1 [ 01 : PERTEMUAN ]

"Gak usah sok jago kalau lo nggak jago!" bentak Jay seraya menekan kakinya di atas kepala Reno. Semua teman Reno tergeletak dimana mana akibat lelah dan kalah setelah berkelahi.

"Bukan gue yang sok jago, tapi lo semua yang berani keroyokan. Cih, cupu." ejek Reno. Hal itu membuat Saga mengepalkan tangannya. Ia maju selangkah mendekati Reno kemudian meletakkan satu lututnya di atas aspal.

"Cupu? Gak ngaca yang nyerang duluan siapa?" tanya Saga dengan ekspresi datar.

Beberapa menit yang lalu, sekelompok anak muda tengah tawuran di gang kosong. Penyebabnya adalah Reno dan teman temannya menghajar Saga dan kedua temannya akibat tidak terima kalah balapan beberapa waktu yang lalu. Hampir saja Saga dan kedua temannya kalah jika teman teman Saga yang lain tidak lewat di gang tempat mereka berkelahi.

"Kalau kalah, kalah aja bro. Gak usah sok melawan orang yang menang." ucap Gaara tersirat menghina.

"Itu pak yang tawuran!" Teriak salah satu warga yang tinggal disekitar gang karena terganggu oleh perkelahian antara Saga dan Reno.

"Jangan bergerak!" bentak salah satu polisi dengan tegas.

Para polisi langsung berlari ke arah anak muda yang diberitahu oleh warga. Sontak hal tersebut membuat mereka berlari terpencar. Tak terkecuali Saga yang ikut berlari tak tentu arah. Jalan yang ia tuju buntu dan banyak sampah di sana. Tanpa berpikir panjang, ia memilih bersembunyi di sana dari kejaran polisi. Cowok itu masuk kedalam bak sampah seraya menahan nafasnya.

Terdengar suara sepatu yang beradu dengan aspal. Saga yakin jika itu adalah polisi.

"Meow."

Hampir saja Saga berteriak saat mendapati kucing yang meloncat keatas bak sampah dan menatapnya. Saga paling anti dengan kucing, dirinya sangat membenci hewan lucu itu dengan alasan bulunya yang membuat ia geli.

"Hus hus." usir Saga pelan agar suaranya tidak didengar oleh polisi tadi. Kucing itu tidak mengetahui maksud Saga, ia malah melompat ke lutut kearah Saga dan sukses membuat cowok itu menutup mulutnya menahan teriak.

"Sepertinya tidak ada orang disini, cari ditempat lain!"

"Siap Pak!"

Polisi tersebut pergi. Setelah dirsa aman, Saga menyundulkan kepalanya melihat sekitar. Ia menjepit salah satu telinga kucing dan membuangnya ke arah tumpukan sampah. Katakan saja bahwa dirinya tidak berperikemanusiaan.

"Meow." Kucing bewarna putih lusuh dan berjalan dengan kedua kaki depannya itu menghampiri Saga. Lelaki itu tak mengetahui bahwa kucing itu mendekat kearah kakinya. Ia malah sibuk menghubungi Jay untuk mengetahui dimana lelaki itu berada.

Petir menyambar tak lama kemudian terdengar suara menggelegar dari langit membuat Saga memberhentikan aktivitas bermain ponselnya.

"Meow."

"Eh, Astaghfirullah." Saga terkejut saat kucing kecil bertubuh kurus itu berdiam diri diatas punggung sepatunya.

"Ish, pergi sana!" Saga mengangkat perut kucing dengan punggung sepatunya lalu mengarahkannya ke tumpukan sampah lagi.

Kemudian Saga berpikir untuk mencari cara agar bisa membawa motornya yang dekat dengan para polisi yang mengumpulkan teman Reno.

Rintikan hujan turun membuat Saga menghembuskan nafasnya pelan, tidak mungkin dirinya akan menetap di sini dengan hewan yang sangat ia benci.

"Meow meow meow." Kucing itu kembali mendekati Saga seolah memberitahu sesuatu.

"Lo mau gue pukul?!" geram Saga dengan tingkah kucing itu yang membuatnya kesal. Menyentuhnya saja harus niat kecuali jika keadaan mendesak, dan dirinya malah sok sok an ingin memukul kucing.

Rintikan hujan semakin deras membuat dirinya harus segera pergi dan tempat ini. "Meow." suara rintihan kucing itu membuat Saga menunduk menatap kucing tersebut. Akhirnya ia menemukan cara untuk membawa motornya. Saga melepas jaket kulitnya dan meletakkan kucing itu di atas jaketnya dengan cara menjepit salah satu telinga kucing itu di ujungnya. Dengan langkah lebar dirinya berjalan ke tempat motornya berada. Ia melihat teman teman Reno dengan posisi push up tanpa menggunakan baju. Saga berusaha bersikap tenang supaya polisi tidak curiga bahwa ia ikut dalam perkelahian tadi. Saga juga harus menahan phobia Ailurophobia, alias phobia dengan kucing.

Saga sempat ditanya polisi apakah ia termasuk bagian dari kumpulan pemuda yang berkelahi tadi. Dengan alasan membawa kucing dan mengelak atas tuduhan teman teman Reno termasuk Reno sendiri, Saga berhasil pergi tanpa ditahan polisi. Cowok itu memakai jaketnya dan meletakkan kucing itu di dalam jaket bagian perutnya. Saga harus menahan rasa geli dari kucing itu dan menambah kecepatan laju motornya supaya sampai di rumah. Setiba di apartement, Saga segera berlari kecil menuju kamar mandi tanpa menyadari bahwa ada sosok kucing di dalam jaketnya.

"Meow." Kucing tersebut mengeluarkan suara ketika jatuh dari jaket Saga yang dilepas oleh cowok itu.

"Kenapa masih ada disini?!" Pekik Saga terkejut. Ia mengeluarkan kucing itu dari dalam kamar mandi dan segera membersihkan diri.

"Meow." Kucing tersebut mencakar pintu kamar mandi Saga agar di bukakan oleh cowok itu.

Beberapa menit kemudian, Saga keluar dengan handuk melingkar di pinggang nya dan handuk kecil di lehernya. Cowok itu memakai pakaian dan segera melepas lelahnya dengan tidur.

"Meow."

"Gila!" teriak Saga melihat kucing yang ia bawa tadi berada di atas kasurnya.

"Pergi sana kucing jorok!" usir Saga.

"Meow." Kucing itu malah mendekati Saga seolah meminta makanan.

"Mau lo apa sih?!" Kesal Saga. Ingin rasanya ia mengeluarkan kucing itu dari apartement nya tetapi ia sadar bahwa tanpa kucing itu, dirinya tidak bisa lolos dari polisi.

"Lo kotor, bau, jelek. Ikut gue." ucap Saga berjalan menuju kamar mandi. Kucing tersebut menuruti perintah Saga, ia menunduk ke bawah seraya berancang ancang turun. Saga yang melihat dari depan pintu kamar mandi segera menahan kucing itu dengan kakinya.

"Kayaknya kaki belakang lo lumpuh. Diam disini jangan kemana mana." Saga mencari sarung tangan plastik untuk menghindari bulu bulu kucing tersebut saat memandikan nya. Setelah itu, ia membawa kucing tersebut ke dalam bak mandi yang berisi air hangat. Kucing itu tak memberontak tentu hal itu membuat Saga sedikit senang karena tingkah kucing itu yang kalem tanpa memberontak saat di mandikan.

Setelah memandikan kucing, Saga membalut tubuh kucing itu dengan handuknya dan membawanya ke atas sofa di luar kamar.

"Lo tidur disini, jangan masuk. Oke." ucap Saga layaknya berbicara dengan anak kecil. Kucing itu hanya mengeow menanggapi ucapan Saga. "Meow meow." kucing itu menututi Saga ketika lelaki tersebut berjalan menuju kamar.

"Jangan kemana mana! Tidur di sofa sana!" Ujar Saga ketika kucing itu berjalan layaknya manusia yang mengesot dilantai. Cowok itu sedikit tidak tega melihat kucing itu yang menatapnya dengan kedua mata mengeluarkan air mata. Ia menghembuskan nafasnya pasrah, "Oke, cuman semalaman doang."

avataravatar