1 Part 1

Berkepang dua, tidak pernah memakai riasan wajah sedikitpun, dan selalu memakai kacamata bundar kemanapun ia pergi, itu style ku. Maaf aku ralat, tetapi itu style ku yang dulu.

Dulu aku di juluki sebagai Nerd Girl. Dan selalu di pandang rendahan oleh semua orang. Kecuali Dera sahabatku yang selalu ada untukku, dan Bobby.

Dulu Bobby orang yang sangat berarti untukku, ia pacarku. Ia menerimaku apa adanya, tidak pernah memandang aku sebagai seorang Nerd di depanku. Ia berbeda dengan semua orang yang selalu menjulukiku sebagai seorang Nerd. Sebab itu aku sangat mencintai lelaki itu.

Namun hingga hari itu tiba, saat aku sedang memilih buku di Gramedia, dan aku melihat Dera dan Bobby sedang bergandengan mesra melewati gramedia.

Tanpa berpikir lagi, aku langsung mengikuti mereka berdua kemana pun mereka pergi. Hingga mereka memasuki toko Dvd, yang kebetulan saat itu sedang ramai. Aku mendekati mereka diam diam, agar bisa mendengar mereka berbicara apa.

Mereka belum terdengar membicarakan apapun, selain membicarakan film film horor. Disitu aku masih bisa berfikir positif tentang mereka, yang ku fikirkan mungkin mereka tidak sengaja bertemu di japan saat menuju mall ini. Namun pikiran positif itu terhapus begitu saja saat aku mendengar percakapan mereka yang sangat menyakitkan bagiku, dan menjadi hal yang paling aku ingat hingga saat ini.

"Bob, emang gak apa apa kita jalan berduaan gini. Takutnya Aley gak sengaja liat kita berdua" Ucap Dera yang tengah memilih DvD film horor.

"Gapapa kalo leyza liat kita berdua kayak gini tinggal aku jelasin kalo kita ketemu gak sengaja di depan. Dia kan gampang di bohongin. Hahaha" Ucap Bobby tanpa ragu.

Dera hanya tertawa mendengar ucapan Bobby, dan melanjutkan memilih dvd yang akan ia beli.

"Lagian aku pacaran sama dia juga gara gara kamu comlangin aku sama dia, padahal waktu itu aku chat si leyza itu niatnya mau minta bantuan buat deketin kamu. Eh dianya malah ke geeran gitu, dan juga kamu malah nyuruh aku jadian sama dia. Yaudah aku kepaksa nembak dia agar aku bisa deket sama kamu."

Dera terdiam sesaat. "Yang aku ga enak hati nih, kenapa ya"

"Kamu kebawa suasana aja kali, gara gara ngomongin temen kamu si leyza" ucap Bobby sambil mengacak rambut Dera.

Lalu tiba tiba Bobby seperti menyadari suatu hal. "Yang, apa aku putusin di Leyza aja? aku udah ga tahan pacaran sama dia, yang dia omongin cuma pelajaran dan pelajaran terus. Trus aku juga sering di ledekin orang orang gara gara aku pacaran sama dia"

Saat itu aku sudah tak bisa lagi menahannya, aku menghampiri mereka dengan emosi yang menggebu gebu.

Dera dan Bobby terlihat terkejut melihat kedatanganku di hadapan mereka.

Aku menghampiri Bobby, dan....

PLAKKKK!!!

Aku menampar Bobby dengan keras. Aku tidak peduli dengan tatapan orang orang saat itu, yang ku inginkan saat ini hanya meluapkan emosi ku pada Bobby.

"Le..le...leyzaa" Ucap Dera tergagap, dan matanya mulai berlinang.

"Apaaa haah?!!! Mau ngomong apa lo?!!" Bentak ku tepat di hadapan Dera. Air mataku sudah tak dapat di tahan lagi, ia sudah lolos mengaliri pipiku.

"Busuk banget ya lo" Ucapku sambil menatap Dera tajam.

"Lezz tenang dulu, bisa gue jelasin semuanya lez. Ini gak - "

"Gak usah jelasin apapun! Gue udah tau semuanya. Apa yang gue liat dan gue denger barusan udah cukup jadi bukti buat gue!" Ucap ku sambil terisak.

"Bobby, Dera makasih. Makasih kalian udah ngenalin apa rasanya punya pacar dan sahabat, makasih juga udah ngenalin gue sama patah hati, kecewa dan pengkhianatan. Makasih buat segalanya." Mereka hanya terdiam.

"Bobby, Dera. Mulai sekarang lo bisa terang terangan depan semua orang kalo kalian udah pacaran. Dan hubungan kita cukup sampai disini, jangan anggap kalo kita pernah kenal." Ucapku lirih.

Tiba tiba Bobby tersenyum, "Yaa bagus lah kalo gitu, gue gak susah susah nyari alasan buat kita putus. Dan makasih juga loh lo udah putusin gue. Kita pasti bahagia kok tenang aja, ya kan sayang?"

"Lezz maafin gue..." Ucap dera lirih. "Gue udah maafin lo, tapi lo jangan anggep kalo lo pernah kenal gue!"

Saat itu aku langsung berlari dari tempat itu. Aku tak peduli dengan tatapan aneh orang lain yang melihatku berlari sambil menangis seperti ini. Hatiku sangat hancur, sakit yang teramat. aku terus berlari berharap sakit hatiku ini ikut tertinggal seperti jejak jejak kaki ku. Dan yang saat itu aku inginkan hanyalah kembali ke dalam mobil, menangis, menjerit sepuasnya hingga perasaanku mulai melega, dan kembali ke rumah lalu menceritakan semua kejadian ini pada mama.

Aku memasuki mobil, dan seperti yang aku harapkan sejak tadi. Di dalam mobil aku menangis dengan sekencang kencangnya, berharap sakit hatiku ini keluar bersama suara suaraku. Air mata ini terus mengaliri pipiku dan baju yang saat ini ku kenakan.

Aku meluapkan emosiku dengan memukuli stir mobil dengan keras, persetan dengan tanganku yang akan terluka. Yang ku harapkan saat itu hanyalah ingin menghilangkan rasa sakit ini dari datiku, dan melupakan semuanya yang telah terjadi.

Setelah beberapa menit aku menangis, perasaan ku mulai mereda. Aku meraih handphoneku yang tadi ku lempar di jok belakang, lalu aku membuka aplikasi kamera dan berkaca.

Terlihat begitu mengerikan wajahku saat itu, wajahku sembab, mata di balik kacamata yang begitu bengkak, dan rambut kepangku pun sudah acak acakan.

Saat itu aku baru menyadari bahwa dengan berpenampilan seperti saat ini sangatlah buruk. karna itulah aku bertekad untuk mengubah penampilan Nerd ku saat ini menjadi yang lebih baik.

***

"Ma, Ney mau pindah sekolah boleh?" ucapan itu keluar begitu saja dari mulutku setelah menceritakan semua kejadian yang telah terjadi hari ini pada mama.

"mama akan turutin kemauan kamu, tapi kamu hari berusaha menjadi yang lebih baik dari saat ini, dan tunjukan pada mereka yang telah menginjak nginjak harga dirimu kalo kamu bisa lebih unggul dari mereka."

"Makasih maa" ucapku sambil memeluk mama.

"Tapi kamu gak bisa langsung pindah gitu aja. Mama harus ngurusin ini itu dulu. Untuk sementara kamu sekolah dulu di sekolah kamu yang sekarang. Baru minggu depan kamu udah bisa pindah sekolah." Jelas mama.

"Hmm akan ney coba ma, Ney akan mencoba bertahan dulu dalam seminggu.

***

Aku memasuki kamar dan meraih benda pipih yang terletak di atas nakas, dan kemudian aku berniat menghapus semua kenangan tentang Bobby.

***

Aku menjalani hari hari sekolahku dengan biasanya, dan aku telah menceritakan semuanya kepata maritza, temanku yang satunya lagi. Ia sangat emosi setelah mendengarkan ceritaku.

Ia sempat akan melabrak dera, namun aku menghalanginya, karena ia malah akan memperburuk suasana. Karena saat ini satu sekolahan menghujatku. Entah anggapan mereka apa tentangku. Tapi disinilah aku korbannya. Mereka menghujatku seakan akan Bobby dan Dera lah sebagai korbannya. Aku mencoba untuk bertahan selama 1 minggu.

•••

Dan yaa sekarang hari jumat. Ini hari terakhirku berada di sekolah ini. Aku tidak memberi tahu Maritza jiga aku akan pindah dari sekolah ini. Karna jika aku menceritakan semua ini pada Maritza, ia akan mengikutiku kemanapun ia pergi. Termasuk ia pasti ikut pindah sekolah denganku. Aku tau aku egois, tapi aku hanya ingin menjalani kehidupanku yang baru, dan melupakan yang lama.

•••

"Zaa gue duluan yaa" ucapku pada Maritza yang masih membereskan bukunya.

"Iyaa, hati hati yaa my beautiful girl" ucapnya.

"erghhh geli gw dengernya zaa, jangan kangenin aku ya zaaa, tar kalo aku udah sukses pasti dateng nyamperin lo. Lo gausah cari gue dulu yaa. Daaahh byee!!!!" Ucapku langsung melenggang pergi dari ruang kelas. Karna jika aku masih berdiam diri di sana, Maritza akan menanyaiku. Dan pastinya aku akan kembali menangis. Sampai jumpa Nanti zaa, maafin aku yaa.

Aku pulang, dan menjalani kehidupanku seperti biasanya. Belajar, Nonton drakor, dan membaca webtoon.

***

Senin, 25 februari 2019

Disini aku berdiri, di depan kelas baru, calon teman baru, guru baru meja baru, kursi baru, penampilanku yang baru dan suasana yang baru.

"Ayo dek kenalin diri kamu ke teman teman mu, Cukup nama, tempat tinggal, dan asal sekolah." ucap guru tersebut.

"iya bu" ucapku sambil mengangguk. "Haloo, Selamat pagii. Perkenalkan nama saya Aleyza Naiaraputri, Asal sekolah dari SMA 23. Terimakasih, ada yang mau di tanyakan lagi?"

"Nah anak anak ada yang mau di tanyakan lagi mengenai kehidupan Aleyza?" Tanya Bu guru itu kembali pada Siswa siswinya.

"Nama panggilannya apa bu? Namanya susah banget jadi bingung nyari Panggilannya" Ucap salah seorang cewek tomboy yang duduk sendirian.

"Panggil aja Aley ataupun Nai" ucapku sambil tersenyum.

"nah anak anak ada lagi yang mau bertanya?"

"Bu mau minta no whatsapp nya boleh?" Celetuk seorang Pria.

"Kalo itu bisa di tanyakan nanti pada waktu jam istirahat ya doni"

Seisi kelas langsung tertawa.

Aku bahagia setelah melihat respon mereka sangatlah baik. Aku berharap semoga dengan pilihanku seperti ini, aku menjadi lebih bahagia di kemudian hari.

avataravatar