webnovel

Bisakah Aku Yang Mengukurnya ?

Chloe tengah sibuk menyiapkan pesanan dengan Kasih saat ponselnya berbunyi.

Chloe mengabaikannya.

Ponselnya tidak berhenti berdering sampai enam kali panggilan, lalu diam.

Dalam hati Chloe tau bahwa yang menelpon pasti suaminya. Chloe sengaja mengabaikan panggilannya, karna dia sedang marah dengan suami mesumnya. Semalam setelah mereka pulang suaminya memakannya sampai habis, dia tidak meninggalkannya sampai pagi.

Bukannya apa, dia juga butuh tidur setelah kemarin keliling kota untuk fitting baju, nyicip kue, nyicip makanan katering, ke percetakan untuk bikin undangan, dan semua itu di lakukan sampai malam, terakhir Ny. Suri memaksa mereka untuk makan di rumahnya.

Sebenarnya Ny. Suri memaksa mereka untuk nginap tapi Marco menolaknya dengan tegas, dan yang paling membuat Chloe jengkel adalah ternyata suaminya menolak karena dia ingin memakannya sampai pagi.

Begitu mereka sampai di rumah, baru saja menutup pintu Marco langsung menerkamnya. Mereka melakukannya di ruang keluarga, di ruang kerja, di ranjang, kamar mandi, di sofa kamar, kembali ke ranjang lagi sampai beberara kali. Sekitar jam dua pagi suaminya baru melepaskannya.

Paginya Chloe masih terbang di alam mimpi suaminya mesumnya kembali memakannya, sampai Chloe mengira dengan sedang mimpi mesum.

Tidak puas memakannya di ranjang Marco membawanya lagi ke kamar mandi.

Karna jengkel Chloe membuat banyak tanda di dada, bahu dan lehernya dengan niat agar suaminya malu dan memprotesnya. Karena dengan tanda di lehernya bahkan meski dia mengenakan kemeja dan dasi semua tanda itu masih terlihat.

Tapi Chloe di buat tercengang, bukannya memakai kemeja Marco malah sengaja mengenakan kaos yang memperlihatkan lehernya dengan jelas, bahkan saat memakainya dia menyeringai seperti orang gila. Chloe mengelus dadanya melihat seringai suaminya, hanya orang berotak mesum yang tak tahu malu yang bisa dengan senang hati memamerkan cupang di setiap jengkal lehernya pada semua karyawannya.

Itulah alasannya Chloe mengabaikan telponnya.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

"C....bos besar menyuruhmu ke atas" Stefan muncul dan menarik Chloe.

"abaikan saja dia" jawab Chloe sambil menepis tangan Stefan dari lengannya.

"haisss.....abaikan bagaimana ? apa kamu mau aku menjadi miskin karna dia ?" protes Stefan, dia kembali menarik lengan Chloe.

"Stef.....lepas,lagi pula meski kamu kehilangan toko, kamu tidak akan jatuh miskin" kali ini Chloe memelototinya dengan marah.

"maksudmu kamu aku duduk di balik meja dengan orang-orang tua itu ? no...πŸ™…β€β™‚οΈ" protes Stefan ngeri.

Chloe memutar bola matanya menanggapi protes sahabatnya.

"C...pak bos memintaku menjemputmu" Yola tiba-tiba muncul di depan Chloe.

"bilang sama bosmu, aku tidak akan ke atas"

"C....please...beliau berpesan kalau tidak bisa membawamu naik aku akan di pecat" pinta Yola memelas.

"dia tidak akan melakukannya, percaya padaku, kalau dia memecatmu karna masalah sepele seperti ini katakan padanya aku akan tinggal di rumah orang tuaku selama sebulan" dengan itu Chloe mengirim Yola untuk kembali ke lantai atas.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Sepuluh menit kemudian Marco menghampiri Chloe, menggendongnya dengan paksa dan membawanya ke kantor Stefan.

Begitu turun Chloe langsung menendang tulang kering suaminya yang di sabit dengan suara erangan.

"dasar landak, kenapa selalu menendang tulang keringku" protesnya

"maumu aku menendangmu di mana ?" cibir Chloe sambil menatap selangkangan suaminya dengan senyuman licik.

Marco paham dengan maksud istrinya, dia menutup selangkangannya sambil bergumam "berani kamu melakukannya, aku akan menghukummu sampai kamu tidak bisa berdiri"

"suit....suit...." Chloe menoleh mendengar suara siulan di belakangnya "aku suka pria bersemangat sepertimu" Emily mengedipkan matanya menggoda Marco yang langsung mengubah ekspresinya menjadi dingin.

"Emily apa yang kamu lakukan di sini ?" tanya Chloe heran, Emily duduk di sofa dengan asistennya.

"mengukurmu"

"bukannya kemarin kita sudah deal pake baju yang itu ?" Chloe makin heran.

"baju kemarin batal, aku akan membuatkan baju baru untukmu" Emily berdiri dan mengeluarkan meteran dari tasnya.

"tunggu !, bisakah aku yang mengukurnya ?" Marco melangkah menghampiri istrinya.

Chloe memutar mata mendengar permintaan suaminya.

"love....asal kamu tau, aku tidak akan terangsang dengan tubuh kekasihmu meski aku memeluknya, aku lebih terangsang bila bersentuhan denganmu" kata Emily sambil melangkah ke arah Marco.

"eehhmm....bolehkah kita mulai sekarang ? saya masih harus bekerja lagi" Chloe merasa tidak nyaman dengan komentar Emily yang menggoda suaminya.

Akhirnya Emily menghampiri Chloe dan mulai mengukur "seperti apa gaun baru yang akan kamu buat untukku ?" tanya Chloe di sela-sela pengukuran.

"nanti aku akan menunjukkan gambar yang di kirim kekasihmu kemarin sore"

"kemarin sore ?"

"yup, kemarin sore kekasihmu mengirimkan gambar sketsa dan aku memperbaiki beberapa bagian agar sesuai denganmu"

Chloe terdiam, di dalam otaknya dia membayangkan sebuah gaun pengantin konservatif yang di kirim oleh suaminya, mengingat bagaimana posesifnya dia sepertinya itu sangat masuk akal.

Setelah mengukur Emily menepati janjinya, dia membuka ipadnya dan menunjukkan sketsa baju pengantin sederhana berlengan panjang dan itu terlihat sangat....indah. Chloe menatap sketsa dengan mata penuh pemujaan lalu dia menatap suaminya.

Marco melihat tatapan kagum di mata istrinya dan sudut bibirnya berkedut. Kemarin saat Ny. Suri dan istrinya sedang mencicipi katering dan berdiskusi mana yang akan mereka pesan Marco menjelajah internet dan mencari contoh sketsa baju pengantin yang dia inginkan untuk istrinya, lalu dia mengirimkannya pada Emily dan memintanya untuk menyempurnakannya.

Marco sangat tau selera istrinya, dia bukan wanita yang suka mendapatkan banyak sorotan, dia juga tidak suka menonjolkan diri. Dalam berpakaian juga di tidak menemukan baju yang mencolok kecuali beberapa gaun yang di pilih oleh Ny. Suri, jadi dalam memilih baju pengantin dia juga mencari model yang sederhana.

Itulah alasannya Marco mencari model sesuai dengan keinginan istrinya namun tetap terlihat cantik dan menawan.

Setelah Emily meninggalkan ruangan, Chloe menatap suaminya dengan senyum terkulum.

"apakah kamu akan mengucapkan terima kasih padaku ?" tanya Marco melihat senyum malu-malu istrinya, Chloe mengangguk "bagaimana kamu akan berterima kasih ?" Marco melangkah mendekati istrinya.

Chloe mencubit dagunya berpikir "bagaimana kalau aku memasak makanan kesukaanmu ?" tanya Chloe dengan wajah cerah.

"hhmmm...boleh, tapi aku minta makanan penutup yang spesial" Marco sudah berdiri tepat di depan istrinya dan mematuk bibirnya.

"sialan, kamu sudah memakanku semalaman dan kamu masih ingin memakanku lagi ?" geram Chloe di sela-sela ciuman suaminya.

"jangan salahkan aku, kamu yang membuatku ketagihan untuk memakanmu" Marco mengisap bibir istrinya, menggendongnya dan mendudukkannya di meja kerja.

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Stefan memasuki ruangannya tanpa mengetuk, dia baru berhasil mengusir Emily yang menempel padanya sejak dia turun, bahkan dia menawarkan untuk membuat baju untuk acara tunangannya nanti gratis asal dia mau kencan dengannya.

Stefan bergidik mendengar tawaran itu, dalam hati dia mengumpat Ny. Kim yang mencari perancang busana dengan selera seksual yang menyimpang untuk calon tunangannya, bahkan dia ngotot untuk baju pernikahannya nanti manusia menyimpang ini juga yang akan mendesainnya, sialnya lagi pasangan Marco-Chloe juga memakai jasanya.

Setelah berhasil mengusirnya Stefan berlari keruangannya ingin mengajukan protes pada sepupu dan sahabatnya tapi saat masuk keruangan dia di sambut dengan pemandangan yang membuat matanya hampir melompat keluar.

"shit.....shit...shit...." umpatnya berulang kali "oh...mataku...." kata Stefan sambil menutup matanya.

Mendengar umpatan Stefan, Chloe kembali ke akal sehatnya dan mendorong Marco menjauh dari bibirnya.

"keluar !" usir Marco

"hah...ini kantorku...kalau kalian ingin melanjutkan lakukan di atas" protes Stefan.

Chloe melompat dari atas meja lalu berlari keluar ruangan dengan wajah merah, bahkan dia tidak berani menatap Stefan. 'sialan ini karna Marco omes membuatnya lepas kendali, betapa malunya terciduk sedang bercumbu di kantor Stefan' gerutu Chloe dalam hati.

"sayang kamu mau kemana ?" protes Marco melihat istrinya kabur tanpa menoleh kebelakang

Chloe mengabaikannya dan berlari ke kamar toilet di dekat ruang ganti.

"itu karna kamu dia kabur, lain kali aku akan membalasmu" dan Marco menyusul keluar ruangan.

Stefan terpana, bukankah ini kantornya ? lalu kenapa dia yang di salahkan ? lalu apa maksudnya dengan dia akan membalasnya ?

πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Nenek Margono duduk di gazebo sambil merajut selimut untuk calon bayi Felicia.

Seorang wanita setengah baya duduk di depannya meminum teh yang tersaji di depannya.

"bagaimana perkembangannya ?" tanya nenek Margono tanpa mengalihkan matanya dari rajutannya.

"kemarin pihak lapas memanggil dokter untuk memeriksa kejiwaan nona, kalau dalam seminggu ke depan tidak ada perubahan, dokter menyarankan nona untuk di rawat di RSJ" jelas wanita itu.

Nenek Margono mengangguk puas mendengar laporan, beliau melanjutkan meranjut dengan bersenandung.

Hai para readers, aku mau minta pendapat kalian.

Aku dapat tawaran dr webnovel untuk taken kontrak, tapi aku lg pertimbangkan, kalau aku terima kontrak ntar bab selanjutnya jd ke kunci, (rencana aku nulisnya gak sampai ratusan bab) jd menurut kalian aku terima atau tidak ?

Nilam_Kurniawati_6896creators' thoughts
Next chapter