webnovel

Cemburu?

"Mila, tunggu!" Dengan gerakan cepat Kevin mencekal tangan Mila yang akan berjalan menuju jalan raya.

Membuat Mila menghela napas. "Kenapa sih, Pak? Bukannya Bapak lagi sibuk sama perempuan tadi? Udah bapak ngobrol aja sama dia," ujarnya, kembali menggunakan bahasa formal seperti biasa.

"Kamu kenapa jadi marah? Jangan bilang ..." Kevin sengaja menggantungkan ucapan dengan menatap Mila menyelidik, membuat Mila mendelik tajam. "Apa?" sahutnya.

"Kamu cemburu sama Luna?" lanjutnya.

"Hah? Saya? Cemburu? Ya enggak lah. Ngapain saya cemburu sama Bapak? Nggak penting!" ketusnya, membuat Kevin justru terkikik melihat tingkah Mila yang terlihat sangat menggemaskan di matanya.

"Masa' sih? Terus kalau nggak cemburu, kenapa mukanya jadi bete gitu sih, Sayang?" ujar Kevin, sengaja mencolek dagu Mila untuk menggodanya.

Membuat mata Mila melotot dengan kedua alis yang bertautan, dan hal itu berhasil membuat tawa lebar kembali menghiasi wajah Kevin.

"Ish. Bapak kok malah ketawa sih? Nyebelin banget! Lagian saya itu keluar karena dapat telpon dari RS soal mama."

Perkataan Mila itu membuat raut wajah Kevin berubah menjadi khawatir dan itu berhasil menarik seluruh perhatian Mila pada pria itu.

"Mama kamu? Kenapa memang? Ada kabar apa dari rumah sakit? Mama kamu nggak papa 'kan?" Mila hanya diam saking bingungnya ditanya beruntun seperti itu.

"MILA?! HEI! Kok kamu nggak jawab, sih? Mama kamu kenapa?" sentak Kevin, membuat Mila tersadar dari diamnya.

"Mama nggak papa Pak, hanya sekedar informasi biasa terkait operasi besok. Tapi ..."

"Tapi?" sahut Kevin penasaran.

"Bapak kenapa sekhawatir itu sama mama saya?" tanya Mila, membuat Kevin gelagapan, bingung harus menjawab apa.

"Oh itu ... hmmm ... ya itu karena ... sebentar. Kamu kok jadi manggil Bapak lagi?"

Baiklah. Kevin sedang dalam mode pengalihan pembicaraan teman-teman.

"Maaf Pak, eh maksudnya Kevin. Gak sengaja tadi, eh tapi kamu belum jawab pertanyaan aku tadi."

"Pertanyaan apa?" Nah, sekarang jadi pura-pura lupa.

"Aduh, nggak usah sok lupa deh. Pertanyaan aku yang itu –"

"Eh, kamu lapar nggak, sih? Aku kok lapar ya! Kita keburu keluar sih tadi, padahal belum makan."

Sampai bumi berubah jadi datar juga tidak akan terjawab itu pertanyaan Mila kalau Kevinnya begitu terus. Hingga akhirnya, Mila lebih memilih untuk tidak menanyakannya lagi.

"Ya tadi juga udah nggak enak suasananya. Mau makan di tempat lain?" tawar Mila setelahnya, membuat mata Kevin berbinar.

"Boleh, kamu tahu tempat enak di dekat sini?"

"Ada sih, tapi take away aja gimana? Aku harus langsung ke rumah sakit soalnya. Kasihan mama udah ditinggal seharian."

"Okay princess. Let's go!" Nah kan nah kan. Sekarang jadi berubah ceria banget si Kevin.

Kevin, kerasukan apa sih? Mila sampai bingung sendiri melihatnya, karena Kevin absurd banget kelakuannya.

O0O

"Kamu tunggu di sini ya, biar aku yang masuk dan beli makanannya."

"Oke!" Hanya itu balasan dari Mila. Setelah itu Kevin keluar dari kursi kemudinya untuk masuk ke dalam restoran, sedang Mila menunggu di mobil Kevin dengan memainkan game di handphone-nya.

Bumm

Bunyi pintu mobil tertutup membuat Mila mengalihkan perhatiannya, dan dia melihat Kevin sudah kembali ke tempatnya dengan membawa dua kantong plastik dan juga … Buket bunga?

"Ini!" Kevin menyerahkan buket bunga itu pada Mila, membuat mata Mila berbinar dengan mulutnya yang terbuka untuk bertanya, "Ini buat aku?"

"Bukan."

"Ha? Terus?" Mila terkejut sampai secara tidak sengaja melemparkan tatapan tajamnya pada Kevin, membuat Kevin yang menyadari itu segera mengangkat kedua sudut bibirnya ke atas. Seharian bersama Mila, sudah tidak terhitung berapa kali Kevin mengumbar senyumnya.

"Udah kamu pegang aja. Hati-hati ya, jangan sampai rusak. Itu aku beli buat orang yang spesial." Hal itu berhasil membuat Mila mendesah, sedang Kevin diam-diam tertawa dalam batinnya. Menyenangkan juga menggoda Mila.

Setelah itu, Kevin meletakkan dua kantong plastik di tangannya di jok penumpang belakang, dan melajukan mobilnya kembali. Mengabaikan Mila yang sudah menekuk wajahnya sekarang.

O0O

"Eh Bapak, hmm maksudnya kamu ngapain ikut turun?" tanya Mila saat Kevin juga keluar dari mobilnya. Membuat Kevin hanya menjawabnya dengan acuh. "Ya mau ketemu calon mertua lah," ujarnya, berjalan masuk ke area rumah sakit lebih dulu dengan tangannya yang sibuk merapikan jasnya.

Sementara Mila hanya bisa bergumam, "Fixed, ini orang udah gila!"

Meski begitu, Mila tetap berjalan mengikuti Kevin di belakangnya. Lalu, saat Kevin dan Mila sampai di lantai ruang rawat mama Mila berada. Mila menghentikan langkahnya tepat di depan toilet perempuan, membuat Kevin yang melihat itu mengerutkan dahinya.

"Kamu masuk dulu deh, aku mau ganti baju dulu. Tahu ruangannya mama dimana 'kan?" tanya Mila, lalu dia berjalan masuk ke toilet sebelum Kevin menahan tangannya. "Ngapain pakai ganti baju?"

"Ya coba kamu lihat aja ini baju aku gimana, mama aku bisa kena serangan jantung dadakan kalau lihat aku pakai baju nggak manusiawi begini!"

"Kok nggak manusiawi?" bingung Kevin.

"Ya harganya 'kan nggak manusiawi. Mama itu suka fashion, Jadi pasti tahu harga baju ini berapa. Aku nggak mau mama aku mikir aneh-aneh cuma karena aku datang pakai baju ini."

Setelah mengatakan itu, Mila benar-benar masuk ke toilet. Membuat Kevin akhirnya melangkah lebih dulu menuju ruang rawat mama Mila berada. Ada rasa gugup yang menjalar di hatinya saat akan masuk ke dalam ruangan itu, tetapi Kevin harus memberanikan dirinya untuk bertemu dengan mama Mila.

Dia juga butuh restu mama Mila untuk menikahi anaknya 'kan? Ya sekalipun hanya menikah kontrak.

Tok Tok Tok

Kevin sengaja mengetuk pintu lebih dulu, dan saat ada sahutan dari dalam, Kevin segera membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Tangan Kevin bergerak menaruh dua kantong plastik di tangan kirinya di meja, dan berjalan mendekati ruangan yang satunya lagi dengan tangan kanannya yang membawa buket bunga.

"Mila, apa itu kamu, Nak?" tanya mama Mila saat mendengar suara langkah kaki mendekatinya. Tetapi saat dia melihat sosok Kevin, mama Mila terkejut.

"Maaf, kamu siapa ya?"

"Halo Tante, selamat malam. Saya Kevin Tante, atasan Mila di kantor. Saya senang bisa bertemu dengan Tante. Ah dan juga ini, tadi saya beli ini sebelum datang ke sini, semoga Tante suka ya!" ujar Kevin, mengenalkan dirinya dengan sopan, tidak lupa juga dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. Membuat kadar ketampanan Kevin meningkat dua kali lipat.

"Oh, jadi kamu atasan Mila? Wah, terimakasih ya! Ini bunga kesukaan Tante loh, kok kamu tahu sih?"

"Iya, Kevin sebenarnya cuma nebak aja sih, Tan. Syukur kalau Tante memang suka sama bunganya."

"Makasih ya! Tante suka banget sama bunganya. Oh iya, Mila di mana?" tanya Daisy saat tidak melihat kehadiran putrinya.

"Mila masih ke toilet Tante, sebentar lagi juga pasti datang anaknya."

Perkataan Kevin itu berhasil membuat Daisy mengerutkan dahi. "Kenapa harus di toilet luar? Kan di dalam sini juga ada toilet."

Benar juga. Aduh, Kevin salah bicara sepertinya.

"Ah kalau itu Kevin juga kurang tahu, Tante."

Hanya itu jawaban dari Kevin, karena dia tidak mau membuat Daisy semakin curiga. Setelah itu, tidak ada pembicaraan lagi antara Kevin dan Daisy, Kevin sendiri bingung harus bagaimana.