webnovel

Gara-gara Cabe Merah

"Bi...wow..." Chloe menatap sahabatnya dengan tatapan kagum.

Biola datang dengan rambut merah. Karna kulitnya yang putih, kecantikannya tampak makin menonjol.

"kamu terlihat...."

"kayak cabe merah" kata Marco sinis.

Marco merasa wanita satu ini benar-benar hantu gentayangan yang selalu nguntit istri mungilnya, kemana pun mereka pergi hantu pirang eh..... sekarang hantu merah selalu muncul, dan tiap kali dia muncul perhatian istrinya pasti di rebut olehnya. Hal ini membuat Marco ingin melenyapkan hantu merah ini.

Febiola mengabaikan komentar sinis Marco, dia memeluk Chloe dan mencium kedua pipi sahabat rasa sodaranya, sambil melirik Marco dengan niat yang sangat jelas. Ya.....dia sengaja memprovokasi suami sodaranya.

Marco mengepalkan kedua tangannya, wajahnya berubah hitam ketika melihat provokasi si cabe merah yang di sengaja.

"bagaimana kamu bisa ada di sini ?" tanya Chloe setelah Biola melepaskan pelukannya.

"kami sedang berlibur"

"kami ?" Chloe mengerutkan kening

Biola mengangguk "ya....mama dan papa serta mamanya Willy"

"lalu dimana mereka ?" mata Chloe mencari keberadaan mereka

"mereka lagi otw, bentar lagi juga nyampe" jawab Biola sambil melirik meja dengan lilin di meja "kalian sudah makan ?"

Chloe menggeleng

"mau gabung dengan kami ?" tanya Biola dengan seringai di wajahnya.

"tidak"

"boleh"

Jawab Marco dan Chloe bersamaan, tentu saja yang menjawab 'tidak' adalah Marco sambil melotot ke arah hantu cabe merah. Yang di pelototi menyeringai makin lebar.

"sweetyy...." seru suara seksi bariton terdengar

"jangan mendekat !!!!" Chloe langsung mundur menjaga jarak saat Willy berlari ke arahnya siap memberikan pelukan.

"pelit" cemberut Willy

Sudut bibir Marco berkedut melihat ekspresi kecewa Willy saat di tolak oleh istri mungilnya. Yah setidaknya istrinya tidak suka di peluk oleh sembarang pria.

"Chloe sayang" teriak mama Willy dan mama Biola bersamaan, sambil merentangkan tangan memeluk Chloe.

Wajah Marco berubah menjadi mendung melihat dua wanita paruh baya yang memeluk istrinya kegirangan, tidak bisa kah dia menghabiskan waktu berdua saja dengan istrinya ? kenapa selalu saja ada orang yang tidak relevan yang menghancurkan waktu berduaannya dengan istri mungil tercinta, keluh Marco di dalam hati.

Tapi keluhan Marco belum hilang dan dia melihat sosok yang selama ini menjadi momok dalam hidupnya

"C...?" Andrew yang tengah menggendong anak laki-laki berumur satu tahunan menatap Chloe, ada keterkejutan di matanya.

Wajah Marco tambah hitam melihat orang yang datang, dia jadi menyesal membawa istrinya ke Gili Air. Andai dia tau akan ada banyak pengganggu dia akan membawa istrinya ke mars.

"hei..." Chloe menyapa Andrew dan Felicia dengan senyum lebar. "wow....gak terasa Ken sudah gede" Chloe mengulurkan tangan pada anak laki-laki yang ada dalam gendongan Andrew.

"Ken gak ke rumah kakek buyut ?" tanya Chloe

"akhir-akhir ini kami agak sibuk jadi belum sempat bawa Ken ke rumah kakek, gimana kabarmu ?" jawab Felicia sambil mencium kedua pipi sepupunya.

"kalau kalian sibuk minta pak Min jemput Ken, kakek akan dengan senang hati menjaga Ken dari pada beliau di siksa oleh nenek untuk merajut, di tambah lagi semakin sering Ken nempel di kakek, maka pundi-pundi uangnya akan makin bertambah"

"pfft....kamu tidak berubah" Andrew tertawa melihat binar mata Chloe saat membicarakan uang kakek Margono.

Marco semakin tidak bahagia melihat senyum Andrew pada istrinya, beraninya dia menggoda istri tercintanya.

"kamu salah, aku telah berubah tapi ada satu hal yang tidak akan berubah dariku..."

"morotin kakek"

"morotin kakek"

Kata Felicia dan Biola bersamaan, lalu tawa mereka pun pecah.

Sudah bukan rahasia lagi bagi orang yang kenal baik dengan Chloe. Wanita bertampang lugu ini sejak dahulu kala paling suka merampok kakeknya.

"C.....besok pagi kita main di pantai ya, besok aku samperin kamu di kamarmu" ajak Biola bersemangat.

"tentu....aku tunggu kamu" balas Chloe dengan tak kalah semangat.

🌸💮🌸💮🌸

Chloe sangat menikmati malam ini, berkumpul dengan orang-orang dekat dengan damai melepaskan semua penat dan beban berat.

Chloe bahkan minum alkohol sampai mabuk. Kalau di ingat-ingat terakhir kali dia mabuk adalah saat dia belajar di luar negeri dan tinggal dengan dua pria brengsek yang menjadi sahabatnya. Mereka berdua inilah yang membuat Chloe mabuk sehingga kedua pria ini bisa membawa teman kencan mereka untuk tidur di kamar mereka.

Chloe masuk ke kamar dengan senyum lebar, dia duduk di tempat tidur dan menatap Marco dengan senyum menggoda "pria tampan datanglah padaku, aku akan menghiburmu"

Marco terpana melihat istrinya yang mabuk. Ini adalah pertama kalinya dia melihat kekasih hatinya mabuk, dan tindakan genitnya saat mabuk benar-benar tidak tertahankan.

"apa yang kamu lakukan, kenapa kamu masih berdiri di situ, apakah undanganku urang jelas ? kemari lah pria tampan, aku akan memuaskanmu" sekali lagi Chloe memanggil Marco dengan senyum menggoda.

"apa kamu yakin bisa memuaskanku ?" balas Marco tanpa berpindah dari tempatnya berdiri.

"tentu saja" jawab Chloe dengan percaya diri dan senyum samar "kalau tidak bagaimana aku bisa melahirkan kembar tiga untuk suamiku ?"

"nyonya apa kamu menggodaku ?" Marco melangkah perlahan menghampiri istri mungilnya yang matanya kabur karna mabuk.

Chloe menanggapi pertanyaan Marco dengan anggukan malu-malu, membuat Marco ingin menerkamnya.

"apa kamu tidak takut ketahuan suamimu ?" tanya Marco berbahaya

"hhmmmm" gumam Chloe tidak jelas.

"apa maksudmu dengan hhmmmm...?" tanya Marco tidak puas

"Marco.....cium aku" gerutu Chloe tiba-tiba

"siapa Marco ?"

Mendengar pertanyaan itu Chloe terkikik "kami tidak kenal Marco ? dia adalah....pria paling tampan yang pernah ku temui.....emm...bukan-bukan....lebih tepatnya yang pernah ku miliki"

"siapa Marco bagimu ?" senyum bahagia kini tergantung di bibir Marco.

"dia...pacar.....kekasih.....suami.....ayah anak-anakku...dan...ah aku haus" Chloe tidak melanjutkan kata-katanya, matanya berkeliling mencari air untuk meredakan rasa haus dan menyingkirkan kabut di kepalanya.

Marco mengambil sebotol air di meja dan menyerahkan pada istrinya, setelah Chloe menenggak minumannya dia kembali bertanya "dan.....?"

"hmmm....di mana suamiku ?" kini Chloe mengedarkan pandangannya mencari sosok suaminya.

"aku di depanmu sayang" Marco meraih kepala istrinya "lanjutkan kata-katamu tadi.....!" Marco menuntut, merasa tidak puas dengan jawaban istrinya yang tidak selesai.

"apa.....?" Chloe menatap manik mata hitam Marco, lalu berkedip beberapa kali.

"dan...?"

"dan ?" tanya Chloe bingung

"pacar....kekasih...suami...ayah anak-anakmu....dan..." Marco mengulang jawaban istrinya sebelumnya.

"cium aku dulu....." goda Chloe sambil memajukan bibirnya.

Marco mendesah, dia merasa bodoh menanggapi istrinya yang bertingkah manja dan genit saat mabuk, tapi dia tidak bisa menolak istrinya saat dia mengambil inisiatif untyk meminta ciuman.

Marco menundukkan kepalanya dan mencium bibir istrinya dengan lembut. Aroma alkohol dari mulut istrinya menyebar di dalam mulutnya juga ketika lidahnya menjelajah mulut kecil istrinya.

"dan...?" tanya Marco lagi setelah mengakhiri ciuman.

Mata Chloe berkabut, ada ke tidak puasan di dalamnya, bibirnya cemberut protes.

Sudut bibir Marco berkedut, lalu dia kembali menempelkan bibirnya dan menjilat bibir istrinya. Akhirnya ciuman berlanjut sampai baju mereka terlepas satu persatu, dan dalam keadaan mabuk Chloe menjadi lebih berani dan mengambil alih kendali permainan di atas ranjang, tentu saja hal ini menjadi obat dari ketidak puasan Marco karna jawaban istrinya yang tidak terselesaikan atas pertanyaan yang dia lontarkan sebelumnya, akhirnya adegan demi adegan terus berlanjut, sampai Chloe terkapar tak berdaya.

🌸💮🌸💮🌸

Chloe bangun dengan kepala berdenyut. Dia membuka matanya perlahan dan melihat mata hitam Marco sedang menatapnya dengan tatapan penuh senyum, tepat di depan wajahnya.

Chloe kembali memejamkan mata dan mengangkat tangannya untuk memijit pelipisnya yang berdenyut, namun sebelum tangannya sampai jari-jari suaminya sudah ada di sana dan memijitnya dengan lembut.

"jam berapa sekarang ?" tanya Chloe masih dengan mata terpejam menikmati pijatan dari suami omes tercinta.

"jam 11"

"11.....?" Chloe langsung membuka matanya. Mengabaikan kepalanya yang berdenyut dia berlari ke kamar mandi, beberapa menit kemudian dia keluar dan mulai mengubrak-abrik koper mencari baju ganti. Mengabaikan suaminya Chloe membuka piyamanya dan berganti dengan tshirt dan celana pendek se paha

"mau kemana buru-buru?" tanya Marco tanpa mengalihkan matanya dari paha putih istrinya yang tidak tertutup.

"aku ada janji main sama Biola di pantai" Chloe menjawab sambil menarik resleting celana pendeknya. "mau ikut ?" akhirnya Chloe menoleh menatap suaminya.

Marco menanggapi dengan gelengan kepala dan senyum ambigu.

Chloe mengangkat sebelah alisnya, "oke, kamu istirahat di kamar saja, aku tidak akan lama"

Lalu Chloe melangkah membuka pintu kamar, namun setelah pintu terbuka dia terpana. Pemandangan di depan pintu kamar penginapannya bukan lagi pantai tapi berganti dengan hamparan hijau padi. Chloe mengedarkan pandangan ke sekelilingnya dan dia makin syok. Tempatnya adalah satu-satunya kamar di tengah sawah.

"apa yang terjadi ?" gumamnya.

Marco memeluk istrinya dari belakang dan berbisik "maaf sayang kita hari ini tidak akan kemana-mana, kita menghabiskan waktu di kamar saja"

Marco menutup pintu dan menggendong istrinya yang masih bengong ke ranjang.

"tunggu...!" Chloe memblokir bibir suaminya yang sudah siap menyerang. "di mana kita ?" tuntut Chloe

"ubud, villa ini milik temanku, di sini hanya ada kita berdua, jaringan telpon juga tidak ada jadi tidak perlu takut ada gangguan makhluk-makhluk yang tidak signifikan macam si cabe merah, jadi sayang...mari kita nikmati wakti berdua kita sebaik-baiknya" seringai jahat muncul di sela-sela jawab Marco.

Untuk selanjutnya apa yang terjadi ? biarkan imajinasi kalian menjadi liar, yang jelas Chloe di makan sampai habis oleh suaminya selama dua hari penuh, tanpa ada manusia lain selain mereka berdua, erangan erotis sekeras apa pun tidak akan ada seorang pun yang akan mendengar. Chloe sampai dia merasa ingin mencaci kebiadaban suami mesumnya.

Hai-hai.......adakah yang merindukan kegilaan MnC ?

Nilam_Kurniawati_6896creators' thoughts
Next chapter