webnovel

Pialang Tampan ku

Chelline yang hendak menikah dengan tunangannya, kecewa saat menemukan perselingkuhan tunangannya. Chelline pun terlibat dalam hubungan semalam dengan seorang pemuda tampan untuk menghapus sakit hati nya pada tunangannya. Tidak dia sangka kalau pria itu akan muncul di kantor nya dan menjadi pialang andalan tunangannya. Sang pialang tampan pun terkejut karena dia bergabung di perusahaan nya Chelline, dengan niat untuk balas dendam. Apakah yang akan terjadi?

LifeWriter · Urban
Not enough ratings
59 Chs

MENGATUR ACARA KENCAN

JASON POV

Aku segera membanting pintu ruangan pribadi Chelline sekerasnya. di luar, aku melihat wajah dari semua anggota team ku,

rupanya semua anggota team ku, telah menunggu ku di luar. aku segera memasang wajah masam seolah aku baru saja dimarahi Chelline habis-habisan.

Saat melihat wajah khawatir di wajah setiap anggota team ku, aku sadar kalau memang

ruangan pribadi Chelline, adalah ruangan yang kedap suara. karena itulah saat aku bercengkrama dengan Chelline tadi, tidak dapat didengar oleh orang-orang yang

menunggu di luar.

Yang ada di luar itu, selain Karmila, Mbak Tika,

Pak Romli, Naga dan Akmal, ada juga sekertaris Chelline yang sedang duduk di kursi nya dan seorang wanita lain, yang akhirnya ku kenal sebagai sekertaris nya Calvin Lelana. nampaknya mereka semua

sengaja menunggu di luar untuk melihat perkembangan situasi antara aku dan Chelline.

"Jason....lo yang sabar ya?"kata Karmila saat aku berjalan menghampiri mereka.

"BAGAIMANA AKU BISA SABAR? DARI PAGI DIA MENGGANGGU KU, HANYA UNTUK URUSAN KECIL. AKU SANGAT TERGANGGU!!!!.SANGAT TERGANGGU!!!"kata ku pura-pura marah-marah.

"Yang sabar dik Jason. sabar....."kata mbak Tika prihatin, sambil menarik ku menjauh

dari ruangan pribadi Chelline. mungkin mbak Tika takut, suaraku akan didengar Chelline.

Aku biarkan seluruh anggota tim ku, membawa ku menjauh dari situ. kini kami sudah berada di ruangan tim kami.

"Jason....kami minta, kau jangan berpikiran pendek. jangan mundur. tetap lah di perusahaan ini. tetap lah memimpin kami,"kata pak Romli dengan penuh permohonan.

"Iya bos. tetap lah bersama kami bos,"kata Naga sambil menatap ku penuh harap.

"Bos, please bos,"sambung Akmal.

"Jason... Lo itu hebat. lo bisa maju bersama

perusahaan ini. dimarahi bos itu, biasa. anggaplah sebagai ujian mental. tapi yang penting adalah lo bisa sukses di perusahaan ini nantinya. itu yang paling utama,"kata Karmila menyemangati ku.

Aku pura-pura menghela nafas berat dan memandang anggota team ku, satu persatu.

setelah itu terdiam cukup lama.

Karmila, Pak Romli, Naga, Akmal dan mbak Tika, nampak menunggu dengan cemas, dalam suasana tegang.

Setelah beberapa saat, aku akhirnya bicara.

"Baiklah.....aku akan tetap di perusahaan ini.

dan memimpin kalian."

Naga langsung berteriak bahagia. Mbak Tika menari gembira, Pak Romli mengepalkan tangan sambil tersenyum. Akmal menghela nafas panjang seolah baru keluar dari sebuah situasi menegangkan Karmila memegang bahuku dan menatap ku mesra.

Kemudian aku memberi instruksi kepada setiap anggota team ku, untuk persiapan transaksi senin depan. setelah itu, aku langsung membubarkan tim.

"Jason..."kata Karmila saat anggota tim ku,

satu-persatu mulai keluar ruangan.

"Ya?"jawab ku.

"Ehm....Lo mau hangout bareng lagi gak?"

"Ehm...nanti deh. gua lagi ada urusan."

"Oh....perlu gua bantu?"

"Gak....cuma lagi nyari-nyari barang aja. maklum, apartemen gua masih agak kosong," kataku berbohong. padahal aku lagi berencana untuk kencan dengan Chelline.

"Kalau gitu. lo perlu bantuan dong? kan Lo itu brand new di Jakarta. belum tahu tempat

barang-barang yang bagus."

"Gak usah. gua bisa sendiri kok. Oke...bye Mila,"kataku dan langsung pergi meninggalkan Karmila. aku sebenarnya ingin

bertanya pada Karmila tentang tempat-tempat

romantis di Jakarta, tapi aku langsung batalkan, karena aku pikir, Karmila mulai menyukai ku, jadi, tidak enak untuk bertanya pada nya.

Setelah ada di dalam mobil ku, aku tidak langsung menyalakan mesin mobil, aku kemudian mengambil ponselku dan mulai browsing untuk mencari info tentang restoran romantis yang sedianya akan menjadi tempat bagiku untuk bermalam romantis dengan Chelline.

Setelah browsing beberapa saat, aku memutuskan untuk pergi ke sebuah restoran

yang bernama, Scuza Italian restauran. menurut yang tertera di Internet, restoran ini adalah sebuah tempat yang sangat ideal

untuk didatangi bersama pasangan, karena, restoran ini memiliki atmosfer yang sangat

cozy dan romantis, dengan pencahayaan yang temaram dan benar-benar merupakan tempat makan yang mewah dan berkelas.

Setelah itu, aku segera chat ke Chelline supaya dia datang ke restoran ini. Chelline pun setuju. kami pun sepakat untuk bertemu

di restoran itu, sekitar dua jam kemudian.

Karena masih ada waktu dan karena letak restoran berada di jalan Sudirman yang berdekatan dengan kantor dan apartemen ku,

aku merasa masih cukup waktu untuk mandi dan ganti baju di apartemen ku. aku bergegas menuju ke apartemen ku. saat masuk lift.

seperti biasanya, lift dalam keadaan cukup padat. tapi satu persatu mereka keluar di lantai masing-masing. apartemen ku sendiri

berada di lantai 39 salah satu lantai teratas

sehingga agak lama untuk dicapai.

Sejak di lantai 17, hanya tersisa seorang cewek bule bersama ku di dalam lift. tiba-tiba cewek bule itu mulai menghampiri ku. matanya menggodaku dan tangan nya mulai

menyusuri tubuh ku. nampaknya aku kembali

didekati cewek di dalam lift, ada apa dengan lift? pikirku bingung.

Setelah pengalaman dengan Chelline, yang menjadi pengalaman sensual pertamaku dengan seorang wanita, tidak ku sangka

kalau dalam waktu singkat aku akan kembali

mengalami pengalaman yang sama dan lagi-lagi terjadi di dalam lift, "Ada apa dengan lift di sini?"pikirku tambah bingung.

Bibir cewek bule ini, mulai menciumi bibir ku,

aku segera mencondongkan leherku ke belakang, agar cewek bule ini tidak bisa mencumbu ku. tapi penolakan yang kulakukan

tidak membuat dia merasa tertolak. sebaliknya, tangannya menjadi lebih agresif

untuk meraba bagian sensitif di tubuh ku.

Aku kemudian bergeser agak ke kanan dalam usaha ku untuk menjauhi nya. tapi dia tetap mengikuti ku sambil tangannya mulai membuka baju atasnya. sebuah pemandangan indah coba diperlihatkan nya kepada ku. tapi wajah cantik Chelline langsung membayang di pelupuk mataku

sehingga aku kembali menghindarinya

sambil berharap agar secepatnya sampai di lantai ku. atau ada orang yang masuk ke dalam lift.

Dan ...salah satu harapan ku terkabul. pintu lift akhir nya terbuka. aku bergegas keluar dari lift. kudengar langkah kaki orang mengejar ku dari belakang. tapi langkah ku lebih cepat. aku berhasil masuk ke apartemen ku dan segera menguncinya. di dalam apartemen ku, aku menarik nafas lega. setelah beberapa saat,

aku langsung mandi dan bersiap untuk menuju ke acara kencan ku dengan Chelline.

Sewaktu aku bersiap keluar dari apartemen ku. aku mendengar suara pintu dibuka dari arah depan. di depan apartemen ku, tinggal seorang pria bule yang kupanggil Mr. Brown.

dia adalah seorang ekspatriat yang setahuku tinggal seorang diri di Jakarta. keluarga nya tinggal di Canada. aku sempat basa-basi

beberapa kali saat bertemu dengan nya saat hari pertama aku tinggal di apartemen ku.

Melihat kesempatan baik, aku segera keluar dan langsung menyapa Mr. brown. Mr. Brown membalas sapaan ku. dan aku segera melangkah bersama Mr brown, menuju ke lift. sesuai dugaan ku, cewek bule yang sempat

menyerang ku secara sensual masih berada di sekitar lift. dia agak kaget saat melihat

aku tidak sendiri lagi.

Saat aku dan Mr. Brown memasuki lift.

si cewek bule ikut masuk ke lift. aku mengacuhkan cewek bule itu selama berada di dalam lift. sambil banyak bicara dengan Mr brown, aku agak kuatir, kalau aku akan diserang cewek ini lagi secara sensual saat aku sendirian. kini, aku hanya khawatir saat aku sendirian nanti di basemen tempat parkir mobil.

Karena itu, aku putuskan untuk berhenti di ground floor bersama Mr brown. kupikir di ground floor, pasti ramai sehingga cewek itu,

tidak bisa macam-macam. di ground floor,

cewek itu masih mengikuti ku dari belakang.

setelah berpisah dengan Mr. Brown, aku langsung naik taksi yang sedang mangkal

di depan pintu utama

Kulihat cewek itu, sempat mencoba naik ke taksi yang kunaiki tapi dia gagal. aku pun tersenyum lega dan langsung mengarahkan

Taksi ke restoran romantis untuk janji kencan ku dengan Chelline.