"Sudah, bagaimana rasanya sekarang? Apa sudah lebih baik dari yang sebelumnya?" Tanya Ratu Arrabelle setelah berhasil mengeluarkan sihir penyembuhannya itu.
"Te-terima kasih Yang Mulia, saya sudah tidak merasakan sakit lagi sekarang berkat kekuatan anda.
Sekali lagi terima kasih." Pengawal itu menjawab pertanyaan Sang Ratu dengan rasa terima kasihnya yang mana membuat Sang Ratu menhelakan nafasnya lega.
Mereka sepertinya lupa jika situasi melegakan itu tidak akan berlangsung lama mengingat iblis yang duduk sedari tadi masih belum bergeming dari tempat duduknya itu.
Ia duduk disana dengan tenang tanpa terganggu sedikitpun dengan apa yang dilakukan sang pengawal dan Ratunya. Mengingat ia bisa melihat tontonan gratis yang sangat menghibur, ia pun tidak mengganggu proses pengobatan sang pengawal karena baginya itu sangat menarik.
Menarik untuk melihat sesuatu yang dilakukan manusia yang akan menjadi sia-sia nantinya.
Kenapa iblis itu bisa berpikiran sangat jahat?
Tentu saja jawabannya karena ia adalah 'iblis'.
Pikiran jahatnya sudah terukir di benaknya dari sebelum iblis itu tercipta di dunia bawah dimana ia tinggal. Tidak ada satupun yang bisa mengubah pikiran jahat yang mengalir di tubuhnya itu selain dirinya sendiri.
"Sudah selesai mengobati pengawal yang lemah itu, Ratu?
Aku bisa saja menebas tangan satunya dari pengawal itu sekarang kalau kau tetap tidak mengatakan dimana anak itu berada.
Sebaiknya kau cepat karena kesabaranku sekarang sudah semakin menipis, jika kau ingin tahu."
Iblis itu kemudian akhirnya beranjaj dari posisi duduknya kemudian berniat menghampiri Sang Ratu yang masih berbaring itu.
Pengawal yang melihat iblis itu mulai mendekati Sang Ratu kemudian segera menghentikannya. Ia tidak akan menyerah untuk melindungi Ratunya walaupun ia sebenarnya sudah gagal untuk melindungi dirinya sendiri sebelumnya.
"Jangan mendekat!
Sudah aku bilang untuk jangan mendekat!" Pekik sang Pengawal.
Ia mengarahkan pedangnya yang ia genggam dengan menggunakan tangan kanannya karena tangan kirinya sudah tidak bisa ia gunakan sekalipun.
"Cih!" Pekik sang Iblis.
"Kenapa? Kalian menemukan anak itu?" Iblis itu kemudian menghentikan langkahnya setelah kedua rekannya menghubunginya melalui telepati.
Mereka sepertinya saling menghubungi satu sama lain untuk mempersingkat waktu pencarian mereka terhadap Pangeran Damian.
"Maafkan saya tuan, saya tidak dapat menemukan bayi itu dimanapun di seluruh istana ini.
Bahkan, kami sudah mencarinya sampai ke luar istana namun yang kami temukan hanyalah tumpukan jasat dari para penjaga yang kita bunuh tadi.
Tidak ada jasat bayi terlihat di antara mayat-mayat itu tuan, terlebih tidak ada tanda-tanda kehadiran pemilik kekuatan yang kita cari di istana ini."
Kata salah satu iblis yang mencari keberadaan Pangeran Damian di istana itu. Mereka sudah mengatakan kebenaran dari apa yang mereka lihat di sepanjang pencarian mereka, namun nampaknya semua itu tidak dapat diterima begitu saja oleh iblis yang berada di ruangan Ratu.
"Bodoh! Cari yang benar sebelum aku membunuh kalian berdua dengan tanganku sendiri."
"Ba-baik tuan."
Mereka kemudian melanjutkan pencarian di seluruh bagian Istana agar tidak ada satupun yang terlewat dari pandangan mereka.
Sementara itu di ruangan Ratu, iblis itu terlihat berbeda dari sebelumnya setelah mengetahui rekannya belum bisa menemukan keberadaan Pangeran Damian.
Ia terlihat marah sambil menatap kedua manusia yang saat ini masih berada di hadapannya itu dengan tatapan penuh kebencian.
"Kalian berdua, kembalilah kesini dan hentikan semua pencarian kalian. Kita tidak punya waktu lagi karena matahari sebentar lagi akan terbenam."
Ucap iblis yang berada di ruangan Ratu untuk meminta rekannya kembali ke ruangan itu mengingat waktu mereka untuk berada di dunia manusia sudah semakin menipis.
Memang tidak dijelaskan kenapa mereka hanya mempunyai waktu sampai sebelum matahari terbenam, namun yang pasti mereka harus kembalk ke dunia mereka sebelum waktu yang sudah ditentukan pada mereka.
Setelah mendengar sinyal dari rekannya melalui pesan telepati itu, keduanya kemudian segera kembali ke ruangan ratu setelah menghentikan kegiatan pencarian mereka itu.
Beberapa detik kemudian, ketiganya sudah berada di ruangan itu kembali tanpa membawa apapun termasuk Pangeran Damian yang hendak mereka bunuh itu.
Sang Ratu dan Pengawal istana yang melihat kedua iblis itu telah kembali kemudian dibuat bingung sekaligus takut dengan kemungkinan yang akan terjadi setelah ketiganya berkumpul di ruangan itu.
Jangankan melawan ketiganya, berhadapan dengan satu iblis saja sudah membuat tangannya lepas dari tubuhnya itu. Tidak bisa dibayangkan jika ia harus melawan ketiganya sekaligus dengan kemampuannya yang terbatas itu.
"Baiklah, karena kalian berdua masih tidak mau berbicara dimana posisi bayi itu berada maka aku tidak punya pilihan lain.
Kalian harus mati bersama dengan bayi yang kalian sembunyikan itu."
Kata salah satu iblis itu kemudian mengeluarkan sihir api yang keluar dari kedua tangannya.
Sudah bisa dipastikan apa yang akan ia lakukan dengan api yang berkobar sangat besar itu. Entah untuk membakar tubuh mereka atau untuk membakar ruangan itu, yang pasti tujuan iblis itu untuk mrmusnahkan semua yang berada di hadapannya.
"Tunggu! Jangan berani melakukan itu disini!" Sang Ratu mencoba menghentikan apa yang hendak dilakukan iblis itu di ruangannya.
Namun, usahanya tidak berhasil.
Iblis itu kemudian membakar ruangan itu secara bergantian dengan api yang sangat besar yang keluar dari tubuh mereka.
Mereka sudah tidak berhasil membuka mulut sang Ratu dan Pengawalnya saat itu, bahkan mereka juga tidak dapat menemukan keberadaan bayi itu.
Untuk apalagi mereka mempertahankan istana yang tidak ada gunanya itu bukan?
Lebih baik membakarnya sampai habis tidak tersisa.
Jika membakar istana bisa membuat bayi yang tengah bersembunyi itu ikut terbakar maka usaha mereka tidak akan sia-sia kan?
"Kita pergi sekarang, waktu kita tidak banyak."
Ketiga iblis itu kemudian pergi dari istana itu dengan meninggalkan Sang Ratu dan Pengawal yang masih berjuang melawan kobaran api yang menjalar di samping mereka.
"Yang mulia, kita harus pergi sekarang. Apinya semakin besar sedangkan kekuatan saya adalah angin. Saya tidak mungkin menggunakannya disini karena apinya pasti akan semakin membesar nanti." Kata pengawal itu panik melihat api semakin menjalar di sepanjang bangunan istana.
Sang Ratu yang mempunyai sihir air kemudian menggunakan kekuatannya yang tersisa untuk memadamkan api di sekitar mereka saat itu.
Usahanya berhasil beberapa saat setelah api di ruangan itu mulai padam oleh sihir air dari Sang Ratu.
Untuk sesaat memang berhasil, namun yang mereka tidak ketahui bahwa seluruh istana itu sudah terbakar oleh api yang dikeluarkan oleh para iblis tadi.
Jika satu ruangan saja tidak bisa mereka padamkan, maka seluruh istana pastilah tidak bisa dipadamkan juga karena kekuatan Sang Ratu sangat terbatas.
Sementara itu di luar istana, masyarakat yang mengetahui jika istana tengah terbakar mulai berdatangan untuk mencoba memadamkan api yang berkobar itu.