webnovel

■♡ Pulangnya Cucu Tertua

" Wah, yang habis liburan " ujar Sovie melirik manja Renia berharap ada cerita menarik yang disampaikan Renia selama liburan di Pulau Pelangi.

Seketika pikiran Renia melayang pada kejadian malam yang dialaminya bersama Vyrlan. Pengalaman yang memalukan sekaligus membuatnya susah untuk melupakan sosok Vyrlan yang telah membantunya. Selama di rumah sakit tak sekalipun Vyrlan datang untuk menyapanya atau membuat perhitungan padanya.

" Tidak ada yang menarik " ucap Renia memalingkan pandangannya, pikirannya melayang jauh pada sosok Vyrlan, laki-laki yang tidak ketahui namanya itu.

" Mmm ... sepertinya lagi memikirkan seorang laki-laki, siapakah dia yang berhasil membuat kamu seperti ini " goda Sovie.

" Ini tidak seperti yang Auntie pikirkan " ucap Renia gelagapan, mukanya bersemu merah karena malunya.

" Tapi muka kamu berkata lain, sayang " Sovie semakin menggoda Renia, sepertinya Oma Ratna berhasil menjebak Renia dan Vyrlan, batin Sovie.

" Auntie, aku mau ... ke sana dulu, mau antar pesanan ini dulu " ucap Renia buru-buru pergi sebelum Tante Sovie berhasil menguliknya.

Sovie tersenyum nakal melihat kepergian Renia. Sovie meraih ponselnya dan menghubungi Nathan.

" Kenapa mbak " jawab Nathan di seberang sana.

" Crishtan, kapan balik ke Indonesia? " tanya Sovie sambil memandang Renia yang sibuk meladeni pelanggan, dibalik ruang kerjanya.

" Tadi Crisht, meneleponku katanya pesawatnya mendarat 2 jam lagi ".

" Oh tidak, bagaimana cara membuat Renia agar bertemu dengan Crisht di sana? " ucap Sovie sedikit panik.

Ia harus melaksanakan perintah Oma Ratna mempertemukan Crisht dan Renia dengan cara yang alami dan satu-satunya yang bisa diandalkan saat ini adalah Nathan, sepupu Crisht. Kedua orang tuanya beradik-kakak. Ayah Crishtan kakak Ayah Nathan, usia Crishtan dan Nathan hanya terpaut beberapa bulan.

" Renia? " ucap Nathan terkejut, ia seperti mengenal nama yang disebutkan oleh Sovie ini.

" Iya, Renia gadis yang ingin dikenalkan Oma Ratna kepada Vyrlan dan Crishtan ".

" Jadi satu gadis dikenalkan pada kedua sepupu itu, apa itu tidak membahayakan hubungan saudara di antara mereka, mbak? " ucap Nathan tak percaya dengan rencana Oma Ratna yang berisiko ini.

" Mbak juga nggak mengerti, Nath. Tapi kalau mbak boleh berpendapat seharusnya Renia bersama Crisht karena Cristh cucu pertama-kan ".

" Iya sih mbak, tapi kalau Renia dengan Crisht usia mereka juga terpaut jauh sekitar 6 tahun sedangkan dengan Vyrlan hanya terpaut 3 tahun. Apa itu yang menjadi alasan Oma memutuskan untuk mengenalkan mereka berdua dengan Renia agar Renia sendiri yang memutuskannya ".

" Aku rasa begitu ".

" Baiklah, bagaimana kalau begini saja mbak ... " ucap Nathan menjelaskan cara untuk mempertemukan Renia dengan Crisht dan langsung disetujui oleh Sovie.

♡♡♡♡

Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

" Kenapa mesti repot kesini sih " gerutu Renia sembari membawa kotak kue dengan size mini yang dipesan oleh pelanggannya, itu seperti yang dikatakan tante Sovie padanya untuk membawakan pesanan kue ini. Sebenarnya ada Sonny yang biasa mengantarkan pesanan ini tapi entah kenapa hari ini ia memelas padaku untuk menggantikan dirinya, alasannya lagi kena diare.

Melihatnya memelas seperti itu membuatku tidak bisa menolak keinginannya ditambah tatapan tante Sovie yang tajam karena kami berdua tarik ulur, karena takut mengecewakan pelanggan yang katanya bakalan check in dalam waktu kurang dari dua jam.

Renia melihat sekeliling dan mengotak-atik ponselnya menghubungi nomor pelanggannya tersebut, namun tak berhasil tersambung.

" Apa ini bukan nomornya " Renia mulai tampak kesal, apa jangan-jangan ini nomor iseng yang mengganggu tokonya. Modus, berpura-pura pesan di toko kuenya.

"Bagaimana ini, tiga kali ditelepon tidak juga diangkat, apa aku harus kembali atau menghubunginya lagi " ucap Renia menggedumel sendiri sembari mencari tempat untuk merehatkan kakinya.

Orang-orang silih berganti berlalu-lalang di hadapannya, Renia menghembuskan napasnya dengan kasar.

" Kalau tidak juga terhubung, apa pun yang terjadi, aku tak peduli. Tinggal bilang tante Sovie kalau pelanggannya kabur " gumam Renia sembari berdiri dan menghubungi nomor tersebut sekali lagi. Ya, untuk terakhir kalinya.

Ckkk, tak terhubung. Renia memutuskan untuk pergi, membalikkan badannya mengambil kotak kue tersebut dan berbalik untuk pergi. Namun sedetik kemudian, badannya menabrak seseorang, pandangannya tertuju pada dada bidang seseorang dengan bau mint yang khas, khas parfum pria.

Renia mendongakkan kepalanya. Benar, yang di hadapannya seorang pria tinggi berperawakan tampan dan berkarisma. Mengenakan setelan kemeja putih polos dan celana goyang yang pas di kaki jangkungnya.

Ssst, Renia kesal pada dirinya terutama matanya karena seenaknya memberi penilaian pada seseorang yang tidak di kenalnya sama sekali.

" Maaf aku tidak sengaja " ucap Renia akhirnya, tersadar untuk menghentikan penilaiannya dan mundur beberapa langkah dari hadapan pria itu, namun sejurus kemudian kakinya terhalang kursi yang berada di belakangnya dan membuat tubuhnya hilang keseimbangan.

" Hati-hati " ucap laki-laki itu bersuara, suara berat yang menggoda dan menangkap tangan Renia dan melempar Renia pada pelukannya.

Renia gelagapan dan mendorong laki-laki tersebut untuk membuat jarak, " Terima kasih " ucap Renia malu dan berpamitan padanya.

" Hai " ucap laki-laki itu memanggil Renia sembari memperlihatkan kotak kue yang menggantung di tangannya.

" Ambil saja " teriak Renia berlalu mempercepat langkahnya. Agar rasa malunya di hadapan laki-laki itu segera berlalu di dalam pikiran laki-laki tersebut.

♡♡♡♡

Sementara itu di suatu sudut.

Dua insan yang memperhatikan mereka di balik tanaman hias yang cukup tinggi untuk menutupi pengintipan mereka tampak kecewa dengan pertemuan Renia dan Crishtan yang di luar ekspektasi mereka.

" Mbak, sepertinya rencana kamu kurang berhasil ".

" Tidak, ini malah bagus " ucap Sovie yakin dan menarik napasnya dalam. Kalau di drama-drama ini petanda untuk memulai suatu hubungan antara wanita dan pria. Tidak sia-sia, aku menonton drama, karena ini berguna untuk misi kali ini, batin Sovie senang.

" Wanita benar-benar susah ditebak " gumam Nathan ia mengalihkan pandangannya pada sahabat sekaligus sepupu jauhnya ini.

" Hahaha ... laki-laki tak kan mengerti kami, kalau kamu masih menyembunyikan hubungan dengan kekasihmu itu " ucap Sovie menusuk.

" Aku tidak peduli, selagi dia masih mau menunggu, aku akan mencari cara untuk membatalkan pertunangan sialan itu " ucap Nathan yakin kalau suatu saat ia bisa menghancurkan keinginan keluarganya.

" Kalau dia menyerah ".

Nathan terdiam, ia tidak sampai berpikiran seperti itu, kalau itu terjadi ia tidak akan mudah untuk melepaskannya, Siska hidupnya, napasnya selamanya akan menjadi miliknya.

" Dia mencintaiku, kami tidak akan menyerah " ucap Nathan yakin, menghilangkan kegusaran hatinya.

Sovie memandangi sahabatnya itu, ia tahu persis seperti apa perasaan Nathan untuk kekasihnya itu dan tahu seperti apa kekuatan keluarganya. Dan beruntung Crishtan, ia tidak mengalami hal ketat seperti Nathan walau pada akhirnya mereka harus tunduk pada pertunangan yang direncanakan. Crishtan harus bersaing dengan sepupunya yang dipihak ibu, untuk mendapatkan cinta Renia. Pertunangan yang diatur sejak lahir.

" Tapi mbak, sepertinya aku mengenal gadis yang ingin kalian jodohkan itu " ucap Nathan memecahkan kesunyian diantara mereka.

" Kamu kenal Renia? Di mana? ".

" Dia teman Siska, bisa dikatakan kalau dia itu adik angkat Siska " ucap Nathan yakin, karena ia cukup sering bertemu ataupun melihat foto dan mendengar ceritanya dari Siska.

" Kalau begitu itu semakin bagus, kita bisa dengan mudah mendekatkan mereka berdua " ucap Sovie memperbaiki posisi berdirinya, karena orang-orang di sekitar mereka memandang tajam ke arahnya dan Nathan. Kalau dilihat-lihat mereka memancing kecurigaan para penumpang yang hilir mudik dari tadi, penampilan mereka yang kekanak-kanakan sungguh bikin geli bagaimana tidak, Nathan yang biasanya tenang dan berkarisma terpaksa mengenakan setelan pantai yang mencolok ditambah kacamata hitam yang melekat di matanya dan Sovie yang anggun mengenakan setelan ibu hamil agar tak dicurigai telah menguntit Renia dan Crishtan. Benar-benar penguntit konyol.

" Aku masih bingung, mbak. Kenapa harus gadis itu yang menjadi pilihan Oma, latar belakang keluarganya tidak kuat apalagi dia hanya anak angkat dari keluarga Siska " Nathan merasa ada sesuatu hal mengenai Renia yang disembunyikan, ada rahasia dibalik ini, kalau tidak ada yang spesial dari Renia, tidak mungkin seorang Oma Ratna Nasution pewaris kekayaan Nasution di mana keluarganya masuk sepuluh besar terkaya di Asia menginginkan Renia menjadi calon cucu mantunya karena mengingat keluarga besannya yang tidak kalah berpengaruhnya.

" Nath, ayo kita kembali, penampilan ini sungguh buruk, mengenai latar Renia nanti aku ceritakan padamu" ucap Sovie menutup mukanya dengan majalah wanita yang ditentengnya sedari tadi.

Hahaha ... tawa Nathan pecah seketika, baru menyadari kekonyolan yang mereka ciptakan hari ini. Walau mengenakan setelan konyol, tidak menghilangkan kepercayaan dirinya, Nathan menggandeng Sovie dan melewati orang-orang yang memandangi mereka dengan sorotan aneh dipenuhi bisikan-bisikan aneh yang sulit mereka cerna, Ia harus membawa Sovie keluar cepat-cepat sebelum wanita ini mengamuk pada dirinya.

◇◇◇◇