webnovel

Renia-Crishtan-Vyrlan (1)

Renia meletakkan pesanan Oma Ratna sesuai instruksi Sovie, sepotong red velvet cake, brownies coklat, macaron dan secangkir kopi hitam beserta mineral putih dan lemon tea.

" Kalau begitu saya pamit, Oma " ucap Renia tidak mau mengganggu obrolan keluarga ini.

" Duduklah di sini, sayang " cegah Oma dan menepuk kursi kosong di dekatnya agar Renia duduk menemaninya.

" Tapi Oma ... " ucap Renia sungkan. Ia tidak bisa berlama-lama di sini, rasa canggung menggelayuti pikirannya.

" Duduklah, seperti biasa Renia. Kamu selalu free 30 menit untuk menemani Oma kalau di sini " ucap Sovie mendukung ajakan Oma Ratna yang sangat di mengertinya.

" Baiklah Oma " ucap Renia pasrah dan mengambil posisi dekat Oma Ratna dan kebetulan itu berdekatan dengan Vyrlan. Renia melirik sesaat pada Vyrlan yang tampak santai menikmati kopi hitamnya tanpa memedulikan pembicaraan di sekitarnya.

" Oh iya, Renia kamu belum kenalan dengan cucu Oma yang paling tua, namanya Crishtan " ucap Oma melihat Renia penuh kasih dan bergantian menatap Crishtan.

" Salam kenal " ucap Crishtan mengulurkan tangannya dan langsung disambut uluran tangan Renia dengan senyum manisnya.

Vyrlan menangkap senyuman itu dan berdehem, ia tidak suka wanitanya berlama-lama berjabat tangan dengan laki-laki lain dan itu berlaku untuk sepupunya juga.

Tanpa sadar mendengar deheman Vyrlan, Renia menarik tangannya. Diliriknya Vyrlan yang tetap pada posisinya-menyeruput kopi hitamnya dengan acuh tak acuh.

♡♡♡♡♡♡

Obrolan itu belum juga berakhir. Renia telah meminta pamit sejam yang lalu untuk kembali bekerja. Rasa segan pada rekannya membuatnya harus mengakhiri obrolan bersama itu walau ia hanya menjadi pendengar yang baik.

Ketika jam istirahatnya tiba obrolan itu sepertinya belum berakhir juga, karena sedari tadi ia tidak melihat satu orang pun yang keluar dari ruang privat. Renia menghembuskan nafas kasar, hari ini sangat lelah dan ia butuh istirahat sejenak di taman belakang.

Akhirnya Renia istirahat, di samping ruang privat, tempatnya cukup tersembunyi. Renia termasuk gadis yang tertutup tapi tidak sombong-hehe.

Iyah, dia sangat butuh istirahat sendiri. Dengan tidur sejam itu akan memulihkan staminanya untuk bekerja di apartemen itu. Ia tidak mau tertidur lagi seperti semalam.

--

Kening Renia berkerut, di buka matanya perlahan.

Deg!

Senyuman seseorang langsung terpampang di manik matanya. Spontan Renia akan beranjak, keningnya beradu dengan wajah yang merunduk tersebut.

" Akh ... " Renia meringis kesakitan. Begitu juga dengan orang tersebut.

Renia memegang kepalanya, menahan rasa sakitnya.

" KAMU! " Renia mencoba untuk mengambil posisi duduk, tapi badannya tertahan oleh telunjuk Vyrlan yang mengena di keningnya.

" Istirahatlah, aku sedang berbaik hati menjagamu " ucapnya datar.

" Aku tak butuh di jaga " Renia merasa tak nyaman dengan kondisi ini, berapa lama laki-laki ini duduk di sini, di saat ia terlelap dalam tidur siangnya.

Vyrlan tidak menggubris ucapan Renia. Ia hanya diam memainkan smarthphonenya.

" Janji hari ini terpaksa aku batalkan " ucap Vyrlan memecah pikiran Renia. Dan hal itu yang paling di tunggu Renia.

" Tapi besok, aku akan menjemput kamu ke rumah untuk kencan pertama kita " lanjutnya.

" Aku tidak suka penolakan dan alasan, karena aku tahu besok, hari liburmu. Jadi dandanlah yang manis buatku, Sweety " ucap Vyrlan beranjak dari tempat duduknya setelah serangan kilat di kening Renia.

Ia pergi dengan senyuman menggodanya tanpa peduli dengan reaksi Renia.

♡♡♡♡♡

" Hahaha ... , cucuku yang satu itu telah bertindak sebelum aku merencanakan sesuatu buat dia " suara tawa puas keluar dari Oma Ratna. Membuat Danny kikuk sendiri, karena ia harus berkomplot dengan Oma Ratna dalam pengintaian mereka, setelah pertemuan di kafe tadi.

Mereka tidak sengaja menemukan dua orang tersebut. Sebenarnya Oma Ratna ingin merancang pertemuan pertama untuk Crishtan tapi sesuatu yang tak terduga, Oma Ratna melihat Vyrlan meletakkan kepala Renia di pahanya dan mengelus lembut kepala gadis itu.

Momen itu tak lepas dari bidikan Oma Ratna. Nenek energik itu, tiada henti senyum-senyum senang. Ia seperti mendapatkan joker di tangannya.

" Lalu, bagaimana dengan tuan Crishtan, nyonya? ".

Oma Ratna menghentikan tawanya. Ia teringat dengan cucu tertuanya tersebut.

" Kita rencanakan plan B ".

Danny mengagukkan kepalanya, mengerti.

♡♡♡♡♡♡

Seperti biasa setiap pulang dari kafe, Renia bekerja di apartemen Crishtan, tanpa ia sadari kalau pemiliknya adalah laki-laki yang baru berkenalan dengannya tadi pagi.

Pekerjaan telah selesai, tinggal membuat makan malam, tapi hal itu di urungkannya mengingat majikannya itu belum pulang atau benar-benar tidak akan menempati apartemen ini.

Akhirnya, Renia memutuskan untuk pulang, agar ia bisa mengistirahatkan tubuhnya. Besok hari liburnya, setidaknya ia akan bisa tidur sepanjang hari.

Baru akan melangkahkan kaki, terdengar suara pintu terbuka. Pemilik apartemennya kembali dan itu kesempatan bagus bagi Renia.

Kedua saling menatap dengan pemikiran yang berbeda. Yang jelas rasa terkejut luar biasa menghantam Renia.

Laki-laki yang berkenalan dengannya tadi pagi, cucu tertua Oma Ratna.

Laki-laki itu tersenyum padanya, membuat Renia kikuk dan tak percaya kalau pemilik apartemen ini adalah Crishtan.

" Apa aku membuatmu terkejut " ucap Crishtan sembari melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu kemudian mengambil sendal rumah.

Renia masih bertahan dalam diamnya.

" Renia " panggil Crishtan dengan senyumnya yang khas.

" Ah .. iya, mm ... maaf " ucap Renia gugup, sedetik kemudian ia menormalkan kembali pikirannya.

" Jadi ini apartemenmu? ".

" Apa kamu mau berdiri di sana terus ".

" Akh, iya " Renia mengikuti langkah Crishtan dan laki-laki itu melangkah menuju kulkas dan mengambil air putih di dalam botol minum dan meneguknya menyisakan seperempatnya. Renia masih berdiri di dekat meja makan.

" Apa ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan " ucap Crishtan menarik kursi meja makan dan duduk menatap Renia yang masih mematung di depannya.

" Iya, i .. itu mengenai ... " Renia menggantung ucapannya, ia gugup saat ini.

" Duduklah ".

Renia menganggukkan kepalanya dan mengambil posisi duduk di depan Crishtan. Keberanian yang telah dikumpulkannya sejak kemarin, tiba-tiba menguap begitu saja.

" Kamu tidak perlu berhenti dari sini, silakan datang seperti biasanya, tapi kalau kamu kurang nyaman, aku tidak memaksa ".

" Benarkah, aku masih bisa bekerja di sini, tuan ".

" Crishtan, kita baru berkenalan tadi pagi. Apa kamu lupa dengan namaku? " ada nada tidak suka dari panggilan itu, Crishtan tidak menyukainya.

" Maaf dan terima kasih, Crishtan " Renia menundukkan kepalanya dalam dan bersyukur Crishtan tidak memecatnya. Ia sangat butuh uang tambahan.

" Apa kamu sudah makan malam? " tanya Crishtan dan iya yakin Renia belum makan malam, gadisnya itu baru selesai dari tempat kerjanya dua jam yang lalu dan langsung menuju apartemennya.

" Bisakah kamu memasak hari ini buat kita " ucap Crishtan datar.

Kita.

Tanpa protes, Renia menuju dapur mini malis tersebut dan mempersiapkan makan malamnya.

◇◇◇◇◇◇◇◇◇