JASON POV
Aku menyentuh sedikit tangan orang yang ku rindukan itu. ada haru di dalam rongga dada ku, ada kata-kata penyesalan yang tak terucapkan dari mulut ku, ada air mata yang menetes dari ke dua mataku, ada tangis tertahan di kerongkongan ku, ada rasa rindu yang bergolak saat aku melihat wajahnya.
Saat ini, aku ingin dia tahu kalau aku ada di sampingnya, tapi, mata nya tetap terpejam,
tubuhnya masih diam tak bergerak. sekitar setengah jam aku berdiri memandangi Ayahku. aku tenggelam dalam rindu, penyesalan dan kesedihan sambil menatap Ayah ku. akhirnya, aku merasakan sentuhan di bahuku,
"Ayahmu sudah melewati masa kritis. tapi masih harus di rawat untuk pemulihan kesehatan nya. mulai sekarang, aku akan selalu kabari perkembangan kesehatan ayahmu kepada mu." kata Om Piter dari samping ku.
Aku cuma mengangguk-angguk kan kepala
karena aku masih enggan untuk bicara. aku takut kalau aku bicara, yang akan keluar
adalah suara tangisan ku, maka aku memilih
untuk tidak bicara.
"Sekarang kamu ikut aku ke bawah. ada yang Om mau bicara kan dengan mu."
"Iya Om."
Aku segera mengikuti Om Piter keluar dari kamar. sebelum keluar kamar, aku mengangguk kepada Diane Sondakh
yang tetap duduk di kamar Ayahku bersama seorang perawat.
Diane pun sempat membalas anggukan ku
sambil tersenyum ke arah ku. aku mengikuti langkah Om Piter dari belakang. setelah keluar dari lift, Om Piter membawa ku ke lantai bawah dan bicara di sebuah restoran kecil.
Setelah kami duduk, Om Piter nampak menatap ku beberapa saat, kemudian dia mulai bicara.
"Kamu tahu, perusahaan Ayah mu, mengalami masalah besar sebulan belakangan ini. kinerja luar biasa dari Jayaraya Investment, membuat kinerja perusahaan Ayah mu terdesak dan sangat menurun. banyak klien potensial yang lari dan berpindah ke Jayaraya Investment,
dan banyak lagi klien yang sengaja menahan diri dan membawa keluar semua modal nya
dari perusahaan Ayah mu, saat melihat perusahaan Ayahmu, mengalami kesulitan
di pasar saham. bahkan pemegang saham terbesar ke tiga di perusahaan Ayahmu, yaitu, PT Arya Wiguna turut pindah ke Jayaraya. kakak mu, Roy. turut membuat banyak kerugian bagi perusahaan Ayahmu. dia mencoba menantang kinerja Jayaraya
dengan mempertaruhkan banyak aset di pasar saham. tindakan Roy ini, membuat kerugian semakin besar karena perusahaan ayahmu selalu kalah daat adu transaksi dengan Jayaraya Investment. awalnya kami pikir, semua kinerja hebat itu, karena perbuatan Calvin dan Suwandi Halim. tidak kami sangka, saat lewat informasi rahasia, dari mata-mata kami di Jayaraya, kami dapat info, kalau engkau lah pelakunya." kata Om Piter sambil menatap ku penuh selidik.
"Ini, aku akui Om. ini memang perbuatan ku.
tapi, aku lakukan itu, untuk menyingkirkan Calvin dari perusahaan Om. bagaimana pun
Calvin pernah menyakiti ayahku dulu, saat dia pindah dari perusahaan Ayah ku. akhirnya, Calvin berhasil aku singkirkan tapi, aku tidak sadar kalau kinerja yang kulakukan akan berdampak parah kepada perusahaan Ayah ku. aku tidak menyangka nya,Om. awalnya
aku pikir, saat Ayah, menyuruh ku masuk ke Jayaraya, maka Jayaraya akan menjadi batu loncatan bagiku untuk memperlihatkan
kemampuan ku kepada Ayahku. tidak aku sangka kalau kejadian nya akan seperti ini, Om."
"Ya....ya... kamu tidak salah. sebenarnya Om yang salah. dua tahun lalu, ayahmu telah mengusulkan kamu, menggantikan posisi kakak mu. tapi, Om menentang usul Ayah mu itu. karena Om pikir, kamu belum punya pengalaman. sekarang Om menyesal. apalagi
setelah melihat kinerja luar biasa mu di Jayaraya. dan kehebatan mu saat di Wall Street. Om menyesal karena terlambat mengetahui tentang kiprah kamu saat di Wall Street dulu. sebenarnya, kamu memang lebih pantas mengendalikan Bahari Investment
milik Ayahmu, bukan kakak mu." kata Om Piter.
Aku terdiam, Om Piter pun sempat terdiam beberapa saat.
"Masih belum terlambat. kalau kamu ingin
perusahaan Ayah mu bangkit kembali dan kesehatan Ayah mu pulih kembali." kata Om Piter sambil menatap ku dalam.
"Cara nya bagaimana Om?" tanyaku.
"Kau harus memimpin perusahaan Ayah mu,
bangkit kan perusahaan Ayah mu. aku tahu,
kau mampu melakukan nya. setelah kamu sukses, Om yakin, kesehatan Ayah mu akan segera pulih dan kau akan membuat ayahmu bangga kepada mu."
"Tapi....bagaimana cara nya? Roy masih marah kepada ku, Om."
"Sebelum Ayahmu sakit, ayahmu telah mencopot posisi kakak mu di perusahaan.
untuk sementara, semua kendali perusahaan
ada di tangan Om. Om juga sudah sempat diskusi dengan Ayah mu, saat dia sempat sadar sebentar dan kami memutuskan untuk menjadikan mu, pemimpin di Bahari Investment. soal Roy, kamu jangan khawatir,
dia tidak punya wewenang lagi di perusahaan.
bahkan dia sudah Om rumahkan. supaya dia tidak terlibat lagi dalam setiap transaksi di perusahaan. bagaimana? kamu mau kan?
menyelamatkan perusahaan Ayah mu?"
Aku harus menghela nafas beberapa kali.
karena, bagaimana pun, setelah ini, aku harus berhadapan dengan perusahaan nya Chelline.
dan Ayah Chelline. memang Winston dan perusahaan nya dari Dubai, telah berhasil
membeli perusahaan nya Chelline dan, ada ikatan hutang yang belum ku mengerti telah membelenggu Chelline.
Tapi, di lain pihak, ayahku dalam keadaan sakit, bahkan sangat sakit dan jalan satu-satunya untuk memulihkan kesehatan Ayah ku, adalah dengan menyelamatkan perusahaan Ayah ku.
Aku takut, kalau aku bisa sangat menyesal kalau aku berdiam diri dan tidak membantu
perusahaan Ayah ku, yang sedang di ambang
kebangkrutan itu. aku sangat takut.
"Baik Om. aku akan masuk ke perusahaan ayahku."
"No. bukan masuk. tapi, kamu harus memimpin perusahaan Ayah mu. kamu jadi CEO di perusahaan Ayahmu. untuk menyelamatkan dan dengan kemampuan mu
membawa perusahaan Ayah mu, melewati krisis dan bahkan menjadi pemenang seperti yang kau lakukan di Jayaraya beberapa Minggu ini."
"Baik Om. semoga aku bisa, Om."
"Jangan merendah lah. Om sudah tahu, kalau kau memiliki Insting Alien, Insting terkuat bagi seorang pialang saham. tempo hari, kami di perusahaan, tidak pernah memantau kehebatan mu di Wall Street. kami melewatkan bakat luar biasa mu, ini sepenuhnya adalah kesalahan Om. karena itu,
Om ingin menebus nya dengan cara menjual aset Om di luar perusahaan Ayahmu. merubah nya menjadi dana segar untuk modal mu melakukan transaksi besar-besaran. Om percaya kan semua nya
pada mu. Om tahu, kamu tidak akan mengecewakan Om."
"Baik Om. aku tidak akan mengecewakan
kepercayaan Om kepada ku." kataku sambil menatap wajah Om Willy. aku berjanji untuk
tidak mengecewakan kepercayaan Om Willy kepada ku.
"Bagus....bagus. Om senang mendengarnya.
dan karena kau masih baru di perusahaan, kamu akan di dampingi anak Om, Diane.
untuk mengendalikan perusahaan. itu loh.
yang tadi ketemu kamu di kamar Ayah mu."
kata Om Willy sambil menunjuk ke atas.
"Oh...iya..iya. Diane itu, tunangan nya, Roy kan?" kataku.
"No....no....pertunangan mereka telah dibatalkan." kata Om Willy.
"Ha!!! kenapa gitu, Om?" tanya ku kaget.
"Kakak mu itu, masih suka pake drug. dan Diane suka mengeluh dengan sikap kasar Roy. apalagi, mereka memang cuma dijodohkan, jadi, karena mereka tidak merasa cocok lagi. Om pun memutuskan rencana pernikahan mereka dibatalkan."
"Kasihan.... bagaimana dengan Roy?"
"Sudahlah...kamu gak usah pedulikan dia.
dia sudah di kasih kesempatan berkali-kali
tapi, dia tetap gagal. apalagi dia suka pake narkoba. sekarang, kamu konsentrasi aja
dalam menyelamatkan perusahaan Ayah mu.
Oke?"
"Oke. Om."
"Oke. besok pagi-pagi Om, Diane dan perusahaan menunggu mu. Oke?"
"Belum bisa besok Om. aku harus pindahan besok. karena aku tinggal di apartemen milik
Jayaraya Investment."
"Gak usah. besok pagi, kamu ke kantor
terus, kamu tinggalkan kunci aja. biar ku suruh orang untuk memindahkan barang-barang mu. kebetulan, ada apartemen kosong dekat kantor, yang bisa kau tempati, oke?"
"Iya Om. baik Om."