webnovel

Kembang Api Itu Indah, Namun Bertahan Sebentar Saja (1)

Translator: EndlessFantasy Translation Editor: EndlessFantasy Translation

Di saat yang bersamaan, di ruang VIP mewah lainnya di Emperor Entertainment City, sebuah ruangan penuh dengan kegembiraan.

Banyak makanan tersaji di atas meja. Selain Han Yifeng dan Xi Xinyi yang hadir, ada juga sepasang suami istri paruh baya.

"Apa Yifeng akan menikah setelah kembali kali ini? Kuharap dia tidak bepergian setahun dua tahun ke depan setelah ini." Seorang wanita paruh baya bergaun merah marun yang duduk di sebelah Xi Xinyi tersenyum.

Namanya Yue Lingsi, ibu kandung Xi Xinyi. Kira-kira umurnya lima puluh tahun, namun penampilannya begitu membuat dia terlihat seperti tiga puluh tahunan.

Di sebelah Yue Lingsi duduk seorang bertampang dingin bersetelan abu-abu. Pria serius ini namanya Xi Mushan, yang terhormat walikota Kota Z.

Di depan mereka duduk Han Yu dan Huang Ziyao, orang tua Han Yifeng. Umur mereka sudah lebih dari lima puluh tahun sehingga sudah jelas menikmati masa pensiun. Jika tidak, mereka pasti tidak memiliki anak yang sehebat dan setampan dia.

"Mmm, kuputuskan menikah kali ini," balas Han Yifeng.

"Orang tua kami mau Yifeng kembali untuk mengambil alih bisnis. Lagipula, kami sudah tua dan butuh yang muda untuk mengambil tanggung jawab kami. Yifeng sudah melakukan yang baik beberapa tahun belakangan ini, jadi aku sudah membicarakannya dengan ayahnya untuk membiarkannya mengurus perusahaan. Jadi kami bisa mundur dan beristirahat."

Huang Ziyao tersenyum. Selagi menceritakannya, dia menyendok makanan ke piring Xi Xinyi. "Xinyi, pasti susah bagimu untuk mengurusi Yifeng di sana setelah beberapa tahun. Makan yang banyak. Kau terlalu kurus. Apa dia menjelek-jelekkanmu?"

Xi Xinyi tersipu saat menundukkan kepalanya dan melihat Yifeng. Dengan senyum, dia berkata," Terima kasih. Sebenarnya malah dia yang mengurusku. Tentu dia tidak menjelek-jelekkanku! Begitu 'kan, Yifeng?"

Xi Xinyi berpaling ke arah Han Yifeng yang melihatnya dengan penuh kasih. Dikerutkan bibirnya, tidak berkata apapun.

Han Yu tersenyum hangat saat dia melihat sebegitu saling cintanya Han Yifeng dan Xi Xinyi. Dia melihat Xi Mushan yang terdiam dan berkata,"Kelihatannya kalian juga melakukan yang terbaik di sana. Setelah Yifeng mengambil alih Perusahaan Han dan mengenali atmosfer kerjanya, mari kita nikahkan mereka. Bagaimana, Pak Walikota Xi?"

Xi Mushan meletakkan gelas anggurnya dan melemparkan pandangan tajam pada keduanya, wajahnya yang menegang pun melembut mengangguk,"Kalau kalian tidak keberatan, akupun tidak. Minggu depan ulang tahun Kakek, datanglah dan kita diskusikan peminangannya, bisa 'kan?"

Wajah Xi Xinyi lebih memerah saat didengarnya kata-kata ayahnya. Dengan pelan menggigit bibir dan melihat Han Yifeng.

Han Yu dan Huang Ziyao mengangguk dan menyetujui rencana itu.

"Kalau Yifeng bagaimana?"

Xi Mushan menatapnya tajam.

"Aku baik-baik saja selama Xinyi mau menjadi pengantinku."

Han Yifeng tersenyum dan fokus pada Xi Xinyi. Dengan wajahnya yang merona begitu, dia mengangguk dan berkata,"Aku ikut rencana ayah saja."

"Berarti sepakat. Mari kita makan."

Selama makan malam, Huang Ziyao terus menyajikan Xi Xinyi makanan dan dia tersenyum berterima kasih. Huang Ziyao benar-benar puas dengan sikapnya.

"Ayah, Kakek sehat? Hal pertama yang mau kulakukan setelah kembali kali ini adalah menghabiskan waktu lebih banyak bersamanya. Aku selalu khawatir dengan kesehatannya selama dalam perjalanan," Xi Xinyi bertanya saat mengerti bahwa Xi Mushan tidak menyebutkan tentang itu. Kelihatannya dia benar-benar merindukan kakeknya.

Xi Mishan memandang Xi Xinyi kemudian dengan nada menyesal,"Masih seperti dulu. Dia masih merindukan kakakmu tersayang. Minggu depan ulang tahunnya. Sejak kau kembali, katakan padanya untuk kembali, kali ini saja."

"Kakak? Ayah, tadi Yifeng dan aku bertemu Kakak di bandara, tapi dia…" Xi XInyi menggigit bibirnya dan tertunduk sedih. "Dia masih…"

"Tidak apa-apa, Xinyi. Jangan sedih karena kakakmu seperti itu. Ibu yakin dia masih sangat menyayangimu," Yue Lingsi menenangkan puterinya.

"Xiaye…di tahun-tahun ini…dia benar-benar melangkah di luar batas, tapi biarkan saja. Jangan khawatir tentang itu, Xinyi. Yifeng, habiskanlah waktumu berjalan-jalan dengan Xinyi nanti. Banyak perubahan besar di Kota Z beberapa tahun ini." Huang Ziyao tidak tahu harus berkata apa lagi, jadi diberikannya Han Yifeng saran.

Mata Han Yifeng terbelalak sedikit saat nama Xi Xiaye disebutkan, namun dia tidak mengatakan apa-apa dan hanya mengangguk perlahan.

Kemudian saat Xi Mushan dan Han Yu mulai berbicara mengenai bisnis, Han Yifeng seakan-akan mau mengeluarkan pendapatnya. Xi Xinyi sedang pergi ke kamar kecil beberapa saat.

Xiaye membasuh wajahnya di kamar kecil. Tangannya sedang menampung guyuran air keran saat dilihatnya wajah pucatnya di cermin. Dia menutup mata dan menenangkan dirinya. Baru saja dia hendak melangkah keluar, tiba-tiba dilihatnya melalui cermin Xinyi baru saja memasuki kamar kecil.

Tubuhnya gemetar sementara tangannya yang masih di westafel terdiam.

Xi Xinyi juga melihatnya. Dia berhenti dan berdiri di belakang Xiaye hendak melontarkan senyuman.

"Kak, tidak kusangka kau di sini juga."

Suaranya terdengar lembut dan sedikit terkejut, namun memekik di telinga Xiaye. "Itu bagus. Ayah baru saja membicarakanmu. Sudah lama sekali sejak kau pergi. Ayah, Ibu, Kakek, mereka benar-benar merindukanmu. Kalau semua ini karena Yifeng, aku minta maaf. Kak…Yifeng dan aku…lebih baik kau memarahiku dan memukulku kalau mau. Hanya bisakah kau memaafkan kami?"

Ekspresi Xi Xinyi berubah muram dan matanya memancarkan perasaan campur aduk dan pergumulan. "Sudah beberapa tahun. Kukira waktu dapat menyingkirkan semua kenangan buruk kita di masa lalu, tapi aku benar-benar sedih melihatmu sekarang seperti ini, Kak. Kau bilang padaku kalau layaknya sebuah hubungan itu berdasar pada seberapa besar mereka saling mencintai. Memaksakannya tidak akan bahagia, benar 'kan?"

Xi Xiaye merasakan luka yang semakin membara di dadanya kala mendengar kata-katanya. Begitu mencekik, namun dia hanya tersenyum dan melihat Xi Xinyi yang menyedihkan itu dari cermin. Nadanya tenang. "Xi Xinyi, tidak tahukah kau Han Yifeng itu sudah bertunangan denganku?"

"Kak, aku…aku tahu ini salahku. Dari awal aku hanya penasaran bagaimana tunanganmu itu, jadi kudekatilah…Tak kutahu kalau aku menyukainya…dan begitu cepat jatuh cinta padanya…"