembali dengan langkah paling cepatnya yang mana nafasnya sudah seperti mau habis saat ia tiba di rumahnya.
"Ini! Ini, cepat berikan padanya hah, hah." Kata Joe setelah sampai di rumah.
Ia mulai mengatur nafasnya supaya kembali ke keadaan semula, sementara susu yang ia beli saat ini sudah Kana bawa di genggamannya itu.
Sembari satu tangan masih menggendong Damian, tangan satunya pun ia gunakan untuk memberikan susu segar itu kepada Damian yang sedikitnya sudah mulai tenang saat ini.
Ia memberikannya melalui botol bayi yang sudah ada di jaman itu jadi tidak perlu khawatir Damian akan tersedak saat ia berusaha memberikannya susu itu.
Beberapa saat setelah Damian selesai minum susu yang Kana berikan padanya, entah kenapa Damian mulai lebih tenang. Matanya kian berat dan dengan cepat ia pun tertidur di pelukan Kana yang sudah menjadi Ibu angkatnya itu.
"Hah.. Akhirnya ia sudah tenang." Ucap Joe lega.
"Terima kasih karena sudah sampai rumah dengan cepat. Kau bahkan membawa makanan bayi pakaian dan lainnya, aku tidak menyangka dengan itu semua."
Ucap Kana dengan perasaan senangnya mengingat suaminya sudah melakukan tindakan baik selayaknya seorang Ayah untuk anak angkatnya yang tidak lain adalah Damian.
Melihat itu mengingatkannya saat anaknya baru lahir yang mana Joe juga sama baiknya seperti saat ini.
Kenangan yang indah untuk di ingat.
---
Karena Damian sudah tertidur dan sudah tenang dari sebelumnya, Kana pun memindahkannya dari keranjang bayi itu ke tempat tidur yang tidak jauh dari sana supaya Damian bisa tidur dengan nyaman.
Kini Kana kemudian menoleh ke sekeliling rumah dan terakhir ia pun menatap wajah Joe yang masih berada di hadapannya itu seolah sedang mencari sesuatu.
"Eri, anak kita sedang berada dimana saat ini?" Tanya Kana karena ia sudah beberapa lama berada di rumahnya namun sang anak masih belum terlihat di hadapannya saat itu.
"Ada, ia sedang tidur siang di kamarnya. Mau melihatnya?" Tanya Joe yang mana ia tahu Kana sudah tidak bertemu dengan Eri selama tiga tahun sejak ia meninggalkan rumah untuk menjadi tabib istana di Kerajaan Grizelle.
"Iya, aku akan kesana sekarang." Jawab Kana yang kemudian ia pun melangkah dari tempatnya menuju ke kamar Eri, anak kandungnya.
Joe yang juga penasaran dengan reaksi Eri setelah melihat Ibu kandungnya akhirnya kembali, ia pun mengikuti Kana dari belakang menuju ke kamar Eri.
Setelah pintu dibuka, terlihat Eri yang masih tertidur pulas di tempat tidurnya sembari memeluk sebuah boneka yang lucunya sama seperti dirinya.
"Eri, bangunlah nak. Ayah punya kejutan untukmu." Kata Joe yang berusaha membangunkan anaknya itu.
"Ngg.. Ngg.." masih tidak jelas apa yang dikatakan Eri, namun ia mulai membuka matanya pelan sembari melihat ke arah sang Ayah.
Setelah menatap Sang Ayah begitu lama, ia pun tersadar jika ada seorang wanita asing tengah diam di samping Ayahnya itu. Sontak ia pun menghampiri Ayahnya sembari bersembunyi di balik salah satu legannya saat itu.
"Ayah, siapa wanita ini? Kenapa ia bisa ada disini?" Tanya Ilona Eri yang tentunya membuat sepasang suami istri itu pun menatap mata satu sama lainnya.