webnovel

Diantara Cinta dan Benci (3)

Tidak lama terdengar suara dengkuran halus Jasmine. Ia tidur sambil memeluk guling. Rendi hanya melirik sambil tetap berada di depan laptopnya. Hari ini gara-gara menyelesaikan masalah Jasmine Ia harus membatalkan presentasi dengan Andrea serta rapat dengan para vendor.

Besok juga Rendi merasakan jadwalnya masih berantakan. Ia harus ke sekolah Jasmine lagi lalu pergi ke rumah teman Jasmine yang ditampar oleh Jasmine. Rendi menangkupkan kedua tangannya di depan wajahnya. Ia merasakan kepalanya sedikit pusing. Belakangan ini Rendi merasakan hidupnya sedang dalam gelombang pasang. Ia harus menikah, tiba-tiba bertemu dengan mantannya dan juga harus menghadapi proyek Andrea.

Malam ini ada setumpuk proposal yang berada di mejanya. Ia harus memeriksa satu persatu dengan teliti. Rendi tidak mau sampai salah memilih Vendor. Salah memilih vendor bisa berakibat fatal. Proyek ini proyek besar. Mencakup biaya yang sangat besar, pegawai yang banyak dan prosedur yang cukup rumit. Vendor yang baik adalah vendor yang bisa mensupplay barang yang berkualitas dengan harga yang masuk diakal.

Seharusnya tadi siang Ia mendengarkan para Vendor mempresentasikan rancangan anggaran penyediaan barang-barang tersebut. Tetapi karena Ia harus ke sekolah Jasmine maka semuanya jadi berantakan. Sehingga malam ini kemudian Ia harus memeriksa seluruh proposal dari para vendor yang masuk agar besok presentasi tidak berjalan memakan waktu yang banyak.

Waktu semakin lama semakin bergulir seakan tidak mau menunggu Rendi menyelesaikan pekerjaannya. Rendi menguap berkali-kali. Wajahnya yang tampan itu tampak sedikit kusut. Bibirnya yang sangat merah tampak Ia gigit berkali-kali agar rasa kantuknya hilang. Lingkaran hitam mulai menghiasi kedua matanya. Tapi wajah tampannya tidak berkurang sedikitpun. Matanya yang sayu kini malah terlihat seakan mengundang kaum hawa yang memandangnya.

Bergelas-gelas air putih sudah melewati tenggorokannya. Bahkan dua gelas kopi sudah mampir juga ke perutnya. Matanya terasa perih karena dari tadi terus menerus menatap layar laptop. Walaupun di layar ada anti radiasi tetap saja kalau terlalu lama matanya terasa perih juga. Akhirnya Rendi merasa tidak tahan Ia lalu bangun menggeliat dan matanya menatap jam dinding. Sudah hampir pukul satu malam. Pantas saja Ia merasa ngantuk. Diluar sudah tidak ada tanda-tanda kegiatan. Semua anggota keluarganya sudah tertidur.

Rendi mematikan lap top nya, membereskan proposal nya dan menyusunnya dengan rapih. Ialu bangun dari duduknya dan berjalan menuju tempat tidurnya. Bantal yang empuk terasa melambai-lambai menyuruhnya agar cepat berbaring. Dengan mata setengah terpejam Rendi membaringkan tubuhnya di sisi Jasmine. Tetapi kemudian melihat pakaian Seragam sekolah masih belum diganti. Tadinya Ia tidak perduli tapi mendadak Rendi langsung tersentak bangun. Bukankah tadi seragam itu yang dipakai oleh Jasmine dari pagi bahkan sempat membersihkan toilet.

"Sial...masa Aku harus tidur dengan Jasmine yang mengenakan pakaian kotor. Rendi jadi merasa illfeel, Ia segera melepaskan kancing kemeja Jasmine tanpa ragu-ragu. Kemudian menarik lepas kemejanya dan juga rok panjangnya sekalian. Aduh nih bocah jorok banget celana Mickey Mouse nya juga belum diganti.

Rendi terdiam kebingungan tangannya sudah dalam posisi hendak membuka celana Mickey Mouse Jasmine. Bingung, ragu-ragu dan bimbang. Tapi kemudian Ia teringat lagi. Bukankah Jasmine Istrinya sendiri, Istri yang sah Ia nikahi di depan penghulu dan atas persetujuan walinya. Sudah haknya untuk melakukan apa saja pada Jasmine.

Akhirnya dengan mata tertutup Rendi melepaskan semua yang ada di tubuh Jasmine. Untungnya Jasmine tetap tertidur pulas. Usai melepaskan pakaian Jasmine, Rendi menutupi nya dengan selimut. Rendi lalu memasukan pakaian seragam Jasmine ke dalam keranjang cucian. Sedangkan Pakaian dalamnya Ia masukan langsung ke tempat sampah.

Rendi Lalu mengambil pakaian Jasmine yang ada di lemari pakaiannya yang memang disiapkan oleh pengasuh nya Jasmine. Susah payah Rendi memakaikan pakaian Jasmine dengan ditutupi selimut. Walaupun Ia menyentuh Jasmine tapi Ia tidak melihatnya. Lalu Rendi ngomel-ngomel pada Jasmine yang tetap terlelap. "Kau jorok..tidur dengan pakaian kotor. Ya Tuhan..mengapa Aku harus menikah sama anak SMA begini." Kata Rendi sambil kemudian langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang setelah selesai memakaikan pakaian Jasmine.

Rendi sudah tidak sempat lagi berpikiran kotor, atau membayangkan hal-hal mesum. Ia sudah sangat mengantuk. Ia tidak tahan lagi dan begitu matanya terpejam Ingatannya sudah hilang dan Ia pun tertidur pulas. Jasmine semakin pulas tidur apalagi Ia sudah berganti pakaian. Di rumah biasanya Bi Narsih yang sering mengganti pakaian Jasmine kalau Jasmine tertidur dengan pakaian kotor. Jasmine kalau sudah sangat letih Ia langsung tertidur tanpa sempat ganti pakaian apalagi mandi.

Malam semakin larut Rendi dan Jasmine tertidur dengan saling berpelukan. Apalagi Jasmine yang secara naluri Ia menyelusupkan wajahnya ke dada Rendi. Dada Rendi yang bidang dan berkotak-kotak itu memberikan kenyamanan bagi Jasmine. Bertahun-tahun Ia tidur sendiri tapi sekarang-sekarang ini Jasmine sudah mulai nyaman tidur di samping Rendi minimal saat Ia terlelap dalam tidurnya.