1 Meet Him

Jakarta, Indonesia. 06.23 Am

"Morning semuanya" sapa Zie kepada kedua orang yang telah duduk dengan rapi di kursi ruang makan, sedangkan kedua orang yang di sapa hanya menatap heran ke arah anak sematawayang mereka itu, ya kedua orang itu adalah orangtua Zie.

Wajar saja orangtua Zie heran menatap dia di pagi hari sudah mandi, masalahnya Zie ini sosok makhluk hidup yang sangat susah bangun di pagi hari, eh bukan bangun pagi sih yang susah tapi bangkit dari tempat tidur lebih tepatnya. Karena baginya tempat tidur adalah tempat ternyaman bagi kaum milenial di pagi hari tapi jika malam datang, tempat tidur bagaikan musuh baginya.

"Papa senang lihat kamu bangun tepat waktu Zie"

"Zie juga senang bangun sepagi ini pa" timpal Zie dengan senyum manisnya

"Gini dong Zie mama ikut senang, kamu kan jadi gak telat terus ke kantor, masa kamu datangnya jam 11 terus sedangkan kantor masuknya jam 8"

"Emangnya siapa mau ke kantor sih ma"

"Zie itu mau ke airport jemput ric, 2 jam lagi pesawat yang ditumpangi ric bakalan mendarat"

"Zie udah gak sabar ketemu ric"

Mendengar penjelasan Zie membuat keduanya keheranan "Zie kamu hari ini harus ke kantor, di kantor lagi banyak kerjaan, jangan karena hanya masalah jemput ric kerjaan kamu gak selesai"

"Sudahlah pa biarkan Zie jemput ric, ric itu calon menantu kita pa, lagi pula perusahaan itu kan punya keluarga kita, kerjaan Zie nanti bisa di handle. So, gak masalah kalau Zie jemput ric"

"Tuh pa dengerin apa kata mama, Zie itu kan anak owner bukan bawahan di kantor"

"Ya terserah sama kalian" Selalu begini, papa Zie yang dikenal dengan Mr. Ford akan selalu kalah berbicara jika di hadapkan dengan sang isteri.

"Papa berangkat dulu, sampaikan salam papa sama ric, bilang ke dia kalau ada waktu, makan malam di rumah kita" Mr. Ford beranjak dari tempat duduknya, tak lupa sebelum pergi Mr. Ford memberi kecupan manis kepada sang isteri dan putrinya.

"Zie siap siap dulu ya ma" pamit Zie.

******

Soekarno-Hatta International Airport, 08.25 Am

"The attention of Singapore Airlines aircraft with flight number SQ three-five-six, from Stockholm, has landed at Soekarno-Hatta International Airport"

Mendengar pengumuman itu, Zie dengan cepat beranjak pergi dari caffe yang dia pilih untuk menunggu kedatangan sang pujaan hati.

Disinilah Zie sekarang, di depan ruang kedatangan dari luar negeri. 5 menit, 10 menit, 15 menit Zie menunggu dan di menit ke 20 dia melihat seorang pria tiggi dan putih dengan senyuman manisnya yang menatap Zie

Zie berlari kecil ke arah ric dan memeluknya sangat erat "Kamu tau gak sih aku itu kangen berat sama kamu, 3 tahun kamu di Swedia ninggalin aku"

Ric berdecak mendengar ucapan penuh drama Zie "You start the drama again, huh?" Zie melepaskan pelukannya dan beralih menatap wajah pacarnya itu.

"Padahal kamu baru dari Swedia 10 hari yang lalu tapi drama kamu kayak kita gak ketemu 5 tahun"

"ihhh... Kamu tau gak sih, gak ngelihat kamu sedetik aja udah buat aku nyaris gila" ujar Zie

Memang selama 3 tahun ini Ric menetap di Swedia untuk melanjutkan pendidikan S2 nya, Ric juga memimpin di perusahaan Teknologi Komunikasi di Swedia, lebih tepatnya di perusahaan milik Papi nya. Selama 3 tahun Ric tidak pernah pulang ke tanah air, dan baru ini dia kembali ke tanah air untuk memimpin perusahaan yang telah diberikan papinya kepadanya. Selama 3 tahun ini Ric dan Zie melakukan hubungan jarak jauh, tetapi nyaris tiap bulan Zie selalu terbang ke Swedia untuk bertemu dengan Ric, katanya sih dia kangen sama Ric. Terlalu lebay mungkin bagi orang tapi bagi Zie gak ada yang lebay selama itu tentang Ric.

"Ini oleh ole buat kamu" Ric memberikan paper bag kepada Zie setelah mereka berada di dalam mobil

"What the hell~ ini kan jam tangan dari Swiss yang harganya hampir 1 M sayang" Zie kaget setelah membuka paper bag dari Ric.

"Jangan jangan kamu nyuri uang perusahaan papi kamu, makanya kamu bisa beli jam tangan ini kan" tuduh Zie

"Kamu itu yaa kebiasaan bukannya bilang makasih, ini malah nuduh yang gak jelas"

Zie terkekeh melihat ekspresi wajah jutek Ric "Iya deh, thankyou so much my sweet baby" ucap Zie dan memeluk Ric.

Syukur aja hari ini Zie menyuruh pak Herman supir pribadi mamanya untuk mengantarnya menjemput Ric, jadi dia bisa bermanja manjaan di pelukan ric seperti anak anjing.

"Nanti sore temani aku pindahan ya Zie"

"Hah? Emangnya kamu mau pindahan kemana? " tanya Zie bingung

"Aku mau tinggal sendiri supaya aku bisa mandiri, 2 hari yang lalu aku udah hubungi teman aku buat nyari rumah, udah ada sih di perumahan dekat perusahaan yang aku pimpin nanti"

"Halah bilang aja biar nanti kalau aku kerumah kamu, gak ada yang gangguin kita lagi berduaan ya kan" Goda Zie, sedangkan Ric menatapnya sinis

Beginilah Ric, jika di goda tidak ada reaksinya. Bagi orang Ric itu adalah manusia Es batu, tapi bagi Zie Ric itu bagaikan es dawet, walau pun dingin tapi sangat manis di mata Zie.

avataravatar