3 Surat Perjanjian

Diva duduk dengan tenang menatap ke arah lelaki yang kemarin bertindak tidak sopan pada keluarganya, rasanya Diva sangat malas menatap ke arahnya.

"Kau ingin menagih uangmu saat ini juga? saya akan membayarnya tapi saat ini saya hanya punya uang satu miliar bisakah Anda memberi keringanan pada saya memberi tambahan waktu untuk membayar keseluruhan."

"Sudah tidak ada waktu untuk Anda, bayar sekarang atau kau harus menerima tawaranku."

"Tawaran? tawaran apa?"

"Menikahlah denganku maka ku bebaskan semua hutang-hutang orang tuamu! kau tidak perlu takut, pernikahan ini hanya sementara, sebut saja pernikahan kontrak."

Diva terdiam menatap wajah orang itu, menikah? dengan santai orang itu mengatakan tentang pernikahan? dan gilanya lagi yang dia maksud adalah pernikahan kontrak.

"Me-menikah? maksudmu apa? kau ingin menikahiku sebagai tebusan hutang orang tuaku?" tanya Diva memperjelas.

"Ya. Kontrak pernikahan selama dua tahun, setelahnya kau ku bebaskan. Ekonomi keluargamu kembali normal dan kau akan ku ceraikan!" ucap Kenzo dengan lancar, dia bersedekap dada menatap datar ke arah Diva.

"Cerai? semudah itu kau mengatakan perihal pernikahan dan perceraian? kau pikir dua hal itu mainan yang bisa kau mainkan dengan begitu mudahnya!" ucap Diva tak suka.

"Hanya pernikahan kontrak, tawaran ini akan sangat menguntungkan untuk Anda." Kenzo menatap ke arah Moreo agar dia memberikan surat perjanjian itu.

"Bacalah surat perjanjian itu jika Anda tertarik, maka tanda tangani lah! jika tidak maka saat ini juga Anda harus melunasi hutang lima milyar itu dan segera angkat kaki dari rumah ini atau, ayahmu akan saya laporkan ke kantor polisi." Ancam Kenzo.

Diva mengepalkan tangannya merasa kesal, dia tidak mempunyai pilihan lain selain menikah dengan pria angkuh itu. Melunasi uang lima milyar itu tentu bukan pilihan yang baik karena dia tidak mempunyai uang sebanyak itu, dan untuk melaporkan ayahnya? tentu saja dia tidak akan tega melihat ayahnya di penjara.

Diva memejamkan matanya kilas mengatur nafasnya, meyakinkan pada hatinya jika ini adalah pilihan yang terbaik untuk keluarganya tidak masalah jika dirinya harus mengorbankan masa depannya.

Diva mulai mengambil berkas itu, dan mulai membacanya di atas terdapat tulisan. 'surat perjanjian pernikahan kontrak, yang tertulis dengan pihak pertama bernama Kenzo Xavier Alexander dan pihak kedua dengan nama dirinya.

Surat Perjanjian Pernikahan Kontrak

Pihak pertama: Kenzo Xavier Alexander

Pihak kedua : Diva Revalina Anderson

Surat perjanjian ini menyatakan beberapa hal untuk pernikahan kontrak yang akan berjalan selama dua tahun ke depan.

1. Pihak pertama memegang sepenuhnya surat perjanjian ini.

2. Kedua pihak tidak akan mencampuri urusan pribadi masing-masing.

3. Pihak pertama tetap akan memberikan uang bulanan pada pihak kedua, seperti suami istri pada umumnya.

4. Pihak pertama sebagai raja, dan pihak kedua harus menuruti setiap apa yang di katakan pihak pertama.

5. Pihak kedua tidak bisa mengajukan perpisahan tanpa persetujuan pihak pertama.

Dan semua persyaratan di atas harus di patuhi oleh pihak kedua. Tanpa bantahan ataupun tanpa paksaan. Dengan imbalan pihak pertama akan membebaskan hutang piutang yang di miliki pihak kedua.

Tertanda

Kenzo

Diva membaca keseluruhan surat itu, lima persyaratan yang tentunya hanya Kenzo yang untung sedangkan dirinya seperti di jadikan babu oleh lelaki itu.

"Jika Anda setuju, Anda bisa tanda tangan di sebelah ini nona." Moreo menunjuk tempat sebelah tanda tangan Kenzo berada.

"Tunggu, bolehkan saya mengajukan satu persyaratan?" ucap Diva.

"Apa?" balas Kenzo cepat.

"Selama pernikahan berlangsung, saya tidak ingin Anda menyentuh saya dengan kata lain saya tidak akan memberikan hak batin pada Anda!" balas Diva tegas.

Tidak masalah jika dia nanti akan menjadi janda, yang terpenting dia masih perawan bukan. Moreo melotot mendengar ucapan Diva sedangkan Kenzo mengangguk menyetujuinya.

"Baik, saya juga tidak akan menyentuhmu!" balas Kenzo datar.

Mendengar ucapan Kenzo membuat Diva tersenyum dia lantas menandatangani surat perjanjian itu.

"Saya setuju. Jadi rumah ini dan seluruh hutang papa saya lunas! dan satu lagi pastikan perusahaan papa saya berjalan seperti dahulu!" balas Diva dengan enteng.

Moreo berdecak kagum, dia pikir Diva wanita yang lemah tapi ternyata tidak dan itu akan menjadi tantangan untuk Kenzo.

"Baik, dan sekarang bersiaplah kau akan ikut bersamaku!" balas Kenzo datar lantas dia berdiri.

"Saya tunggu di mobil, lebih dari lima menit maka semuanya hangus!" balas lelaki itu dengan santai tak seperti Diva yang terlihat sangat kesal mendengarnya.

"Diva, kau serius menerima tawaran itu!" Cegah Regan, dia merasa tak setuju dengan itu semua.

Diva tersenyum meyakinkan dia mengusap pelan bahu ayahnya. "Diva yakin!" Setelahnya gadis itu lantas berlari menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Waktu lima menit tidak akan cukup untuknya berias, dengan kecepatan maksimal Diva segera berganti baju dengan dress navy dan menaburkan dengan asal bedak di wajahnya.

Mengambil cepat high heels juga tas kecilnya. "Ma, pa, Diva pergi dulu!" ucap gadis itu dan kembali berlari menuju mobil Kenzo.

Brak!

Dengan keras Diva menutup pintu mobil membuat Kenzo berdecak menatap tajam ke arahnya.

"Kalau mobil saya rusak, apakah Anda bisa menggantinya!" ucap Kenzo kesal. Diva menyengir dia tidak bermaksud itu semua karena dia tergesa.

"Maaf, tapi jangan salahkan saya. Ini semua juga salahmu yang memberi waktu tak masuk akal!" sinis Diva, dia mengambil lipstik di tasnya dan mulai mengoles bibir merah mudanya dengan lipstik itu.

"Aku mengajakmu ke rumah bukan menjual diri! jadi kau tak perlu merias wajahmu sampai seperti itu."

Tangan Diva mengepal mendengar ucapan menyebalkan dari Kenzo namun dia bersikap tenang, dia harus nampak elegan di hadapan lelaki itu membalas ucapannya dengan tenang.

"Kenapa? aku merias diriku agar tampil sempurna di hadapan keluargamu bukan untuk menjual diri. Kau paham tuan---em maaf siapa namamu?" ucap Diva berpikir.

"Oh, ya. Tuan Kenzo yang terhormat. Dan ya satu lagi, saya pikir sebelum Anda berbicara, Anda perlu berpikir terlebih dulu, percuma setinggi apapun pendidikan Anda setinggi apapun jabatan Anda jika Anda tidak memiliki etika ketika berbicara!"

"Kau berani mengajariku!" balas Kenzo dengan tatapan tajam.

"Tidak. Saya hanya memberi sedikit pembenahan pada diri Anda, saya tahu Anda orang kaya tapi bukan berarti Anda bisa berlaku semau Anda, semua yang di atas bisa menjadi di bawah. Jadi tunggu saja tanggal mainnya!"

"Kau---" Kenzo menggeram kesal mendengar ucapan Diva, ternyata wanita ini sungguh sangat menyebalkan.

Gadis itu hanya tersenyum manis ke arah Kenzo, mulai membuka pintu saat mobil itu berhenti, bisa dia lihat rumah megah nan mewah di hadapannya.

Kenzo berjalan begitu saja, membuat Diva segera menyusulnya. Gadis itu lantas merangkul lengan Kenzo seperti pasangan pada umumnya membuat Kenzo segera menatapnya tajam.

"Kau ingin keluargamu percaya bukan, jika kita sepasang kekasih?" bisik Diva lirih membuat Kenzo terdiam dan membiarkan gadis itu melakukan apa yang dia mau.

Moreo tertawa melihat itu semua dia tak habis pikir bagaimana tertekannya Kenzo jika menikah dengan Diva.

"Gadis yang hebat, dia mampu membuat Kenzo tunduk padanya!" kekeh Moreo.

avataravatar
Next chapter