webnovel

Chapter Dua

Aku seakan masih tidak percaya kalau betul-betul kembali ke masa lalu. Aku tatap wajahku di kaca,wajah cantik yang sangat aku banggakan dari muda,karena banyak laki-laki yang berlomba-lomba menjadi pacarku tetapi akhirnya aku hanya memilih seorang pelukis jalanan yang menjadi suamiku dan aku juga malah menyia-nyiakannya.

"Mi,sepertinya kita tidak jadi pergi belanja hari ini",ujarku pada mami yang dari tadi tampak heran melihat perubahan sikapku yang tidak seperti biasa

"Aduh,emang kamu mau kemana sih sayang,anak mami paling cantik"

"Aku mau beli tiket ke Korea",ujarku. Aku tidak mau menyia-nyiakan waktuku ini,pokoknya aku harus secepatnya bertemu Woojin,walaupun aku tidak tahu dimana Woojin saat ini,karena aku bertemu Woojin pada saat usiaku 25 tahun

"What!Korea?Mau ngapain kamu disana?Holiday?Kalau gitu mami ikut,kita belanja disana aja"

"Tidak mi,Lulu sendiri saja,harus ada yang Lulu lakukan disana",ujarku. Bisa gawat kalau mami ikut,yang ada nantinya aku malah gagal bertemu Woojin

"Tapi mami tidak akan biarin kamu pergi sendiri Lu,biasanya kalau kita ke luar negri selalu bersama. Pokoknya mami harus ikut"

"Tolong mi,kali ini saja biarkan Lulu pergi sendiri,boleh ya",sahutku memohon dengan wajah memelas

"Okay,mami akan ijinin kamu pergi asal sama Lucas"

"Ampun deh mi,masa sama Lucas",ujarku dengan nada kesal. Aku baru ingat di saat umur segini mami menyuruhku supaya dekat dengan Lucas anak sahabatnya yang nantinya bakal bertunangan denganku tetapi batal karena dia tidak datang ke pertunangan kami disebabkan tertangkap polisi dikarenakan memperkosa seorang gadis. Itupun sebelum aku bertemu dengan Woojin.

"Pergi bareng Lucas atau tidak sama sekali"

"Mi,gimana kalau jangan sama Lucas deh,aku pergi sama Nadin aja",sahutku menyebut sahabatku yang satu ini. Nadin yang nantinya setelah dewasa bakal menjadi seorang diplomat. Memang dari muda Nadin sudah sangat pintar dan mami sangat menyukai Nadin.

"Nadin? Boleh,kalau itu mami setuju sekali"

"Thank you mamiiiiiiiiiiiiiii,mami is the best. I love you mom",ujarku sambil mencium pipi mamiku yang satu ini

"Tapi ingat,selama di Korea kamu harus rajin nelpon mami. Pokoknya mami harus tahu kamu lagi dimana saja"

"Siap bos"

Kemudian aku bergegas mandi dan langsung pergi ke rumah Nadin untuk mengajaknya pergi membeli tiket ke Korea. Akhirnya aku sampai juga ke rumah Nadin dan aku lihat dia lagi asyik bersantai di depan rumahnya sambil membaca majalah.

"Good morning my best friend",ujarku

"Lulu? Ngapain pagi-pagi udah ke rumah gua?"

"Nad,temenin gua liburan ya"

"Liburan? Nggak salah? Emang mau liburan kemana? Gua lagi bokek gini"

"Tenang,semua gua yang bayar,yang penting sekarang kita pesan tiket pesawat,urusan visa gua udah minta tolong Uncle Jerry. Paspor loe masih berlaku khan?"

"Ada angin apa sih Lu,tiba-tiba gini. Loe habis kesambet apa?",sahut Nadin memandang wajahku

"Nggak kesambet apa-apa sih,gua hanya ingin liburan saja",ujarku berbohong

"Mami setuju?"

"Setuju aja,asal gua perginya bareng loe"

"Okelah kalau gitu,gua ikut. Terus sekarang kita mau beli tiket pesawat?"

"Yoi,ayo buruan. Loe udah mandi khan? Ohya,loe belum jawab pertanyaan gua,paspor loe masih berlaku khan?"

"Udahlah,gua udah mandi dari tadi. Paspor gua masih berlaku kok"

"Ah,syukurlah. Sekarang loe buruan ganti baju terus kita beli tiket pesawat"

"Tunggu,gua belum nanya,emang kita mau liburan kemana sih? Loe kelihatan semangat gitu"

"Kita bakal liburan ke Korea. Ini menyangkut urusan hidup mati gua"

"Maksud loe?"

"Gua nggak bisa cerita banyak,lagian kalau gua cerita loe juga nggak bakal percaya"

Setelah menunggu selama setengah jam buat Nadin ganti baju dan dandan,akhirnya kita pergi ke salah satu biro travel langganan keluargaku buat beli tiket pesawat. Tidak seperti masa depan dimana aku datang,pada jaman ini belum ada penjualan tiket pesawat secara online,walaupun di tahun 2018 juga masih banyak biro travel tetapi orang-orang lebih senang beli tiket pesawat secara online karena lebih praktis.

"Lu,kagak salah minggu depan kita pergi ke Koreanya? Mendadak banget sih",ujar Nadin ketika kami sedang makan. Setelah beres beli tiket pesawat kami menuju salah satu restoran untuk sarapan,maklum tadi aku belum sempat sarapan

"Gua malah inginnya besok kita pergi ke Koreanya,tetap apa daya visa kita belum beres"

"Lu,loe harus jujur sama gua,tadi loe bilang kita ke Korea karena ini menyangkut hidup mati loe,gua jadi nggak habis piker,emang ada apa di Korea? Loe sehat-sehat saja khan?"

"Nad,gua sudah melukai dua orang yang sangat berharga dan cintai dalam hidup ini di masa depan,dimana seharusnya gua tidak menyia-nyiakan mereka berdua,tetapi yang ada gua membuat mereka menderita. Apalagi Seonhoo,dia masih kecil tidak seharusnya gua menelantarkannya,harusnya gua memberikan kasih sayang yang banyak sebagai seorang ibu. Hoho yang malang",ujarku menangis

"Hoi Lu,loe kebanyakan nonton sinetron yak,pake bawa anak segala lagi,kita ini masih 18 tahun,baru lulus sekolah,boro-boro anak,menikah aja kita belum boleh"

"Nad,gua mau nebak loe mau kuliah ambil jurusan Sosial Politik khan di Universitas Negri di Yogya"

"Lho? Kok loe tau? Gua khan belum cerita sama siapa-siapa,orang tua aja belum gua kasih tau",sahut Nadin kaget

"Taulah,gua khan datang dari masa depan"

"Hahahaha,Lu udah deh ngelanturnya jangan keterlaluan,mana ada orang datang dari masa depan. Semua itu hanya ada di film-film saja"

"Buktinya aja ada,gua. Kalau gua nggak datang dari masa depan,kenapa gua bisa tau loe bakal ambil jurusan Sosial Politik,padahal orang tua loe nyuruh masuk jurusan Akuntansi. Betul khan? Ohya satu lagi,loe sekarang lagi cari-cari kerja sambilan khan? Dan sudah ada perusahaan yang menerima loe tetapi loe masih galau gimana bilang ke orang tua,padahal dari segi ekonomi juga orang tua loe sangat berada,mana mungkin orang tua loe mengijinkan anak gadisnya kerja sambilan",ujarku panjang lebar dan itu membuat Nadin diam seribu bahasa

"Lu,kok loe tau semua?"

"Sekarang loe percaya gua datang dari masa depan? Loe bakal bantuin gua khan?",ujarku pada Nadin yang masih terdiam tidak percaya.