1 Prlog

Disebuah hutan yang luas di wilayah Drypse ada sebuah hutan yang di huni oleh 7 orang.

"Ibu! Apa ibu yakin akan mengirim Jeongyeon kesana? Walaupun kak Woojin dan kak Sana ada di sana tapi dia masih terlalu kecil ibu," Seorang anak yang berusia sekitar 9 tahun berucap pada ibunya.

"Lino tenang, ada 2 kakakmu yang akan menjaganya, ibu yakin dia akan baik-baik saja," Seorang wanita paruh baya berucap membalas ucapan anaknya itu.

"Kak Lino kenapa harus khawatir? Ayah pernah bilang padaku, bahwa aku di lahirkan untuk menjadi seseorang yang kuat, ayah juga bilang bahwa aku adalah sebuah anugerah dari dewa!" seorang gadis kecil berumur 5 tahun berucap sambil melangkahkan kakinya memasuki gubuk.

"Tetap saja! Kau itu masih terlalu kecil! Aku saja yang berumur 9 tahun belum bisa berguru tapi kau!? Kau yang baru berumur 5 tahun masa sudah boleh pergi berguru," anak bernama Lino itu berucap pada adik kecilnya yang sedang memakan buahnya dengan sedikit meninggikan suaranya.

"Jeongyeon sudahlah berhenti makan kau akan terlambat nanti!" Seungyeon ibu dari Jeongyeon berucap.

Mendengar hal itu pun Jeongyeon menoleh dan mengangkuk lantas menghentikan makannya dan pergi berjalan keluar gubuk.

"Hei ku pastikan nanti kau akan lebih lama disana dari pada kak Sana!" si jail Hyunjin meledek Jeongyeon yang akan melangkahkan kakinya menuju gerobak dorong yang dibawa salah satu warga sekitar.

"Aku tidak peduli yang penting aku akan berguru," Jeongyeon membalas lalu pergi menaiki gerobak dorong itu sambil melambaikan tangannya.

"Ibu kapan aku dan Seungmin pergi?" Salah seorang dari mereka bertanya dan ibunya menoleh lalu tersenyum.

"3 tahun lagi kalian berdua akan pergi tepat setelah kakakmu Woojin pulang dan saat itulah giliranmu," ibunya menjawab dengan lembut sambil mengusap pipi anaknya itu.

"Felix kenapa kau menanyakan hal itu? aku akan berangkat besok tapi aku diam saja, kenapa sekarang kau jadi mirip seperti si bodoh Hyunjin?" anak perempuan Seungyeon yang bernama Mina berucap dan yang bernama Felix hanya cengengesan dan menampakkan deretan giginya.

"Kak Mina! Kenapa membawa-bawaku?! Aku tidak bodoh ya!" si Hyunjin langsung saja merengek kesal setelah dirinya disebut bodoh oleh Mina yang hanya menanggapinya dengan gelengan kepala dan senyum tipis.

☆☆☆☆☆.....☆☆☆☆☆

"Bambam apa kita sudah sampai?" salah seorang wanita anggun berucap setelah ia turun dari kereta kuda miliknya.

"Ibu ratu ini rumah mereka! Dari kabar yang kudengar gubuk itu adalah rumah mereka ibu ratu," Perdana menteri dari kerajaan Dypse yang bernama Bambam Ahan itu berucap sambil menunjuk gubuk yang tak jauh dari mereka.

"Kalau begitu ayo Bambam kita temui mereka!" Orang yang di panggil ibu ratu itu mengajak Bambam perdana menterinya untuk pergi.

"Hahahaha..... ibu Felix begitu ceroboh saat itu dia langsung melompat ke bunga-bunga tanpa tau kalau di bawahnya itu lumpur bu hahahahahaha... maka dari itu kemarin dia pulang dengan baju kotor... hahahahaha!" Lino tertawa terbahak-bahak saat ia mengingat bahwa Felix melompat kedalam lumpur.

"Kak Lino itu bukan salah Felix tapi itu karena Felix kurang berhati-hati saja," Si bijak Seungmin berucap pada kakaknya itu.

"Itu sama saja bodoh! hahahaha..." Hyunjin berucap sambil mendorong kepala Seungmin yang menunduk sedikit terbentur lantai gubuk.

"Ibu! Lihat kak Hyunjin mendorong kepalaku lagi," Seungmin mengadu pada Seungyeon sambil menjulurkan lidahnya lada Hyunjin.

"Hyunjin jangan begitu dia itu adikmu," Seungyeon langsung menasehati anaknya Hyunjin itu yang memang selalu bermain-main dengan adik-adiknya.

"Ibu ratu kenapa anda berhenti?" Bambam langsung bertanya saat hampir saja mengetuk pintu gubuk tiba-tiba Jimin berhenti.

"Tidak Bambam, hanya saja aku merasa mereka sangat bahagia walau tinggal di hutan seperti ini, sedangkan aku yang tinggal di Kerajaan Dypse tidak pernah mendapat ketenangan saat aku tidur Bambam, sebelum kerajaan Dypse mendapatkan seorang raja yang tepat aku tidak akan bisa tidur dengan tenang, bahkan Jaehyun sudah mengorbankan hidupnya untuk kerajaan Dypse," Jimin berucap dan hampir meneteskan air matanya namun sebelum air matanya menetes seseorang membukakan pintu gubuk itu yang langsung membuat Jimin menghapus air matanya.

"Ibu ada seorang tamu," Seungmin berucap memanggil ibunya.

"Tamu? Siapa Seungmi....nn?" Nafas Seungyeon tercekat begitu ia melihat orang yang ada di depannya ini.

"Ibu ratu? Salam ibu ratu," Seungyeon sedikit terkejut namun ia langsung memberi hormat pada Jimin.

"Anak-anak ini nenek buyut kalian ibu ratu dari kerajaan Dypse, dan ini paman kalian" Seungyeon berucap pada anak-anaknya yang terlihat bingung dengan 2 orang tamu yang datang ke gubuknya.

"Ibu ratu?! Tapi ibu untuk apa ibu ratu kerajaan Dypse dan perdana menterinya mau datang ke gubuk kecil kita ini?" Mina bertanya heran sambil memangku dagunya.

"Dia nenek kita ibu?! Aku tidak percaya ibu! Ibu pasti bohong! Itu tidak mungkin! Hidup kita dengan hidup ibu ratu saja sangat berbeda ibu bagaimana mungkin dia nenek buyut kita?" Hyunjin si tukang heboh berkata dengan penuh ketidakpercayaannya pada ucapan ibunya itu.

"Benar nak, aku ini nenek buyutmu dan ini adalah pamanmu, kami datang kesini untuk menjemput kalian semua supaya mau tinggal di kerajaan," Jimin berucap dan Bambam mengangkuk.

"Tapi bu apa saat kita datang kesana akan banyak orang yang menyukai kita?"Lino berucap bijak setelah dari tadi mencoba untuk tidak heboh.

"Nak! Jangan khawatir untuk hal itu akan ada aku dan kakekmu Jaehyun yang akan membuatmu disayangi oleh semua orang," Bambam berucap setelah sedari tadi dia hanya diam.

"Tapi itu tidak cukup, saat seseorang pergi dari satu tempat ke tempat lainnya maka orang itu harus bisa membiasakan keadaannya dengan lingkungan yang baru, tapi itu akan sia-sia jika orang disekitar mereka tidak pernah tersenyum, bersikap ramah, atau pun menyapa orang itu. Kak Woojin pernah bilang bahwa jika seseorang ingin hidup damai di lingkungan barunya maka orang itu harus bisa terbiasa dengan lingkungan baru itu dan juga orang-orang disekitar harus bisa menerima kehadiran seseorang, dengan kata lain kami tidak bisa pergi ke kerajaan jika ada dari keluarga kerajaan yang tidak menyukai atau menerima kami," Seungmin berucap pada Jimin dan Bambam yang kemudian tersenyum tipis.

"Tapi sebagai keluarga mereka harus menerima kehadiran keluarga yang lainnya juga, jika seseorang dari keluarganya mendapat hidup yang indah dan nyaman sementara keluarganya yang lain tidak maka itu akan menimbulkan rasa iri di hati orang itu, sebab itulah kami datang menjemput kalian supaya kalian bisa mengenal dan bisa memperkuat tali persaudaraan kalian," Bambam kembali berucap dan itu sedikit membuat Seungyeon tertegun lalu kemudian tersenyum tipis.

"Kalau begitu ayo kita pergi," Jimin berucap setelah melihat senyum terukir di wajah Seungyeon dan mereka pun mengangkuk.

"Bambam aku ingin kau tahu tentang anakku yang lain," Seungyeon berucap pada Bambam yang ada di depannya ini sedang menulis sebuah surat.

"Anakmu yang lain? Siapa? Dan dimana mereka?" Bambam menghentikan tangannya untuk menulis dan lebih memilih bertanya pada saudari iparnya ini.

"Namanya Woojin dia anakku yang pertama, Sana anakku yang kedua, dan Jeongyeon anakku yang terakhir mereka sedang berguru di tempat guru Dowon, kakek dari guru Jackson," Seungyeon berucap dan ucapannya itu membuat Bambam sedikit berpikir.

"Kau bilang Jeongyeon anakmu yang terakhir?" Bambam bertanya dan Seungyeon mengangkuk pasti.

"Lalu kenapa dia sudah berada di perguruan?" Bambam bertanya dengan penuh penasaran.

"Dulu ada seorang kakek tua yang berbucara tentang kehidupan Jeongyeon, dia memerintahkan agar Jeongyeon pergi ke perguruan saat umur 5 tahun, kakakmu Wonpil memberi amanah sebelum ia pergi supaya aku melakukan hal yang kakek itu bicarakan," Seungyeon berucap menjawab pertanyaan Bambam dengan detail.

"Kau antarkan surat ini sebelum kami sampai di istana! Kami harus datang kesuatu tempat dulu supaya ibu ratu bisa beristirahat," Bambam berucap memberikan surat yang ia tulis pada seorang prajurit penunggang kuda yang langsung mematuhi perintah tersebut.

"Baik perdana menteri," setelah mengucapkan hal itu prajurit berkuda itu pun langsung melajukan kudanya dengan celat menuju Kerajaan Dypse.

☆☆☆☆☆.....☆☆☆☆☆

"Yang mulia! Bambam mengirim pesan bahwa mereka sedang menuju istana bersama Seungyeon dan anak-anaknya yang mulia!" Jaehyun Dypserana seorang menteri sekaligus penasehat kerajaan Dypse berucap membaca surat yang diantar oleh prajurit berkuda.

"Kapan mereka datang?" Jinyoung Dypserana raja dari kerajaan Dypse berucap dengan nada datar dan tidak sukanya ketika Jaehyun membaca pesan itu.

"Besok pagi, Yang Mulia," Jaehyun berucap menjawab sambil tersenyum senang.

"Kalian siapkanlah banyak makanan dan bagikan pada masyarakat! Ini akan menjadi pertanda bahwa kita menerima kehadiran mereka!" Jaehyun berucap dengan lantang pada para pelayan dan juru masak kerajaan.

"Kau dengar itu? Sekarang kau memiliki saingan pangeran, bisa saja anak dari Wonpil yang tertua akan merebut takhtamu," Youngjae Braytrion Paman dari Faja Chan Dypserana berucap menghasut Chan agar membenci saudara selupunya.

"Tidak paman! Siapapun yang akan menghalangi jalanku menuju takhta harus aku singkirkan bukankah itu yang paman ajarkan padaku?" Chan berucap sambil bersmirk.

"Kau benar keponakanku, kita harus menyingkirkan siapapun yang akan menghalangi jalanmu menuju takhtamu harus kita singkirkan," Youngjae berucap sambil tersenyum jahat karena ia berhasil menghasut keponakannya itu untuk melawan kakeknya.

☆☆☆☆☆.....☆☆☆☆☆

avataravatar