1 I.

"Hai!"

"Pagi!"

"Pagi Arta!"

Beberapa siswi melambaikan tangan sambil tersenyum centil ke arah Arta. Arta yang sedang duduk di depan kelas hanya diam, matanya memperlihatkan jika ia tak suka.

Siswi-siswi itu rajin menyapa Arta setiap hari, walaupun mereka tau jika Arta tak akan peduli. Mereka akan selalu menyapa jika berjumpa dengan Arta, bahkan rela menunggu Arta di pinggir lapangan jika jam olahraga.

"Aduh aduh, pagi-pagi udah ada yang nyapa aja nih!" Goda siswa yang duduk di samping Arta.

"Sttt."

"Sttt, Sttt, Sttt. Kayak ular aja!"

"Terserah Ki, terserah!" Ujar Arta lalu beranjak untuk masuk kelas.

"Eh eh, ditinggal."

Siswa itu kemudian berjalan mengikuti Arta. Kio, salah satu teman dekat Arta di kelas. Arta orang yang ramah sebenarnya, hanya saja ia menunjukkan keramahannya pada orang yang menurutnya pantas. Teman sekelas yang baik hati, Ketua kelas yang bertanggung jawab, Guru, Pelayan, beberapa temannya, dan beberapa kriteria yang hanya dimengerti oleh Arta. Siswi centil tadi? Mereka tidak termasuk.

Pagi ini kelas sangat sepi, hanya diisi oleh mereka berdua dan beberapa anak yang sedang main game di belakang. Hari ini ada kegiatan OSIS, dan hampir semua anak kelas ini mengikuti OSIS. Jika mereka ada kegiatan, kelas akan sepi.

Arta duduk di kursinya sambil memainkan ponsel. Kio berdecak kesal karena Arta mengabaikannya begitu saja.

Kio duduk di bangkunya, di sebelah Arta. "Ar, nanti sore gue main ke rumah lo ya?"

"Ngapain?" Tanya Arta dengan nada tinggi.

"Main lah, ngapin lagi?" Jawab Kio dengan nada yang tak kalah tinggi.

"Ngga ah, gk usah!"

Kio memainkan game di ponselnya "Kenapa sih?"

"Kenapa Apanya?"

"Kenapa kalau gue mau main ke rumah lo, lo selalu nolak?"

"Mau kejadian itu keulang lagi hah?" Ujar Arta dengan sinis. "Itu lo baru sekali, itu pun cuma main. Gimana kalau sering?"

"yah."

Arta memutar bola mata malas, ia memasang headset di telingannya agar tak mendengarkan ocehan Kio yang pastinya akan berlanjut.

avataravatar
Next chapter