webnovel

Chapter 1

(Chapter 1)

Ada sejumlah orang yang mengalami masalah dalam hidup, dan pria ini juga termasuk dalam kategori tersebut. Ia terlihat lelah dari bawah matanya yang hitam karena bekerja dan menghabiskan waktu bermain game, aktivitas yang sering dilakukannya sehari-hari.

"Aku ingin mencoba game yang baru. Terlalu banyak main game FPS, sekali-kali mencoba game santai akan baik."

Dia tertarik untuk mencoba game yang belum pernah dimainkannya sebelumnya, seperti game percintaan yang lebih disukai oleh wanita dan remaja.

Suara riuh dari game terdengar dari PC.

"Dia sangat cantik untuk menjadi seorang gadis remaja..."

Dia tertawa terkesan oleh karakter 2D tersebut.

Dia tahu ada banyak kebohongan di sini. Kebohongan yang dimaksudnya adalah tentang cinta masa muda yang jauh dari dunia nyata. Dia mengingat bagaimana masa mudanya sungguh buruk; gadis remaja di masa itu bahkan merokok di belakang sekolah.

"Secara kasar, semua orang tahu bahwa Jepang pandai dalam game seperti ini. Visualnya juga sangat hidup..."

"... Akira ..."

Dengan karakter yang terlalu berlebihan, dia sangat bangga dengan itu dan bersiap.

"Aku sudah tidak sabar, kita mulai gamenya!"

Sesuatu yang bersinar berlebihan membuatnya silau dan kehilangan kesadaran.

"Apa kamu tidak apa-apa?"

"Hah?"

Dia terkejut dengan seorang pria berkacamata yang kini memegang bahunya.

Banyak siswa dan siswi kini melihatnya di depan. Ia melihat semuanya, ia yakin berada di kelas. Ia tercengang karena apa yang ia alami sangat tidak masuk akal. Cahaya yang menyilaukan di layar PC, dan ia menyadari bahwa ia berada di kelas dengan banyak murid. Sungguh, sebodoh apa pun, dia langsung tahu bahwa ia berada dalam situasi yang hanya ada dalam novel.

"Apa-apa ini tidak masuk akal..."

Sikapnya tampak normal dibanding sebelumnya yang tampak terkejut.

"Apa kamu baik saja? Nak, kamu kelihatan linglung, kamu sepat melamun tadi?"

"Haha... maaf..."

Semua yang ada di kelas itu bingung dengan sikapnya yang sangat aneh.

"Perkenalkan dirimu pada semuanya."

"Ya..."

Tanpa banyak berpikir, dia bicara, "Namaku Akira." Dia yakin kalau ia menjadi karakter yang ia buat, jika pengalaman ini seperti novel yang ia baca, pasti ia menjadi sosok yang ia buat.

"Hanya itu?"

"Namanya hanya itu, apa dia yatim piatu?"

"Hei, jangan bicara seperti itu, keterlaluan!"

"Diam!"

Guru yang tegas itu bicara lantang menyudahi kegaduhan.

"Lanjutkan."

"Hanya itu saja, Pak..."

"... kamu duduk paling belakang."

"Terima kasih..."

Dia berjalan dengan canggung; ada yang berbisik kalau ia tidak sopan karena tidak memberi hormat pada wali kelasnya. Dia melihat sesuatu yang tak asing, ya, sosok yang menjadi gadis remaja SMA dalam game.

"Pemeran utama wanita?"

Saat dia duduk, dia mengetahui banyak informasi. Dia merasa tidak nyaman dengan sakit kepala hingga dahinya berkeringat. Pengetahuan umum yang harus dia kuasai berputar dalam benaknya, sampai akhirnya dia menyadari tulisan yang rumit terpampang di papan tulis.

"Aku tahu secara alami, padahal jika diperhatikan, aku tidak memahami semua yang tertulis..."

Dia merasa heran dengan kejadian tersebut; dia hanya ingin bermain game, namun semuanya berubah begitu saja di kelas yang berbeda dari kehidupannya.

"Kembali menjadi seorang siswa sungguh..."

Hanya ada yang mendengar dengan samar-samar di sekitar bangkunya, dan dia dianggap aneh karena terlihat berbicara sendiri.