webnovel

PESONAMU (JENLISA)

Bagaimana jadinya jika manusia dingin jatuh dalam pesona manusia manja "Iya Nini, panggilan yang lucu bukan? Seperti pemilik namanya lucu dan cantik. Lili menyukainya" Lisa. ~langsung baca saja nb. update setiap hari senin dan kamis gxg

jenlisa23_ · LGBT+
Not enough ratings
25 Chs

Part 2 (Pertemuan)

Bel istirahat berbunyi, segera suasana kantin sangat menjadi padat dan ramai. Banyak para siswa yang berlalu lalang untuk mengisi perut mereka. Namun aktifitas mereka semua berhenti karena ada kejadian yang menarik perhatian mereka.

"Kau punya matakan? Pakai matamu saat berjalan!" bentak seorang yeoja yang bajunya ketumpahan kuah makanan.

"Maaf unniee, Lili tergesa gesa karena terlalu lapar" jawabnya lirih metap kebawah.

"Aishh baju ku basah, kau tau?" bentaknya lagi.

"Sudahlah Moonbyul, kau tidak usah berlebihan. Kau tidak maukan berurusan dengan pawangnya?" lerai Yongsun menarik lengan Moonbyul. Yoeja yang marah marah itu adalah Moonbyul.

"Aish diamlah! Aku hanya ingin menjahilinya saja. Siapa tau aku bisa milihatnya mengangis" lirih Moonbyul yang hanya bisa didengar Yongsun.

"Terserah kau sajalah. Intinya aku tak mau ikut dal-"

"Apa ada masalah Lili?" Yongsun belum selesai mengakhiri ucapannya. Jisoo dan teman temannya datang.

"Ani, hanya saja tadi Lili tidak sengaja menyenggol Moonbyul unnie dan kuah dari makanan Lili mengenai pakaian Moonbyul unnie" jawab LaLalisa ketakutan.

"Lalu, apa ada masalah Moonbyul? Kenapa kau masih disini?" tanya Irene dengan wajah dinginnya.

"Aish kalian ini, selalu saja. Aku hanya berniat menjahilinya" melenggang pergi bersama Yongsun meninggalkan rombongan bidadari a.k.a pawang anak ayam.

"Sudah, tidak usah takut lagi ne?" Jisoo

"Lain kali jika dia mengerjaimu kau harus membalasnya. Hajar saja dia biar kapok dan tidak mengerjaimu lagi" Seulgi

"Benar kata Seulgi kau perlu membalas semua perbuatan sesekali, agar dia tidak menjahilimu Lili" Joy

"Kami akan membantumu Lili" Wendy

"Yeri juga ikut" Yeri

"Sudah, kenapa kalian malah memperpanjang masalah. Aku sudah lapar bisakah kita makan?" Rose

Jangan ditanyakan mana dialog Jennie, dia sedang diam menyimak dalam kebingungan. Hingga dia tertinggal membeku saat semuanya pergi menuju meja kosong di pinggir ruangan.

"Yak Mandu! Apa yang sedang kau lakukan? Mengabsen siswa yang sudah makan?" Teriak Jisoo yang mampu menembus dinding lamunan Jennie hingga tersadar.

Jennie segera berlali menghampiri Jisoo dengan sedikit malu karena teriakan Jisoo. Jennie mengambil duduk bersebelahan dengan Jisoo yang menghadap LaLalisa. Tidak disengaja mata mereka bertemu. Dan terjadi lah momen tatap tatapan, hehehe.

"Ekhemm, Jennie kenalkan ini LaLalisa, LaLalisa ini Jennie" Jisoo

"Lalisa panggil saja Lili" Lalisa menyodorkan tangannya dihadapan Jennie.

"Jennie" menjabat tangan Lalisa yang sudah berada didepan matanya itu.

"Senang berkenalan denganmu Nini" Lalisa mambalas dengan senyuman andalannya.

Kiyowo, blush. Tanpa sadar pipi Jennie memerah karena melihat senyuman maut Lalisa. Baru juga senyumnya belum ketawanya apalagi jidadnya Jen.

"Nini?" tanya seulgi mengintrupsi.

"Iya Nini, panggilan yang lucu bukan? Seperti pemilik namanya lucu dan cantik. Lili menyukainya" jawab Lalisa kelewat polos.

Jangan ditanya lagi kondisi Jennie sekarang lagi bagaimana. Jennie lagi diam mengatur jantungnya yang lagi disko disiang hari.

"Kenapa jantungku ribut sekali hanya karena perkataan bocah ini, bahkan aku baru mengenalnya beberapa detik lalu. Tapi kenapa damage-nya bukan main. Apalagi senyumannya tadi kenapa aku bisa menjadi malu dan bahagia ditambah dia mengatakan aku lucu dan cantik. Dan lagi, apa barusan dia mengatakan kata suka di akhir kalimatnya? Hold on, tenang Jennie. Kau masih menapak tanah berarti kau tidak sedang terbang. Tapi kenapa aku terasa sedang terbang ke langit ketujuh" monolog Jennie

"Jennie kau masih disini?" Jisoo menepuk bahu Jennie untuk menyadarkan Jennie yang seperti patung hidup.

Aku pun tersadar dan begitu malunya aku saat melihat tanganku masih bersalaman dengan tangannya. Aishh memalukan sekali tapi aku suka, hehehe. Tunggu Jennie aku rasa kau sudah tidak waras. Jennie pun segera menarik tangannya dan bersikap biasa saja didepan teman teman barunya.

"Aku rasa bucin Lalisa akan bertambah" Joy

"Hahaha" Jisoo

"Aku bilang apa tidak ada bisa yang menolak pesona anak ayamku" bangga Jisoo

"Sudahlah, segera makan makanan kalian sebelum bel pulang berbunyi" Irene

"Bel masuk Irene" Seulgi mengintrupsi

"Aku bilang makan, bukan bicara" Irene.

Seulgi segera diam dan melahap makanannya tanpa mencela kata kata irene lagi. Hanya dengan bentakan Irene saja membuat Seulgi menciut.

"Dasar bucin" Jisoo

"Yak Jisoo!" bentak Irene.

Jisoo diam seribu bahasa dan segera menghabisakan makanannya. Dia tidak mau diterkam macan betina. Bisa habis dia diterkam macan buas satu ini. Disebrangnya Seulgi hanya bisa menyunggingkan senyum iblisnya pada Jisoo seolah olah mengatakan

"Rasakan amukan macan betina yang ganas".

Beberapa menit kemudian mereka semua sudah menghabiskan makanan mereka dan mengantar Lalisa kekelasnya sebelum kembali kekelas masing masing. Irene sekelas dengan Jisoo, Seulgi, Joy dan Wendy di kelas XII A. Rose dengan Yeri dikelas X B. Lalisa dikelas X A dan Jennie dikelas XI A.

Saat pelajaran berlangsung Jennie hanya diam dengan segala pikirannya, apalagi kalau bukan tentang Lalisa. Bocah yang berhasil mengobrak abrik pikirannya. Apalagi mata monoloidnya dan senyumannya yang indah, masih tergambar jelas dipikiran Jennie. Namun ada beberapa pertanyaan yang timbul dalam pikirannya saat ini.

Bagaimana Jisoo unnie bisa mengenal dia? Bukankah Jisoo unnie tidak pernah bercerita tentangnya. Yang Jennie tahu Jisoo unnie sering menceritakan semua temannya seperti Irene, Joy, Wendy, Seulgi, Yeri, Rose, dan beberapa teman lainnya. Tapi tidak pernah sekalipun Jisoo membahas manusia bernama Lalisa.

Semua pikiran itu menimbulkan beberapa pertanyaan pertanyaan yang perlu dijawab agar tidak membuatknya penasaran. Terutama bagaimana sikap posessif Jisoo yang selama ini Jennie tau hanya orang orang tertentu saja yang mendapatkannya.

Apalagi wajah Lalisa yang selalu terbayang bayang dalam pikiran Jennie membuat dirinya semakin penasaran tentang semua yang berhubungan dengan bocah satu itu.

Sepanjang Jennie berkutat dengan pikirannya tanpa terasa bel pulang sekolah berdering. Sangat lama bukan? Namanya juga bibit bibit calon bucin.

Jennie POV

"Aku harus menanyakannya pada Jisso unnie. Agar malam ini aku bisa tidur dengan tenang" batin Jennie.

"unnie" panggil Jennie memecah keheningan didalam mobil.

"Wae?" Jisoo.

"Ada hubungan apa unnie dengan dia?"

-to be continued