webnovel

Please, can you?

Aku siap menjadi pelindungmu, sahabat (1)

"Kak Yuna, bangun... !" teriak Yohan yang sedang membangunkan kakaknya itu.

"Hmm...." gumam Yuna yang masih di alam mimpinya.

"Cepat bangun... Yohan sudah buatkan Kakak sarapan. Kak bangunn... Nanti sarapannya keburu dingin... ppalli..." Yohan menarik Yuna dari selimut, supaya bangun.

"Ne... ne... Kakak bangun. Kakak mamdi dulu, kau tunggu saja di meja makan" Yuna meranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.

"Setelah mandi, langsung turun kebawah! Jangan tidur dikamar mandi! Arraseo?" teriak Yohan

"Emm... Arasseo" balas Yuna

15 menit kemudian

Yuna turun dan menuju ke meja makan

-Ruang Makan-

"Maaf, kalau beberapa hari ini kakak merepotkanmu yang harus membangunkan dan membuat sarapan untuk kakak dan dirimu"

"Tidak usah minta maaf, Yohan mengerti apa yang sedang kakak alami. Seharusnya Yohan yang minta maaf ke kakak yang harus menanggung semua ini, seharusnya baj*nga* itu! Bukan kakak! "

"Yohan, jaga ucapanmu! "

"Kak! Kenapa sih kakak selalu membelanya!"

"Yohan! Ka-"

"Cukup kak! Yohan bosan dengan alasanmu itu! Yang selalu membelanya! Lebih baik Yohan berangkat!" Yohan mengambil tas dan menggembloknya, lalu pergi dengan menutup pintu yang cukup kencang

Brukk...

Yuna hanya bisa bersabar, karena Yuna sangat yakin suatu saat nanti Yohan bisa mengerti, memaafkan dan menerima ayah kandungnya itu. Yuna mengambil piring-piring dan membersihkannya lalu siap-siap berangkat untuk melamar pekerjaan.

Saat dijalan tiba-tiba ponselnya berdering menandakan pesan masuk. Yuna mengambil tanpa disadarinya, ia menabrak seseorang

Bruk...

"Ahh... maaf maaf aku tak sengaja"

"Iya, saya juga minta maaf" ucapnya lalu pergi seperti orang yang ketakutan dan terburu-buru dan seperti di kejar-kejar. Yuna pun menghampiri orang itu dan menahannya.

"Emm... maaf jika saya lancang, sepertinya anda terlihat ketakutan dan anda seperti dikejar-kejar"

"Saya tidak apa-apa, kalau begitu saya permisi" orang itu berjalan dengan tempo cepat tetapi tidak berlari, jalan cepat. Tak lama seorang pria lewat yang terlihat sedang mengejar wanita tadi.

"Ah mungkin perasaanmu saja Yun" batin Yuna.

"Shiro!"

Teriakkan itu cukup keras dan menghentikan langkah Yuna yang sedang ingin melanjutkan perjalanannya. Yuna mengikuti asal suara tersebut, seperti suara wanita tadi yang tidak sengaja ia tabrak. Ternyata benar, suara tadi itu wanita itu. Yuna tak tega dengan wanita itu, bagaimana tidak? Wanita itu dikasari oleh pria itu.

"Sudah ku bilang, aku tak mau!"

"Sudah ku bilang jangan berteriak didepan ku!" pria itu ingin menampar wanita itu dan wanita itu sudah menutup matanya. Tetapi aku menahannya.

"Lepaskan tanganmu, dari tanganku!"

"Baiklah!" Yuna melepaskan tangan pria itu dengan kasar.

"Apaan kau membawanya pergi!" ucap pria itu saat melihat Yuna membawa wanita itu pergi. Yuna tidak mendengarkan pria itu dan tetap membawanya pergi.

"Yak!" pria itu menaham tangan satu lagi wanita itu

"Lepaskan tangannya!"

"Tidak!"

"Lepaskan! Kau itu siapa nya l, hah?!"

"Aku sahabatnya! Memangnya kenapa, hah?!" Yuna menginjak yang cukup keras ke kaki kanan pria itu. Reflek pria itu melepaskan tangan wanita itu dan merintih kesakitan. Kesempatan itu tidak di sia-sia kan oleh Yuna. Yuna membawa wanita itu kerumahnya. Karena takut pria tadi mengasarinya lagi dan wajah wanita itu ketakutan dan kedua matanya terlihat bengkak, akibat menangis.

Terimakasih sudah membaca cerita pertamaku

Semoga suka

Jangan lupa meninggalkan jejak vote and comment

Aku mohon jangan comment negatif

Karena aku juga punya hati

Thankyou