1 1. Prolog

Jordan yang sudah tidak bisa lagi membendung amarahnya lari secepat kilat mengejar atea. ia tidak akan membiarkan istri kecilnya itu sampai kabur lagi. selama ini Jordan sudah cukup pusing di buatnya. sikap seorang istri seharusnya tak seperti ini ketika bertemu dengan suaminya.

"iblis kecil, berhenti kau disana atau kau akan menyesal!!!" teriak Jordan sambil berlari mengejar atea yang juga terus berlari menjauh meninggalkannya untuk mencoba melarikan diri sekali lagi. gadis ini sama sekali tidak berubah sikapnya, meskipun sudah 3 tahun lebih berlalu, sejak mereka berpisah karena atea kabur dari rumah. sifat kekanak-kanakan wanita itu membuat Jordan geram.

" weee... kejar aku kalau bisa. dasar iblis tua! sepertinya tenagamu sudah banyak berkurang."

istri nakalnya itu terus menerus menjulurkan lidah kearah Jordan, seolah sedang mengejek sang mayor dan tetap berlari menjauh. Area sama sekali tak mengindahkan peringatan Jordan dan sengaja membuat laki-laki itu semakin terbakar oleh amarah di dalam dirinya.

Bagi Atea masa bodoh juga, jika nanti laki-laki itu akan marah. yang jelas ia hanya ingin kabur lagi sekarang daripada harus menyerah begitu saja dalam dekapan Jordan.

"Sial! bocah ini sedang mengujiku. lihat saja kalau aku bisa menangkap mu nanti. kau pasti akan menyesal! mari kita buktikan, siapa yang sebenarnya sudah tua." kata Jordan yang menggerutu sambil berlari. mungkin ini adalah sebuah kesialan bagi sang mayor karena menikah dengan gadis yang berusia 8 tahun lebih muda darinya.

"Taxi... " teriak atea menghentikan sebuah taxi yang melaju mendekat kearahnya.

Atea berlari menuju taxi yang sudah berhenti di depannya.

"Pak, cepat buka pintunya." kata Atea yang menepuk kaca jendela mobil berkali-kali minta dibukakan pintu. wanita itu terlihat terburu-buru karena Jordan sudah sangat dekatnya, mungkin hanya jarak beberapa meter saja. jika ia tidak masuk sekarang dan kabur. mungkin tak ada kesempatan lagi baginya untuk pergi lagi.

Sopir taksi itupun membuka pintu mobilnya. tetapi sebelum atea berhasil membuka pintu taxi itu dan masuk ke dalamnya. tiba-tiba terdengar suara tembakan.

door... cezzzx...

hanya sekali tembak dan tepat sasaran. tembakan tepat di ban mobil taxi yang akan di gunakan atea untuk melarikan diri. kali ini istrinya tidak akan bisa kabur.

Atea hanya bisa menghela nafas. langkah kaki suaminya sudah terdengar mendekat. itu lebih seperti malaikat maut yang hendak mengambil nyawanya, dibandingkan seorang suami yang mencintainya.

"Mampus aku! sepertinya aku terpaksa pulang kali ini. sial! iblis tua ini temperamen dia tetap saja sangat kasar dan seenaknya saja." kata atea yang menggerutu sendiri sambil bersandar di samping pintu masuk mobil itu.

supir taxi keluar dan marah-marah kepada wanita cantik ini, ketika mendapati ban mobilnya pecah.

"hei, Nyonya muda. jika kau tidak mau naik taxi ku, maka jangan membuatku sial seperti ini. aku masih harus mencari uang untuk keluargaku. aku tidak mau tahu, kau harus ganti rugi semua ini sekarang juga." supir taksi itu sangat marah dan mencaci maki Atea untuk meminta tanggungjawab darinya, atas segala kerugian yang di deritanya.

"Iya... aku pasti tanggung jawab. kau tidak perlu khawatir." kata Atea mencoba menenangkan sopir taksi yang amarahnya mulai meledak-ledak.

Jordan berjalan mendekat kearah atea yang sedang berdebat dekat supir taxi. Jordan mengeluarkan beberapa lebar uang dari sakunya dan memberikan uang yang itu kepada supir taksi sebagai ganti rugi.

Supir taksi itu menerima uang dari Jordan dan menghitungnya. itu lebih dari cukup dan ia malah masih untung banyak.

terimakasih tuan muda." kata sopir taksi itu yang merasa sangat senang.

"Mampus deh! apa yang harus aku lakukan? dia sudah berdiri di depan mata. matilah aku, Jordan pasti marah." kata atea dalam hatinya.

wanita cantik ini hanya bisa berdiri mematung dan hanya tangannya saja yang melambai untuk menyapa Jordan sambil tersenyum. terserah saja mau apa, yang penting nyawanya selamat terlebih dahulu.

" hai, sayang. kita ketemu lagi" ucap atea senyuman cengar-cengir penuh kepalsuan. di kepala gadis ini penuh dengan akal licik dan tipu muslihat. atea berusaha mencari celah Dimana dia bisa mencari kesempatan untuk kabur lagi.

"iblis kecil, kau ikut aku! jangan membuat masalah lagi. nenek sudah merindukanmu." kata Jordan yang menyeret tangan atea dengan kasar untuk masuk kedalam mobilnya.

" sayang...sudah tiga tahun lebih, kenapa kau masih saja begitu tampan dan kuat" atea mengelus dada Jordan dengan lembut untuk menggodanya.

" anak nakal... sebaiknya kau jaga sikapmu atau kau akan menyesal, aku belum menghukum mu untuk 3 tahun ini" Jordan menarik dagu atea dan mendaratkan ciuman kasar di bibir mungil gadis ini.

"emm..hmm...huuh" atea berusaha mendorong Jordan dan mencuri nafas, ciuman itu seperti membuatnya kehilangan nafas.

" dasar kau iblis tua brengsek....kau sama sekali tidak berubah" maki atea dengan sepenuh hati.

dalam pikiran atea, jika bisa memilih mungkin dia berharap tidak pernah bertemu dengan seorang Jordan. Jordan laki-laki yang lebih menyeramkan seperti monster, posesif dan mudah sekali emosi. ya,meski Jordan termasuk laki-laki yang tampan, kuat, kaya dan berkuasa, tetapi justru hal itu yang membuat atea tidak tidak leluasa berada di sampingnya dan tidak suka menjadi burung dalam sangkar emas. meskipun terlihat mewah namun hati tak bahagia.

-----------

Rumah Jordan

Jordan dan atea telah sampai dirumah Jordan. mereka berdua terun dari mobil, Jordan menggenggam erat tangan atea jika tidak begitu gadis nakal ini pasti akan kabur lagi. Jordan membuka pintu rumahnya.

"Masuklah, atau kau benar-benar takut denganku? aku tidak menyangka saja seorang wanita seperti mu bisa ada hal yang ditakuti juga." kata Jordan yang menyindir Atea. Jordan yang memang dengan sengaja memancing emosi istrinya dan membuatnya marah untuk melampiaskan kekesalannya kepada Jordan.

" takut? tidak... tidak, kau terlalu meremehkan aku. memang apa yang harus aku takutkan darimu mayor jendral Jordan?" ucap atea sedikit menantang Jordan. Wanita itu bahkan berani mengangkat jari tengahnya kearah sang mayor.

bruaakk...

suara pintu dibanting dan kemudian dikunci dari dalam. Jordan melemparkan kunci pintu ke vas bunga dipojokan ruangan. ia mulai mendekat ke arah atea yang sedang berdiri sekitar 3 meter darinya.

" kau! apa yang aku inginkan?" ucap atea yang mulai gugup. baginya Jordan yang sekarang ini tak layaknya seperti singa yang ingin memangsanya hidup- hidup.

"aku ingin kau membayar kenakalanmu tiga tahun lalu" senyum licik Jordan.

Jordan menarik tubuh atea dan melemparkannya ke sofa diruang tamu dan mulai mencumbunya. ini adalah hutang wanita itu sebagai istrinya yang selama 3 tahun tak di bayarkan kepada Jordan.

------****-------

hai readers....

Dukung novel ini dengan cara :

1. simpan di library

2.kirimkan power stone (PS)

3. tinggalkan komentar dan review terbaik

terimakasih....

avataravatar
Next chapter