webnovel

Bab 1

happy reading!!

Asteria Lovara adalah namaku. Orang-orang biasanya memanggil dengan Aster. Anak satu-satunya membuat aku kesepian dan tercekik. Cuma ayah yang aku punya tapi dia selalu sibuk dengan segala urusan bisnisnya. Entah aku masih bisa memanggilnya ayah atau gak. Aku bahkan lupa kapan terakhir kali Aku memanggilnya dengan ayah.

Di tuntut untuk selalu sempurna membuat aku tertekan dan stress. Apalagi, aku gak menyukai dengan hal yang berbau saham, bisnis atau yang lainnya. aku lebih tertarik dengan fashion. namun aku tak diperkenankan untuk membantah. bagi ayah, fashion itu tak lebih menguntungkan dari pada bisnis.

aku memang mengikuti jejak bunda yang telah dulu berpulang. mungkin dari segi wajah aku menjiplak ayah, aku adalah dia dalam versi perempuan. tapi dari sifat, hampir semua sifat bunda menurun padaku. mungkin itu yang membuatku keras kepala. lebih keras kepala dari pada bunda.

Selain keras kepala, aku juga suka memberontak. Yah, tentu saja membuat pusing kepala ayahku adalah keahlian ku. mungkin jika sebulan yang lalu ayah tidak menurunkan ultimatum nya mungkin aku masih tetap berada luar sana.

Mungkin sebab itu, ayah mengambil keputusan sepihak dengan menjodohkan aku dengan anak rekan bisnisnya. tentu saja tanpa sepengetahuanku. Aku mendapat beritanya ketika sedang berlibur sehari sebelum kepulangan ku ke tanah air. itu pun dari Internet.

sialan memang pak tua itu mengambil kesempatan. umpatku dalam hati.

aku memang seorang konten kreator sekaligus selebgram dengan banyak followers. bukannya sombong. tapi mungkin itu yang membuatku banyak di kenal orang.

pagi menjelang siang ini, aku mendatangi kantor ayah dengan tangan yang masih menyeret koper. setelah keputusan itu, dia kira aku akan adem ayem? tentu saja tidak!

aku langsung memesan tiket menuju Jakarta. memesan tiket paling pagi. tanpa menuju ke rumah aku langsung protes ke kantornya dengan masih memakai baju tidur panda, sandal yang terbalik dan rambut yang acak-acakan. tak sempat dandan.

Brak!

"Ayah, apa maksudnya ini?!" tanyaku dengan nada menuntut menunjuk handphone ku yang menampilkan berita pertunangan ku dengan entah siapa, aku tak tau.

aku tak peduli dengan rekan bisnisnya yang masih diam menyimak. yang aku butuhkan saat ini adalah jawaban yang pasti.

ayah malah malah menopang dagu dengan gesture malas. seolah tak berniat menjawab membuat aku benar-benar geram. "ayah!"

"kau sudah melihat beritanya bukan? itu benar. jadi, jika sudah tidak ada kepentingan silahkan keluar. kau masih tau jalan keluarkan?" ucap ayah.

Ayah langsung mengangkat tangan kala aku hendak membantah ucapannya, tanda aku tidak boleh bersuara. "tidak ada bantahan. kita bicarakan ini nanti."

aku hanya mencabik kesal, melangkah keluar sambil menggeret koper dengan kaki di hentakkan. aku juga tak segan membanting pintu hingga dindingnya sedikit bergetar.

semua orang sontak mengelus dada merasa kaget. Ferdinand saja merasa heran dengan kelakuan anaknya yang Barbar. seingatnya istrinya itu ceria tapi tidak Barbar, lalu ia juga kalem. lalu datang darimana sifat Barbar itu?

"Forgive my daughter impertinent attitude. he's just pissed off." ucap Ferdinand dengan tatapan tak enak pada rekan bisnisnya.

" it's okay, teenagers are still unstable. my son too." ucapnya penuh pengertian. sebagai ayah yang memiliki anak remaja dia mengerti bagaimana rasanya. Perbincangan mengenai proyek baru bernilai ratusan juta kembali berlanjut.

***********

Aku menjatuhkan tubuh pada kasur lembut yang menenggelamkan tubuh. ah rasanya nyaman sekali, nikmat dunia memang. rasa letih nya sekarang terbayarkan dengan lembut nya kasur. bisa di bayangkan habis pulang dari hiking, hanya sempat tertidur 4 jam dan malamnya mendapatkan 'kejutan' yang tidak di sangka sangka. mataku bahkan semakin menghitam karena tak nyenyak tertidur.

Niatnya aku akan pulang besok, tapi gara-gara berita itu aku terpaksa mengubah jadwal ke yang paling cepat. Harusnya saat ini aku sedang jalan-jalan sembari ngonten untuk ku post di Instagram. tapi ya sudahlah. bisa lain kali.

"By the way, aku di jodohin sama siapa, ya? jangan-jangan aki-aki bangkotan bau tanah lagi. eh, tapi katanya kan anak rekan bisniskan? berarti masih muda. tapi gimana kalo di jodohin sama om-om lagi?!"celotehku pada diri sendiri. aku bergidik ngeri kala membayangkan sosok pria tua dengan kumis melengkung tebal dan perut yang membuncit seperti hamil 7 bulan.

"kan ada internet, Lova. goblok banget sih kamu." aku langsung duduk mengambil handphone yang ada di nakas. mengutak-atik sebentar sebelum berselancar di mbak tugel.

kabar perjodohan Asteria Lovara.....

delete.

Asteria Lovara di jodohkan dengan...

delete.

siapa yang di jodohkan dengan Asteria Lovara....

delete.

aku belum siap melihat wajahnya. gimana kalo yang muncul beneran om om mesum lagi. realita yang menghancurkan harapan. padahal dari kecil aku bermimpi bahwa suamiku nanti akan gagah rupawan dengan kuda putihnya seperti di dongeng yang aku baca.

tapi si pak tua itu sepertinya akan menghancurkannya. padahalkan wajah juga penting untuk memperbaiki keturunan. kriteria calon suamiku itu tampan, rupawan, milyarder, baik, suaranya bagus dan yang paling penting harus seperti Taehyung. kalo bisa Taehyung aja gak papa kok. kalo gak bisa minimal harus sekelas Chanyeol EXO lah.

aku menghela nafas berat. aku kembali meletakan handphone ke tempatnya dan berguling-guling di kasur. aku belum bisa menerima kenyataan ini. ini tuh impossible banget. pulang liburan bukannya di kasih sambutan, ini mah pulang-pulang di kasih tunangan. bukan maen.

"Atau aku kabur saja?" aku kembali menggelengkan kepala. "ayah pasti akan menemukan aku dengan mudah. siapa yang bisa membantuku, ya." ucapku dengan nada murung.

aha!

aku segera beranjak dan segera mandi. saat mau ke sini aku belum sempat mandi. memalukan sih berkeliaran dengan memakai baju tidur, apalagi aku baru menyadari memakai sandal yang berbeda. aku menepuk kening pelan. pantas saja orang di bandara pada memperhatikan. orang penampilannya sudah kaya gembel gini.

semoga gak ada yang kenal. apalagi sampe di masukin ke medsos bisa hancur cintranya sebagai beautyblogger. ah ini makin terasa memalukan.

aku baru saja menemukan pelarian tapi apakah dia benar-benar bisa membuatku 'manghilang' tanpa jejak? apalagi ayah menambah jumlah hacker saat terakhir kali aku kabur. bukan mustahil jika aku kabur kali ini aku akan mudah tertangkap lagi.

aku sudah siap dengan baggypants hitam di padukan dengan Hoodie Sage green. gak lupa membawa dompet dan handphone tak boleh kelupaan. untuk orang modern sepertiku lepas dari handphone rasanya sulit. apalagi di zaman yang serba teknologi.

teknologi mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan. baik itu pertanian, perdagangan, industri, pertahanan negara, tradisi, adat budaya, dan sosial. segala kemudahan terjamin. namun semakin canggih teknologi, semakin terbelakang orang-orangnya.

Banyak manfaat dari kemajuan teknologi, tapi tak sedikit pula dampak buruknya. jadi kita harus bijak dalam menggunakan teknologi.

aku sudah sampai di depan pintu apartemen milik salah-satu temanku yang melintas di benakku. Aku ingin memberinya kejutan, dan kebetulan pintu apartemennya tidak tertutup rapat. ada sedikit celah di mana aku bisa melihat sosoknya.

"kau tau mudah sekali menipu Aster. dia naif sekali." tanganku yang hampir menyentuh gagang pintu aku tarik kembali lagi.

jadi ini sosok aslinya?!

munafik!