webnovel

Pialang Tampan ku

Chelline yang hendak menikah dengan tunangannya, kecewa saat menemukan perselingkuhan tunangannya. Chelline pun terlibat dalam hubungan semalam dengan seorang pemuda tampan untuk menghapus sakit hati nya pada tunangannya. Tidak dia sangka kalau pria itu akan muncul di kantor nya dan menjadi pialang andalan tunangannya. Sang pialang tampan pun terkejut karena dia bergabung di perusahaan nya Chelline, dengan niat untuk balas dendam. Apakah yang akan terjadi?

LifeWriter · Urban
Not enough ratings
59 Chs

MENJALANKAN RENCANA

CHELLINE POV

Setelah masuk kantor, aku segera eksekusi

rencana rapi dari Jason. aku segera mengalihkan semua transaksi dan semua

Klien timku kepada tim nya Jason. Naga dan Romli, anggota tim nya Jason, sampai terheran-heran saat aku menghubungi mereka

untuk mengalihkan semua rencana transaksi

dan semua klien tim ku, kepada tim mereka.

Setelah itu, aku langsung meliburkan anggota tim ku untuk hari ini. aku bahkan memberikan mereka fasilitas sauna dan makan siang sampai sore gratis di sebuah hotel, supaya mereka tidak bertanya macam-macam. aku berniat untuk melakukan hal yang sama, ke tim Pak Handoko. karena itu, aku segera mendatangi ruangan Pak Handoko.

"Pak Han....bisa bicara?"

"Oh iya, Chelline. ada apa?" mendengar itu,

aku segera menutup pintu di ruangan Pak Han, supaya, apa yang ingin ku bicarakan

dengan Pak Han, tidak bisa di dengar oleh orang yang ada di luar.

"Pak Han, percaya pada ku kan?"

"Iya iya. kemarin transaksi kita berhasil.

keuntungan banyak, aku tidak sabar lagi

untuk mulai bertransaksi," kata Pak Handoko sambil senyum-senyum.

"Tapi, bisa gak, kalau hari ini, Pak Han dan tim,

tidak melakukan transaksi dulu. karena aku

punya satu tugas buat pak Han kerja kan."

"Apa itu?"

"Aku ingin, Pak Han, mendekati beberapa

pemegang saham selain ayahku, untuk melakukan lobby, tentang kehebatan Jason. dan mendukung Jason, sebagai figur tepat

untuk menggantikan posisi Calvin saat RUPS terbatas, jumat nanti."

"Jadi, Calvin mau diganti?"

"Sstttt.....ini masih rahasia. kuharap pak Han,

bisa menyimpan soal ini."

"Tapi, akan sukar sekali, mendongkel Calvin

dari posisinya. karena dia didukung penuh

oleh ayahmu."

"Aku tahu. karena itu, kita harus dapat

mempengaruhi, semua pemegang saham

yang ada selain Ayahku, untuk bisa menyingkirkan Calvin. bagaimana menurut Pak Han? mungkinkah itu terjadi."

"Memang kemungkinan itu bisa terjadi.

karena sejak empat bulan lalu, ayahmu bukan lagi pemegang saham mayoritas dalam perusahaan ini. saham ayahmu, tinggal sekitar 35 persen di perusahaan ini."

"Mengapa begitu?"

"Karena dua belas persen sahamnya, telah dilepas ke publik dan 12 persen inilah, yang jadi rebutan publik saat ini, bersama saham dua puluh persen yang memang sudah lama dilepas ke publik. saham-saham publik inilah,

yang bergejolak naik beberapa hari ini, saat Jason melakukan banyak transaksi menguntungkan, saham-saham publik ini,

melonjak tajam."

"Kalau begitu, sisa lima persen saham, milik ayah ku sebelum nya, sekarang siapa yang kuasai?"

"Calvin."

"Hah!!! berarti saham Calvin sudah menjadi delapan persen dan berarti saham Ayah ku,

ditambah Calvin, menjadi empat puluh tiga persen."

"Tepat. dan kalau mereka berdua di dukung

oleh Pak Willy, yang menguasai dua belas persen saham, maka.....game over. mereka akan mencapai mayoritas saham, Calvin tidak akan bisa digeser."

"Berarti aku harus bisa meyakinkan Om Willy,

akan kinerja Jason. sambil menjaga saham publik untuk berada di pihak kita dan tinggal tiga serangkai, pemilik sisa saham itu yang harus dapat ku bujuk."

"Ya... Tante Meity, Om Idris dan Tante Rima itu,

kadangkala sukar untuk di setir dan pikiran mereka sangat kolot. mereka dari dulu,

percaya pada ayahmu. mereka malas untuk melihat perkembangan baru. tapi ada satu senjata yang kamu punya, untuk meyakinkan mereka."

"Apa itu Pak Han?"

"Mereka bertiga sejak dulu bersahabat dengan ibu mu. kalau ibumu yang turun tangan. keadaan mungkin akan beda."

"Baik Pak Han. aku akan membujuk ibuku untuk melakukan nya. bagaimana dengan Om Willy?"

"Willy itu, dari dulu hanya berpikir pada keuntungan. jadi aku akan mendekati nya,

untuk mulai melihat potensi Jason, yang membuat kemajuan signifikan di hari-hari ini.

dan kalau Jason mampu meyakinkan dia, saat RUPS, aku yakin dia akan membela kita."

"Bagus. berarti tinggal tersisa, saham publik

yang harus kita awasi."

"Kabar terakhir, ada satu perusahaan baru, yang bergerak aktif menguasai saham publik itu."

"Perusahaan apa itu?"

" PT.Arya Wiguna aslinya mereka bergerak

di bidang properti. mereka mempunyai

beberapa kompleks apartemen. tapi mereka juga, telah lama investasi di sebuah perusahaan saham. yaitu, Bahari Investment."

"Perusahaan nya Frans Tanujaya? saingan ayah sejak dulu itu?"

"Ya. mereka tiba-tiba menjual seluruh saham mereka di Bahari Investment ke publik, kemudian membeli saham publik perusahaan kita, melalui beberapa anak perusahaan

mereka."

"Apa kepindahan mereka itu, tidak mencurigakan?"

"Aku tidak tahu apa maksud mereka. mungkin memang mereka hanya mencari keuntungan

semata. karena saham Bahari Investment

terkoreksi dengan sangat tajam ke bawah

sementara saham perusahaan kita, melonjak tajam dalam beberapa hari ini. aku pikir, kita juga harus bisa merangkul Arya Wiguna ini,

masuk ke dalam kelompok kita."

"Ya itu harus."

"Oh ya, Pak Han menurut Jason, ada kebocoran di jam terakhir saat transaksi kemarin, sehingga tim nya, Calvin bisa memiliki transaksi yang sama persis

dengan transaksi kita dan kemungkinan besar, kebocoran itu berasal dari salah satu anggota di tim ku atau tim Pak Han. karena itu, aku telah meliburkan tim ku, dan mengalihkan

transaksi dan klien-klien ku ke tim nya Jason."

"Baik, Chelline aku akan melakukan hal yang sama. akan segera ku kerjakan. setelah beres,

aku akan mendekati Willy, aku juga ingin

Calvin terdepak. tapi, apa kau percaya kepada Jason untuk mengambil alih perusahaan kita?"

"With all my heart, Pak Han. aku percaya penuh pada nya,"setelah mendengar perkataan ku, Pak Handoko, nampak

menatap ku dalam-dalam. dia nampak berpikir dan menimbang-nimbang. setelah itu, dia menghela nafas panjang dan mengangguk setuju.

Aku segera pamitan dari Pak Han dan balik ke ruangan ku. lewat smartphone ku, aku menelpon ibuku.

"Halo."

"Ma, bisa bantu Chelline, gak?"

"Bantu apa Chelline?"

"Mama musti setuju dulu, untuk membantu Chelline."

"Iya....iya...akan mama bantu. nah, sekarang ngomong, bantu apa?"

"Chelline ingin, mama membuat pertemuan

dengan tiga serangkai."

"Maksud mu, Meity, Idris sama Rima?"

"Iya ma."

"Buat apa?"

"Pengaruhi mereka, untuk mendukung Jason,

dan mendepak Calvin dari perusahaan Papa."

"HAH!!!! ini perkara rumit Chelline. dan kalau Ayah mu tahu...."

"Jangan sampai Ayah tau! kita bergerak diam-diam, Ma. Chelline akan mengirim sekertaris Chelline, untuk membawa data lengkap tentang kehebatan Jason, seminggu ini. Sekertaris Chelline, akan pergi Bertemu mereka, bersama Mama, Mama juga harus bisa membujuk mereka. mereka kan sahabat Mama."

"Iya. Tapi...."

"Ma, ini cara terakhir bagi Chelline, untuk lepas dari Calvin. kalau gak dengan cara ini.

Chelline gak tau lagi Ma. mungkin Chelline,

akan jadi mayat hidup di rumah Calvin. tolong Ma.....Huhuhuhu."

"Baiklah. akan Mama lakukan. Mama akan menelpon mereka. kirim saja sekertaris mu itu."

"Iya, Ma. akan segera Chelline lakukan. Love you Mam."

"Love you too, Chelline."

Aku segera keluar dari ruangan pribadi ku

dan memberi instruksi kepada sekertaris ku,

untuk mempersiapkan data-data laporan,

kemenangan Jason dan laporan lengkap kegagalan Calvin di jangka waktu seminggu terakhir. aku juga memberi instruksi kepada Lidya, untuk menelpon ibuku dan siap-siap

mendampingi ibu ku saat ibuku memintanya.

Dengan semangat juang tinggi, aku segera menuju ke bagian devisa dan klien, untuk melihat daftar panjang tentang pemilik saham

publik dari perusahaan Ayah ku dan perkataan Pak Han, memang betul adanya. ada beberapa perusahaan berbeda, yang datang menguasai

saham publik perusahaan ku.

Tapi setelah diteliti secara seksama, sampai nama pemilik dan histori perusahaan-perusahaan itu ternyata mengerucut kepada satu nama, yaitu PT. ARYA WIGUNA. dan setelah kutelusuri lagi,

aku melihat keterkaitan mereka dengan Bahari Investment, saingan perusahaan Ayah ku. tapi memang, PT. ARYA WIGUNA, telah menjual semua saham mereka di Bahari Investment, secara bertahap dalam jangka waktu beberapa hari terakhir. nampaknya pengaruh Jason telah membuat perusahaan ini, berpaling ke perusahaan ayahku.

Aku segera menghubungi PT. Arya Wiguna,

untuk bicara dengan bos mereka. dari resepsionis, telepon ku dialihkan ke manajer umum.

"Halo. dengan Rendra Kresna, Manager umum disini. ada yang bisa dibantu."terdengar suara yang sangat ramah di seberang sana.

"Halo. namaku Chelline Halim, CFO dari Jayaraya Investment. aku ingin membuat janji temu, dengan pimpinan di perusahaan anda,

sehubungan dengan pembelian saham publik perusahaan kami."

"Oh...keperluan nya apa ya? boleh aku tahu,

untuk ku teruskan ke CEO kami."

"Oh. Tidak apa-apa. aku cuma ingin mewakili

perusahaan ku untuk mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung di perusahaan kami. itu saja. hal ini memang adalah tradisi di perusahaan kami. begitu."

"Kami jadi bingung."

"Bingung kenapa?"

"Karena CEO perusahaan anda, Pak Calvin Lelana, saat ini sedang berada di ruangan

CEO kami. juga untuk mengucapkan

selamat datang dan selamat bergabung Itu."

Kata-kata Rendra ini, membuat aku jadi bingung. ternyata Calvin sudah mulai bergerak. dia mulai mendekati pemegang saham baru di perusahaan ku. aku langsung terdiam. aku bingung akan tindakan ku

selanjutnya. benar-benar bingung.

Think Chelline....

Think Chelline....

Huft.....