1 Prolog

Semua organisasi, tempat, kasus dan kejadian dalam cerita ini hanyalah fiksi.

°°°

Seorang pria tampan dengan tatapan datar dan tegas kini tengah melangkah melewati koridor-koridor rumah sakit JH Hospital. Tujuannya adalah Kamar rawat VVIP No. 1 dimana seseorang yang penting dalam hidupnya sedang dirawat. Meskipun berkepribadian datar dan dingin, namun tak jarang Ia akan tersenyum dan menyapa ketika berpapasan dengan para Dokter dan Perawat lain di Rumah Sakit tersebut.

Jung Jaehyun, Pria kelahiran 14 Februari 1991. Umur 28 Tahun. Pewaris tunggal sekalian Menjabat sebagai CEO JH Group, Perusahaan terkenal seantero Korea Selatan. Bisa dikatakan Populer karena JH Group mencakup Bisnis Perhotelan, Resort, Pusat Perbelanjaan, Rumah Sakit, Yayasan serta memiliki Cabang di beberapa Kota besar Korea Selatan hingga ke Luar Negeri. Sulit bukan untuk membayangkan Harta Kekayaan milik Keluarga Jung di negeri ginseng tersebut.  

Siapapun akan kagum dengan sosok

Pemuda bermarga Jung ini, pasalnya Dia dikenal sebagai Pemuda yang cerdas, arif bijaksana namun tetap rendah hati, ramah, baik dan tidak sombong. Perfect Man, huh?

Tetapi akhir-akhir ini Jaehyun seperti kehilangan semangat hidupnya, wajahnya nampak murung dan sedih. Kira-kira apa penyebabnya?

"Chaeyeon-a, apa Kau tak lelah terus tertidur seperti ini? Kau tak merindukanku?"

Itu Jaehyun, yang sedang berbicara pada seorang gadis yang menjadi alasannya menginjakkan kaki di rumah sakit ini.

Singkat cerita, Jung Chaeyeon adalah Kekasih Jaehyun. Mereka bahkan sudah bertunangan lima bulan yang lalu setelah menjalin kasih selama tiga tahun. Chaeyeon adalah seorang Fashion Designer yang cukup terkenal dikalangan masyarakat Korea Selatan karena Hasil Rancangannya yang bagus dan beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai Designer muda terbaik.

Chaeyeon dikenal sebagai Gadis dengan kepribadian yang baik, ramah dan lemah lembut. Itulah kenapa Jaehyun begitu mencintai kekasihnya yang sedang terbaring koma saat ini.

Dua bulan yang lalu Chaeyeon mengalami kecelakaan hingga menyebabkan Dia menderita Cedera Kepala Berat yang membuatnya di diagnosa Koma selama dua bulan terakhir. Meski begitu Jaehyun tetap setia menunggu hingga gadis itu terbangun lagi. Jaehyun yakin akan ada keajaiban jika Ia percaya.

Itulah alasan kesedihan Jaehyun akhir-akhir ini. Dia begitu terpukul dengan kejadian yang menimpa kekasih tercintanya. Walaupun Jaehyun begitu kacau, namun Dia tidak lepas tanggung jawab dari Perusahaan. Dia tetap bekerja Professional agar tidak merugikan perusahaannya. Tapi hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.

Dan yang lebih membuat Jaehyun stress adalah tuntutan dari Kakeknya untuk segera menikah dan mempunyai keturunan. Alasannya sungguh klise, hanya karena Kakek berpendapat bahwa umurnya sudah tua maka Ia harus melihat Jaehyun menikah dan punya anak secepatnya sebelum Kakek tutup usia. Jika saja Chaeyeon tidak dalam keadaan Koma, dengan senang hati Jaehyun akan menyetujui bahkan menikahi gadis itu secepatnya. Tapi keadaan saat ini berbanding terbalik dengan harapan Jaehyun.

Perintah Kakek adalah mutlak dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun, maka Jaehyun tambah pusing memikirkan bagaimana caranya Dia memenuhi permintaan Kakek. Tidak mungkin kan Dia menyeret gadis lain yang tidak dicintainya untuk dijadikan istri dalam waktu dekat. Dia pikir itu adalah hal tergila sepanjang masa kehidupannya.

"Aku akan selalu menunggumu, Chae. Aku percaya Kau akan kembali padaku. Aku harus kembali ke kantor."

Meski tak ada jawaban, Jaehyun selalu berusaha berbicara dengan Chaeyeon karena Ia yakin gadis itu pasti bisa mendengarkannya. Setelah mencium kening Chaeyeon lama, Jaehyun berbalik dan melangkah keluar ruang rawat tersebut. Bermaksud untuk kembali ke kantor dan menyelesaikan pekerjaannya yang tertunda.

Karena banyak pikiran dan melamun, Jaehyun tak sengaja menabrak seseorang. Ternyata seorang wanita. Ah tepatnya mereka bertabrakan karena tidak saling menyadari keberadaan masing-masing. Jaehyun yang sibuk dengan lamunannya dan wanita itu yang sibuk membaca laporan kasus sambil berjalan dengan satu cup kopi ditangan kanannya. Alhasil kopi digenggaman sang wanita tumpah dan mengenai Jas Snelli putihnya. Nampak kekesalan di wajah wanita itu, tak serta merta Dia melemparkan tatapan membunuh ke arah lelaki yang berdiri mematung di hadapannya kini.

"Hey Tuan, Ku yakin matamu masih bisa melihat dengan jelas jika ada orang yang berjalan ke arahmu. Bukankah harusnya Kau menghindar dari jalanku? Lihat aahh Jas Snelliku!" Wanita itu mengoceh karena kesal dengan lelaki yang menurutnya bersalah dalam hal ini. Rupanya Dia adalah salah satu Dokter di rumah sakit ini.

"Dalam hal ini Kau juga bersalah Nona, Harusnya Kau tidak fokus pada benda di tanganmu itu jika sedang berjalan." Jaehyun membalasnya tak kalah sadis. Jaehyun memang ramah tapi Dia akan bermulut pedas jika bertemu orang baru apalagi kalau orang itu sudah memberikan kesan yang buruk diawal pertemuan mereka.

"Wah, jadi Kau menyalahkanku. Dasar tidak gentle! Harusnya Kau minta maaf karena sudah menyebabkan Jas Snelliku jadi kotor seperti ini. Jinjja!" Dia masih setia menyalahkan pria dihadapannya tanpa merasa bersalah karena turut menyebabkan insiden tak terduga ini.

"Kita berdua sama-sama bersalah dalam hal ini. Jadi tidak ada yang perlu minta maaf, soal Jas Snelli itu Kau bisa menggantinya dengan yang lain, Dokter Lee Nara." Jaehyun mengucapkan nama wanita itu, Nara heran darimana Pria itu tahu namanya. Kemudian Dia menyadari kebodohannya, Pria itu pasti membaca papan nama yang dikenakan Nara.

Nara yang hanya melongo tidak jelas tiba-tiba tersadar pria itu tidak berada di hadapannya lagi melainkan sudah melangkah menjauhi Nara.

"Pria itu benar-benar..." Desis Nara sembari memandang punggung pria itu yang kian menjauh.

"Nara-ya!"

"Omo Dahyun-a, apa Kau sudah selesai Vicite?" Nara mengarahkan pandangan pada Dahyun yang memanggilnya dengan suara empat oktaf khas gadis bermata sipit itu.

"Sudah. Ngomong-ngomong, tadi Aku melihat Kau sedang berbincang dengan CEO JH Group. Kalian saling kenal?"

"CEO JH Group? Siapa sih, yang mana?" Benar-benar deh, apa Nara sudah amnesia hanya dalam waktu beberapa menit?

"Lelaki yang baru saja berlalu dari hadapanmu tadi Lee Nara!" Seketika Nara langsung membungkam mulutnya yang menganga dengan sebelah tangannya. Benarkah? Dia baru saja berkata kasar pada seorang CEO? Dan lagi Pria itu adalah pemilik Rumah Sakit tempat Nara mencari nafkah. Astaga!

"Benarkah? Astaga tadi Aku bertengkar dengannya karena Kami bertabrakan secara tak sengaja. Aku tidak tahu kalau Dia adalah CEO Jung."

Tak heran memang Lee Nara tidak mengetahui sosok CEO Jung Jaehyun. Gadis itu begitu malas mencari tahu mengenai apapun di internet, bahkan Dia hampir tidak pernah menonton berita apapun. Yang dia pedulikan hanyalah mengurus adik semata wayangnya yang masih duduk di bangku SMA kemudian fokus pada pekerjaannya sebagai Dokter Spesialis Kandungan.

Lee Nara dan adiknya Lee Jeno adalah yatim piatu. Orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat setahun yang lalu saat akan menghadiri Pelantikan dan Penyerahan Brevet Dokter Spesialisnya di Harvard University. Lee Nara adalah penerima beasiswa tetap dari Yayasan JH Foundation yang ternyata di bawah naungan JH Group. Nara hanya dari kalangan keluarga yang hidup berkecukupan. Meskipun Ayah dan Ibunya juga berprofesi sebagai Dokter, pendapatan mereka tak akan mampu membiayai pendidikan Nara hingga ke jenjang PPDS. Maka dari itu mereka sangat bersyukur karena Nara tidak pernah turun peringkat dan tetap menjaga posisinya sebagai penerima beasiswa tetap.

Tak jarang Lee Nara selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian orang tuanya, jika saja Dia tetap kuliah di Korea mungkin orang tuanya tidak akan sampai naik pesawat dan mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa mereka. Namun Lee Jeno selalu menjadi penguatnya, meyakinkan sang kakak bahwa yang terjadi sudah menjadi takdir Tuhan dan tak seorang pun manusia dapat menghentikannya.

Bahkan sekarang Lee Nara dan Lee Jeno hidup berkecukupan, Nara harus bekerja keras untuk biaya sekolah Jeno dan memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Gelar spesialisnya tidak akan bisa membuatnya kaya dalam sekejap.

(Back to the scene)

"Apa Kau mengumpatnya? Hey, dia itu sepupuku asal Kau tahu." Wah memang benar Kim Dahyun sepupuan dengan Jung Jaehyun.

"Aku tahu, tapi kan tadi pertama kali Aku melihatnya. Jadi Aku tidak tahu kalau Dialah sepupu yang selalu Kau bangga-banggakan itu."

"Ya sudahlah, lain kali bersikaplah sopan padanya atau Dia akan mendepakmu dari Rumah Sakit ini. Ayo, Kita sudah terlambat untuk presentasi laporan kasus pagi ini!"

"Baiklah, Ayo."

Kemudian mereka berdua berlari dengan tergesa-gesa menuju aula rumah sakit yang sering digunakan untuk pertemuan penting.

***

avataravatar
Next chapter