webnovel

Prolog

Ada yang bilang bahwa tepat pukul 00.00 di malam pergantian tahun masehi seluruh gerbang dimensi di alam semesta akan terbuka. Akibatnya, beberapa orang yang beruntung akan mengalami perjalanan waktu ke masa lalu di saat raganya terlelap sebelum jam yang ditentukan.

Mulanya, kupikir itu hanyalah mimpi magis yang akhir-akhir ini kualami akibat keseringan membaca novel bergenre fantasi sebelum tidur. Namun dugaanku salah, cahaya putih yang tiba-tiba muncul di depanku tatkala terlelap itu tak lain adalah gerbang masuk menuju ruang dimensi waktu---yang menghubungkan seseorang dengan masa lalunya. Dan sepertinya aku memasuki portal tersebut.

Sejak malam itu, hanya ada satu jenis mimpi yang menjadi bunga tidurku. Mimpi yang selalu bersambung seperti alur drama yang memiliki ribuan episode. Mungkin terdengar agak mustahil, ketika seseorang dapat melakukan perjalanan waktu ke masa silam hanya dengan tidur.

Namun siapa sangka bahwa perjalanan waktu yang kukira hanya melibatkan orang-orang di masa laluku ternyata melenceng. Tepat di hari ketiga aku memasuki portal waktu, aku bertemu dengan seseorang yang belum pernah kujumpai di manapun di dunia ini.

"Kamu siapa?" Kataku di pertemuan pertama kami.

Ia tidak menjawab seperti yang kuharapkan. Hanya ada kerutan samar di dahinya seraya menatapku dengan sorot mata tajam seakan tak senang dengan pertanyaanku, ataukah ia tidak suka aku bicara padanya?

" Kenapa bertanya?"

Aku masih mengingat begitu jelas bagaimana intonasi suara laki-laki itu saat bicara. Seperti dugaanku ia tidak suka aku bicara padanya. Aku sih terlalu SKSD, 'kan jadi malu sendiri. Namun karena sudah telanjur basah, sekalian nyebur tidak masalahkan? Lagian dia juga tidak mengenalku buat apa malu?

"Karena ... karena aku belum pernah melihatmu sebelumnya."

"Terus?"

Terus apanya? Orang ini selain misterius juga aneh ternyata. Siapa sih dia? Tau namanya tidak, kenapa bisa muncul ke mimpi orang?

"Ya, terus kenapa kamu bisa tiba-tiba muncul di sini sedangkan kamu bukan bagian masa laluku?"

Apa? Mau jawab apa sekarang? Skakmat 'kan lo?

Entah dia mengerti atau tidak. Tapi setahuku di dimensi ini hanya ada aku yang sadar sedang melakukan perjalanan waktu dari masa depan melalui mimpi, sisanya orang yang ada kutemui di tempat ini adalah bagian dari kenanganku saja.

Hening. Aku tak mendengar suara apa pun ke luar dari bibir lelaki tadi. Apa sekarang dia telah pergi karena mengira aku orang aneh yang mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal?

Deg!

Ia ternyata masih berdiri menatapku. Entah hanya ada perasaan aku atau memang ia telah memangkas jarak antara kami menjadi sedekat ini. Iris pekat itu sudah tidak sedingin sebelumnya, tatapannya lembut seolah menyiratkan sesuatu yang tidak kumengerti.

"Aku memang bukan bagian dari masa lalumu, karena aku ...."

"Naifa!! Sudah jam sembilan kamu belum bangun?!"

Sukmaku terpaksa ditarik mendadak meninggalkan ruang dimensi waktu dan bangun dengan keadaan nyawa belum terkumpul. Ck! Mama menghancurkan mimpiku. Padahal hampir saja aku mengetahui tentang siapa laki-laki misterius yang datang ke ruang dimensi mimpi yang hanya aku mengetahui alur ceritanya.

"Iya, Ma, iya. Aku sudah bangun."

Next chapter