webnovel

Apa Kamu Sudah Terharu?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Yin Wushuang dalam hal makanan ia tidak terlalu pemilih, tetapi ia sangat terbiasa dengan makanan pedas.

Pada saat Jun Shangxie membawakan bubur dan menaruhnya di atas meja, Mata Yin Wushuang meliriknya.

Ia juga tidak mengerti kenapa Jun Shangxie begitu peduli kepadanya, padahal menurutnya luka-luka yang ada ditubuhnya itu hanya lah luka kecil.

"Kenapa kamu begitu baik padaku? Kamu telah bersedia membawaku dan menemaniku di rumah sakit ini?" Tanya Yin Wushuang.

"Karena aku kasihan melihatmu terluka seperti ini, aku tidak tega jika harus membiarkanmu sendiri disini." Jawab Jun Shangxie.

Mendengar jawaban itu, Yin Wushuang hanya menatapnya sekilas.

Jawaban dari Jun Shao seperti mengandung maksud lain.

Jun Shangxie kemudian duduk di depannya dan menatapnya dengan serius, kemudian ia dengan penasaran bertanya "Kenapa?"

Hari ini Jun Shangxie tidak mengenakan pakaian tentaranya, tapi mengenakan jas hitam.

Sehingga hari ini ia terlihat tidak terlalu gagah seperti biasanya, tapi ia terlihat sangat elegan.

Jika dalam medan perang Jun Shangxie adalah seorang pahlawan, maka hari ini dia adalah pahlawan bagi Yin Wushuang.

Yin Wushuang menutup matanya, tidak lama kemudian...

Jun Shangxie sudah duduk di depannya.

Saat itu Yin Wushuang teringat seorang kakek yang pernah bercerita padanya.

Kemudian Yin Wushuang menatapnya dengan serius dan berkata, "Kamu menginginkanku?"

Apakah segala tindakan dan ucapan dari laki-laki sebenarnya punya maksud lain?

Jun Shangxie yang mendengar pertanyaan dari Yin Wushuang itu justru kaget, dan seketika ia langsung tertawa. 

Mendengar tawaan dari Jun Shangxie, Yin Wushuang pun kini mengerti apa maksudnya.

"Tidak, itu nanti, sebelum saya berbuat macam-macam padamu saya ingin mendapatkan hatimu terlebih dahulu."

"Dengan membantuku terus terusan?" Yin Wushuang menatap Jun Shangxie dengan serius.

"Iya." Jawab Jun Shangxie.

Yin Wushuang saat itu tidak tahu harus menjawab apa lagi, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Yin Wushuang berpikir sejenak lalu ia menjawabnya, "Maaf! Kamu telah membantuku, aku akan menggunakan caraku membalas kebaikanmu. Tapi aku tidak bisa memberikan apa yang kamu inginkan dariku."

Jun Shangxie menatapnya dan terlihat dari matanya ia sedang berbohong, lalu Jun Shangxie pun berkata, "Jangan membohongi dirimu sendiri!"

"Aku sama sekali tidak berbohong." Yin Wushuang menjawabnya sambil memakan bubur yang diberikan padanya

"Terus kenapa kamu tidak berani menatapku?"

"Apa kamu takut aku akan memakanmu jika kamu menatapku?" Tanya Jun Shangxie untuk mencairkan suasana yang mulai menegang.

"Kenapa kamu menginginkan hatiku?" Tanya Yin Wushuang

"Karena saya menyukaimu."

"Kenapa kamu menyukaiku?"

Jun Shangxie dengan berani mengungkapkan perasaanya terhadap Yin Wushuang, "Setelah mengenalmu aku sadar bahwa kamu adalah wanita yang berbeda dengan wanita lainnya, kamu sangat tangguh, kuat dan pintar, aku sangat mengagumimu, sehingga aku jatuh cinta padamu."

"Tapi kamu tidak pernah membuatku terharu." Saat itu Wushuang baru berani menatapnya.

Setelah berkata seperti itu, Yin Wushuang kembali membuang wajahnya, dan mengalihkan pandangannya ke arah yang lain.

"Ohhh gitu..." Jun Shangxie menaikkan alisnya dan mendekatinya.

"Kalau...begini gimana?"

Tidak lama kemudian, Tuan Muda Jun berdiri lalu sedikit menundukan badannya mendekati Yin Wushuang, lalu ia mencium bibir Yin Wushuang.

Seorang yang belum terlalu kenal dengannya tiba-tiba berani menciumnya.

Ciumannya itu hanya berlangsung selama 2 detik.

Yin Wushuang tidak menyangka Jun Shangxie berani melakukan hal semacam ini padanya.

Yin Wushuang saat itu sudah sangat kesal dan marah, ia mengempalkan tangannya dan menampar keras wajah Jun Shangxie.

Jun Shangxie sama sekali tidak menghindar tamparannya.

Jun Shangxie hanya mundur 2 langkah dan terus menatapnya sambil tersenyum.

Tamparan tadi membuat bibirnya terluka, Jun Shangxie membersihkan darahnya dan merasa sangat puas kemudian ia pun berkata, "Bagaimana, Yin Wushuang? Apa kamu sudah terharu?"

Next chapter