4 Bocah yang malang

'Seorang bocah sendirian di dalam pesawat bahaya sekali' batin Lia.

Bocah imut menggemaskan itu hanya bisa duduk menangis dibawah. Karena merasa takut di keramaian, apalagi begitu banyak wajah orang asing di sekelilingnya. Tanpa basa-basi lagi Lia menghampirinya bocah laki-laki itu.

"kamu kenapa dek? "Tanya Lia dengan suara lembut.

Bukannya ia menjawab, bocah kecil itu terus saja menangis dengan suara keras.

Lia terlihat sedikit panik, karena ia tidak bisa melihat anak-anak menangis. Untungnya ia mempunyai bakat dalam menangani anak-anak "Kasihan sekali... kamu pasti terpisah ya sama ibu dan bapak kamu?"Tanya Lia lagi sambil mengelus rambut anak itu.

Namun anak itu tidak mau bicara. Karena anak itu selalu diajarkan untuk tidak sembarangan berbicara sama orang asing.

Lia yang kebingungan mencari cara agar anak ini bisa bertemu dengan keluarganya. Lia pergi mencari bantuan untuk mengumumkan siapa orang tua dari anak ini. Namun usaha Lia sia-sia, satupun tidak ada yang datang menemui anak itu.

Lia menggendong anak itu agar bisa tenang. akhirnya anak itu tidur terlelap di pelukan Lia.

Perjalanan sudah mau sampai ke Jepang.

Pesawat mendarat dengan aman.

Lia dengan wajah cemas dan kebingungan berfikir dalam hati, mau dibawa kemana anak ini. Ia tidak mau menambah beban masalah lagi.

Sedangkan dia baru pertama kali menginjakkan kakinya di Negera Sakura itu. Dibandara Lia meminta tolong kepada petugas Bandara untuk mengumumkan siapa orang tua dari anak ini. Tapi usaha Lia gagal lagi. Dari pada terus berdiam diri didalam Bandara. Lia akhirnya memutuskan untuk berkeliling mencari orang tua dari anak ini.

'Bocah yang malang' Batin Lia.

Semua ruangan sudah dikelilingi, setiap orang sudah ditanya, namun satupun tidak ada yang kenal dengan bocah malang itu.

Lia dengan wajah kebingungan terus melanjutkan perjalanan, sambil bernyanyi Lia memegang erat tangan bocah itu. Sambil melambaikan kedua tangannya yang saling berpegangan, bocah malang itupun gembira.

"kerukk... kerukkk... kerukk" Suara perut bocah itu.

Seketika Lia berhenti, ia melihat kearah anak itu "Kamu lapar ya? Baiklah kita mencari tempat makan dulu, setelah itu kita melanjutkan perjalanan lagi" Kata Lia dengan lembut.

Lia tidak tau di mana tempat orang jualan makanan disini, dengan wajah polosnya Lia menatap wajah Bocah malang itu.

"Apakah kamu tahu, dimana tempat makanan enak disini?" Tanya Lia lagi.

Bocah malang itu hanya mengangguk dan meminta Lia untuk mengikuti langkahnya.

Lia pun dengan percayanya mengikuti kemana bocah itu pergi. Bocah itu masuk di sebuah Restoran ternama, dengan gembiranya Bocah malang itu mengambil tempat duduk yang paling istimewa.

Lia heran melihat slera bocah ini, Lia melotot dan bingung harus bayar pakai apa nanti. Uang yang Lia bawa hanya sekedar.

Bocah malang itu memesan banyak makanan. Lia dengan wajah pasrahnya menuruti keinginan bocah malang itu. Seorang pelayanan datang membawa pesanan.

"Silahkan Tuan Muda" Kata pelayan itu, sambil menyodorkan makanan kemeja.

Lia masih saja heran anak sekecil ini dipanggil Tuan Muda. Lia semakin curiga.

"Baiklah mari kita makan" Kata Lia dengan wajah gembira.

Selesai makan mereka berdua melanjutkan perjalanan lagi. Lia dengan wajah kebingungan gak tau mau kemana.

Uang untuk persiapan hidup selama satu tahun tersisa untuk beberapa hari.

Bocah malang itu menarik-narik tangan Lia, bocah malang itu mengajak Lia naik mainan. Lia pun mengikutinya lagi.

Seharian mereka berdua menghabiskan waktu bersama. Bocah malang itu merasa nyaman dengan Lia. Waktu pun sudah mau sore, sedangkan Lia sama sekali belum mempunyai tempat tinggal seperti kos-kosan. Lia berdiam diri sejenak dengan wajah bingung memikirkan kemana dirinya Hary pergi. Tidak mungkin dirinya tidur dipinggir jalan. Lia akhirnya berencana mencari kos-kosan, agar mereka berdua bisa istirahat.

avataravatar
Next chapter