webnovel

Chapter 4

(Chapter 4)

Rasa penasaran dan takut kepada sosok yang asing dan tidak akrab mencoba untuk lebih mengenalnya. Dia membalas perlakuan sopan dengan sopan, berusaha untuk tidak menunjukkan ketidaknyamanan yang kini dirasakannya.

"Kamu tidak benci kalau aku selalu mengganggu, kan?"

Pertanyaan yang aneh itu ia jawab.

"Tidak, aku tidak benci..." Itu yang dikatakan Miyuki.

Siswa yang tidak biasa ini masih saja bicara padanya. Banyak ia bicara selama itu juga. Miyuki banyak berpikir untuk menemukan cara agar mereka menjadi renggang. Ia tidak mau tatapan banyak orang terlalu fokus pada mereka dan gosip yang tidak menyenangkan terus berbisik-bisik, membisikkan sesuatu yang menyesatkan dan menyesakkan.

"Selamat pagi, apa kamu tidur nyenyak semalam?"

Pertanyaan yang tidak sopan, dan Miyuki tetap menjawab, "Ya..."

Pipinya terasa panas saat ia bicara.

Dia sudah berusaha mendorong dengan kata-kata sopan yang tidak berhasil untuk menjauh, yang ia lakukan kini menerima dengan banyak batasan yang ia buat.

"Aku senang kalau kita jadi akrab."

Akira sangat percaya diri. Siapa pun yang melihatnya langsung akan tahu bahwa dia adalah tipe yang tidak kekurangan percaya diri. Ada yang menilai dia sebagai tipe yang diidamkan. Miyuki juga berpikir demikian, namun ia menggelengkan kepalanya untuk menolak pemikirannya, 'Jangan begitu, ingat semua yang dikatakan ibu...' Dia tetap fokus menjauh dari situasi tersebut.

"Ah, bukannya Akira-kun itu sangat luar biasa, dia pintar sungguh."

"Mungkinkah kamu jatuh cinta padanya?"

"Hahaha, Miyuki-chan akan marah kalau aku bilang iya, hehehe."

Miyuki menjawab dalam percakapan keduanya, "Untuk apa aku marah?"

"Jujur saja, kamu suka padanya, kan?"

"Tidak, aku tidak suka padanya. Kamu tahu aku tidak suka laki-laki."

Siswi itu menghela napas, "Bahaya sekali..."

Setelah mereka menghabiskan makan dan kembali ke kelas, yang mereka lihat adalah Akira yang sedang duduk santai di bangkunya sambil menyanyikan lagu yang asing. Pemuda itu bersenandung dan tersenyum saat melihat ke arah mereka. Kedua siswi itu dengan takjub melihat Miyuki yang mengabaikan Akira.

"Ada apa?"

"Kamu terlihat sangat kesal."

"Tidak, aku tidak kesal."

Dia tidak fokus dengan mata pelajaran. Ia merasa ada tatapan yang tertuju padanya saat ia melihat dengan kepura-puraan. Ia terkejut dengan kebenaran yang ia lihat, kalau ia sedang diamati, dan rasa malu dan tidak nyaman semakin mengganggu perasaan yang tidak menentu. Ia ingin marah untuk memarahi Akira, tapi ia sadar kalau itu terlalu kurang ajar dan tidak sopan.

'Kenapa dia melihat ke arahku, tolong lebih fokus, jangan lihat aku seperti itu, aku tidak suka.' Pipinya terasa panas, ia mengipasi dengan tangan dan kembali fokus dengan semua yang ada di papan tulis.

Lelah saat ada yang datang dengan banyaknya ungkapan cinta, dengan surat cinta yang diberikan. Dia menolak dengan sopan dan tatapan sedih dari siswa yang ia tolak. Jika seperti siswi lainnya, mungkin dia bisa menerima dan berkencan, tapi dia tidak bisa. Dia tidak sembrono dan yang lebih penting dari semua itu.

"Kami punya bunga sekolah yang sangat populer, apa kamu sangat kesulitan?"

Miyuki berbalik, ia merasa dipergoki telah selingkuh.

"Itu berlebihan, dan kamu kenapa bisa di sini?!"

"Aku kebetulan lewat, tidak menyangka ternyata kamu sedang diajak untuk kencan."

Miyuki merasa tidak nyaman.

Akira bicara sekali lagi, "Aku akan sangat terkejut kalau tadi kamu menerima dia."

"..."