webnovel

Poker Berdarah

"Ughh Sial Sepertinya ini hari sialku" Teriak salah seorang pria yang sedang duduk bersama orang-orang yang mempertaruhkan nasibnya di meja judi

Tempat itu terlihat sederhana tidak glamor layaknya kasino pada umumnya hanya permainan biasa yang dimainkan para pria jalanan dengan menggunakan beberapa peralatan meja bekas serta kartu lusuh.

Namun para gelandangan pun sering bermain ditempat tersebut dengan tujuan meraih uang yang berlimpah.

Disudut kota seorang pria dengan topeng memantau kegiatan mereka kemudian mendekati para pemain tersebut serta memberikan Isyarat untuk bermain sebagai bandar.

Awalnya seluruh pria yang ada di tempat tersebut hanya tertawa meledek namun ketika pria tersebut mengeluarkan sejumlah uang tunai sebesar 15000$ para pria tersebut memandang satu sama lain dan mempersilahkan ia untuk menjadi bandar dalam permainan tersebut.

Para pengemis yang bermain hanya menatap satu sama lain, dan terlihat sedang meremehkan pria tersebut kemudian saat permainan di mulai ia pun membagikan kartu secara acak dan anehnya permainan selalu dimenangkan oleh pria tersebut dan membuat frustasi para pemain yang notabene adalah gelandangan dan pengemis.

Saat memasuki ronde kedua salah seorang gelandangan mencoba bermain curang namun anehnya ketika ia mulai bermain dengan curang tangannya tiba-tiba tersayat oleh sesuatu.

Pria bertopeng itu pun berbisik secara perlahan " Dilarang curang dalam permainan . "

Gelandangan itu pun berdiri dan menarik kerah pria bertopeng itu dan ia hanya berkata dengan perlahan"apa aku perlu memeriksa semua kantong kalian? "

Melihat kejadian itu gelandangan lain pun memandang wajah satu sama lain dan menarik rekannya kemudian memeriksa kantongnya.

Betapa terkejutnya mereka melihat di kantong pria tersenut terselip beberapa kartu As.

Kemudian gelandangan lain yang menjadi penonton mulai mengerumuni pria tersenut dan menghajarnya hingga babak belur.

Ketika mereka disibukkan dengan hal lain pria bertopeng itu pun mengeluarkan beberapa belati dan melempari mereka semua hingga tidak ada satupun yang tersisa.

Dan ia hanya melangkah pergi sembari meninggalkan kartu Joker di badan mayat.

Keesokan harinya kantor polisi dihebohkan dengan penemuan mayat para gelandangan yang tergeletak di sudut jalan sembari memegang kartu Joker.

Dan salah seorang dari mereka ada yang berhasil selamat dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Ketika sadar dua Orang polisi bernama Joseph Blanche dan Derby Watkins mendatangi orang tersebut dan mulai menanyakan kejadian yang terjadi.

Namun mulut pria tersebut hanya mengucapkan kata "Joseph tidak bersalah dia hanya mencoba untuk mencari uang tambahan untuk anaknya".

Kedua polisi itu pun hanya menatap satu sama lain sembari melangkah menjauhi pria tersebut

" Sialan dia punya nama yang sama denganku "Keluh Joseph.

"Kuharap nasibmu tidak sama sepertinya, Aku tidak tau apakah ini memang suatu kesengajaan atau memang ada motif lain dari pembunuhan ini "Jawab Derby yang satunya.

" Owwhh Ayolah Derby ini hanya suatu pembunuhan biasa saja bukan? "Keluh Joseph.

"Joseph ku harap kau diam jika tidak mengerti akan kronologi kejadian ini" Jawab Derby sembari mengusap kepalanya.

Mereka berdua pulang ke kantor dengan kebingungan dan ketika sampai di kantor seorang polisi wanita mendatangi Derby dan berkata"Derby Komisaris mencarimu, katanya ada hal penting yang harus disampaikan . "

Derby pun berdiri dan melangkah menuju ruangan Komisaris Polisi dan ketika ia sudah sampai di depan pintu ia menarik nafas dan masuk ke dalam ruangan.

Di dalam ruangan terlihat seorang pria Tua dengan kacamata sedang memeriksa beberapa berkas.

Derby pun mengangkat tangan dan memberikan penghormatan seraya berkata "Lapor letnan Derby Menghadap"

Pria itu pun menoleh dan berkata "Ahh Derby kau datang tepat waktu. "

Kemudian ia pun merogoh beberapa kertas sembari berkata"Kita punya tugas untuk menyelidiki kasus pembunuhan yang baru saja terjadi. "

"Ku harap kau bekerja maksimal karena ini adalah perintah langsung dari pusat, dan sebelum tim dari FBI turun tangan kasus ini harus rampung,kau tau bukan jika sampai mereka turun tangan markas kita bisa berantakan karena ulah mereka" Ucapnya sembari melirik Derby.

Kemudian Derby pun mengangguk menandakan bahwa ia mengerti apa yang diperintahkan dan pergi dari ruangan tersebut.

Di luar ia disambut Oleh rekan kerjanya yang bernama Martis.

"Derby, kita kedatangan tamu lagi dari kasus pembunuhan yang baru saja terjadi" Ucapnya sembari memberikan beberapa Dokumen.

"Baiklah, bisa kau bawa ia ke ruanganku?, aku perlu berbincang terkait kasus pembunuhan ini" Tutur Derby.

Kemudian Setelah selesai berbicara dengan Komisaris, Derby pun menuju ruangan bersamaan

Dengan Martis yang mengantar Seorang wanita tua ke dalam ruangan Kerja Derby, yang kemudian keluar sembari menutup pintu perlahan dan pergi.

Wanita itu sedikit ketakutan ketika melihat Derby, namun Derby hanya tersenyum dan berkata "Tidak perlu takut kami Polisi bukan penjahat, aku hanya perlu menanyai mu terkait beberapa insiden yang menelan Korban".

Kemudian wanita tua tersebut pun perlahan mulai tenang dan berkata " aku tidak tau harus berkata apa Detektif, Yang ku lihat waktu itu sedikit membuatku kepikiran dan perlu ku jelaskan sebelum aku melupakannya. "Tuturnya sembari memakai Kacamata Miliknya.

Kemudian Derby memberikan beberapa Dokumen terkait pembunuhan tersebut dan berkata " Apakah kau mengenali mereka? "

Wanita tua itu hanya melihat beberapa foto dan menunjuk salah seorang dari foto tersebut.

"Dia adalah Froster dia gelandangan yang selalu meminta makanan ke tempatku dan aku sering melihatnya bermain Judi di tempat tersebut dan sampai pada akhirnya aku melihat adegan yang mengerikan di depan mataku".Tutur Wanita tersebut sembari membenarkan Posisi Kacamatanya.

Kemudian ia melanjutkan perbincangan tersebut dan menjelaskan mengenai pelaku.

tak berapa lama Derby pun membuka Laptopnya dan mengetikkan sesuatu sembari berkata" Hmmm. Topeng?, aku punya beberapa Refrensi Topeng yang kau maksud, Tapi apakah Topeng ini benar? "Ucap Derby sembari membalikan arah laptopnya dan menunjuk salah satu topeng dilayar.

" Tidak detektif, topeng itu tidak seperti itu mungkin kau sedikit menghubungkan semuanya mengenai Jester, atau hal-hal lain mengenai badut gila namun topeng yang dimaksud tidak seperti itu"Jawab Wanita tersebut.

Setelah itu mereka melanjutkan pemeriksaan dan diakhiri dengan perginya wanita tua tersebut.

"Ini sudah larut malam, kami bisa mengantarkanmu pulang" Tutur Derby.

"Terimakasih, tapi tidak Detektif aku bisa pulang sendiri, jika aku pulang dengan diantar mungkin suamiku akan khawatir. Terlebih lagi aku bersama polisi" Jawabnya dengan senyuman.

"Baiklah, Hati-hati dijalan nyonya" Jawab Derby sembari menutup pintu.

Diperjalanan Pulang Wanita tua itu merasakan perasaan janggal sepanjang jalan ia menatap sekitar dan melihat kebelakang nya dan tidak ada seorangpun.

Ketika ia melanjutkan perjalanan langkahnya terhenti melihat Seorang pria dengan topeng kelinci berdiri di tiang lampu sudut jalan sembari memainkan sebuah bola kecil berwarna merah.

Tak sampai disitu, ia pun merasakan kehadiran dari seseorang dibelakangnya.

Ketika ia berbalik badan, ia melihat seorang pria menggunakan topeng badut berdiri di depannya dan pria tersebut langsung menikam nya berkali-kali hingga ia tak bisa bergerak dan kemudian pria tersebut menyayat leher wanita tersebut hingga hampir putus dan wanita tua tersebut pun tewas.

Sementara di dalam kantor Derby masih mencari petunjuk mengenai keberadaan pelaku yang dimaksud.

dan tanpa disadari Pelaku Yang dimaksud sudah melakukan Aksinya Kembali.

Have some idea about my story? Comment it and let me know.

Brokenstatuecreators' thoughts
Next chapter