webnovel

1. Pergi kontrol ke rumah sakit

"Ibu Lira ...," panggil si perawat, dan tidak lama Lira mendekati sang perawat lalu berkata, "iya suster," sahut Lira.

"Ini hasilnya, dan silahkan ibu berikan pada Dokter agar dibacakan hasilnya," ucap si perawat lagi.

"Baik, terima kasih banyak suster," sahut Lira.

Setelah itu Lira kembali ke ruangan Dokter, dan terkejut ketika melihat ruangan Dokter yang tertutup. "Tidak terasa sudah istirahat makan siang, dan terpaksa hasilnya akan aku berikan ketika ruangan sudah terbuka nanti," gumam Lira, kemudian dia duduk di bangku kosong yang ada di dekat ruangan itu.

"Apa ya hasilnya? Coba aku lihat saja deh dari pada penasaran," ucap Lira setelah itu dia membuka amplop hasil pemeriksaan.

Servik

"Tidak ... tidak mungkin ini terjadi padaku, kenapa aku bisa mengidap penyakit seperti ini? Padahal belum lama aku sudah menjalani operasi karena polip endonetrium, tapi kenapa sekarang ada penyakit baru lagi?" tanya Lira dalam hati sambil menahan diri agar tidak menangis, karena dia sekarang sedang sendirian.

Tidak lama kemudian handphone Lira bergetar tanda ada sebuah pesan masuk, Lira mengecek handphonenya, dan setelah dilihat pesan itu dari adik bungsunya.

Adik bungsu: Gimana kak? Apa sudah ada hasilnya?

Lira: Iya Adik bungsu, kakak positif

Adik bungsu: Sabar ya kak, adik ikut sedih, dan prihatin, lalu apa kakak sudah ketemu dengan Dokter? Apa kata Dokternya?

Lira: Kakak belum ketemu dengan Dokternya, adik, makanya untuk hasil operasi belum tahu, tapi bagaimana adik? Kakak takut sekali, kakak nggak mau mati ... kakak masih mau hidup

Adik bungsu: Kakak kenapa bicara seperti itu? Siapa yang bilang kalau kakak akan mati? Kakak tidak akan mati jadi, kakak tenang saja karena semua penyakit ada obatnya

Lira: Tapi kenapa artis yang di televisi itu meninggal dunia karena penyakit yang sama?

Adik bungsu: Itu karena penyakitnya sudah menyebar, dan dia juga tidak mau rahimnya diangkat sebab belum menikah. Kakak jangan panik karena kita belum mendengar apa kata Dokter? Jadi kakak yang tenang ya ...

Lira: Baiklah, terima kasih

Lira, dan adik bungsunya tidak bertukar pesan lagi karena nama Lira sudah dipanggil oleh Dokter.

"Silahkan duduk bu," ucap Dokter sambil menunjuk ke kursi yang ada di depannya.

Lira kemudian duduk di tempat yang sudah disediakan Dokter.

"Bagaimana hasilnya Dokter?" tanya Lira yang tidak sabaran.

"Kalau dari hasil operasi polip endonetrium semuanya baik-baik saja, dan juga tidak ada tanda-tanda keganasan, tapi hasil pap smear ibu menandakan kalau ibu mengidap Low Grade SIL dengan servitis kronik non spesifik, atau disingkat dengan LG SIL," terang Dokter.

"Maksudnya apa Dokter saya tidak mengerti?" tanya Lira.

"Low Grade SIL dengan servisitis kronik non spesifik, atau disingkat dengan LG SIL, adalah sejenis bibit dari penyakit kanker serviks, dan untuk melakukan penyembuhannya, ibu harus menjalani operasi, tapi kalau ibu tidak mau dioperasi maka dalam 4, atau 5 tahun kemudian penyakit ini akan menjadi kanker serviks," jelas Dokter spesialis yang menangani penyakit Lira.

"Tapi apa mungkin saya boleh dioperasi lagi Dokter? Sedangkan saya baru 10 hari yang lalu selesai dioperasi polip endonetrium," tanya Lira dengan sedikit khawatir.

"Tidak masalah Ibu, karena kita akan melakukan operasi sekitar dua bulan lagi lagian berdasarkan hasil operasi pertama Ibu tidak sangat aman," terang Dokter spesialis lagi.

"Apa boleh saya memberi tahu suami saya dulu Dokter?" tanya Lira.

"Silahkan, tapi sebelumnya saya mau bertanya suami Ibu Lira yang sekarang ini, suami yang ke berapa?" tanya Dokter.

"Apa maksud pertanyaan Dokter itu? Dari pertama menikah sampai saya telah memiliki tiga orang anak, saya hanya memiliki satu orang suami, Dokter," terang Lira.

"Maaf Ibu Lira bukan maksud saya mau menyinggung, tapi biasanya wanita yang memiliki penyakit ini telah memiliki suami lebih dari satu, makanya saya tadi bertanya suami Ibu Lira ini suami yang ke berapa?" ungkap Dokter yang terus berusaha menjelaskan agar tidak salah paham.

"Baik Dokter, saya mengerti," ucap Lira.

"Apa ada lagi yang mau ditanyakan Ibu?" tanya Dokter.

"Tidak ada, Dokter," jawab Lira.

"Baik, kalau Ibu Lira sudah mendapatkan keputusan setuju dioperasi, maka kita akan menentukan tanggal operasinya," sahut Dokter.

"Iya Dokter, saya akan memberikan keputusan secepatnya," ucap Lira.

"Karena tidak ada lagi yang mau diperiksa maka Ibu sudah boleh pulang," kata Dokter lalu Lira berdiri, dan berpamitan pada Dokter spesialis itu.

"Saya permisi dulu, Dokter." Lira melangkah keluar dari ruangan itu dengan pikiran yang bercabang kemana-mana. Lira terus melangkah dengan hati yang gelisah, dan terus tubuh yang lemah tak berdaya sampai rasa laparnya saja hilang seketika.

Padahal dia belum makan apapun siang hari ini. "Bagaimana ini aku bingung sekali? Apa yang harus aku lakukan? Aku harus operasi, atau tidak, belum lagi novelku baru beberapa hari dikontrak, dan aku juga baru saja ikut daily, apa aku bisa mencapai target menulisku dengan mengesampingkan keadaanku sekarang?" gumam Lira.

Satu jam yang Lira butuhkan untuk bisa sampai di rumahnya yang sangat sederhana itu. Lira tinggal di rumah mertuanya, tapi dia tidak campur bersama kedua mertuanya, karena keduanya sudah lama meninggal, dan dia tinggal di bawah rumah yang tinggi rumahnya kurang lebih 180 cm.

Lira, sang suami, dan ketiga anaknya sudah lama tinggal di rumah itu, dia pindah dari usia anaknya yang kedua berumur satu tahun, dan sekarang putri keduanya sudah berusia 12 tahun. Lira artinya bertahan tinggal di rumah itu sudah 11 tahun lamanya, padahal setiap hujan rumahnya pasti tergenang air, lembab, berdebu sampai tidak masuknya cahaya matahari jika mereka sekeluarga tidak keluar rumahnya.

"Bunda sudah pulang ...," ucap sang putra pertamanya yang telah berusia 14 tahun, ketika melihat sang bunda masuk ke dalam rumah mereka.

"Iya Abang, Bunda sudah pulang," sahut Lira yang langung membaringkan tubuhnya di tempat tidur ketika dia sudah mencuci kakinya.

"Bagaimana hasilnya Bunda? Apa kata Dokter?" tanya sang putra lagi.

"Bunda positif terkena kanker, nak, dan Dokter berkata jika Bunda harus melakukan operasi lagi," terang Lira dengan wajah sedihnya.

"Tapi Bunda baru saja selesai dioperasi, apa tidak bermasalah kalau operasi lagi?" tanya sang putra yang penasaran.

"Bunda tidak tahu, Nak." Lira berkata sambil memejamkan matanya.

"Apa Bunda mau Abang ambilkan air minum?" tanya putranya yang sangat khawatir karena melihat sang bunda yang kelihatan lelah.

"Tidak usah, Nak. Bunda mau istirahat sebentar aja, dan Bunda hanya minta tolong jaga adikmu serta katakan jangan ada yang mengganggu Bunda selama istirahat," ungkap sang bunda.