webnovel

Jalan Takdir

Kiran kembali menyeka air matanya dengan telapak tangannya.

"Ga usah Yan,,,,mas Arjun ga akan datang Karna aku ga tau mas Arjun di mana sekarang.Sudah 3 bulan lebih mas Arjun hilang,aku ga tau apa mas Arjun masih hidup atau sudah,,,,,,,"Kiran tak meneruskan perkataannya,dia kembali menangis lirih.Dia merasa tak sanggup berkata kalau suaminya sudah meninggal.Dia masih sangat berharap suaminya bisah kembali dalam keadaan hidup.

Pak wahyu dan istrinya juga yani begitu kaget mendengar perkataan Kiran.Apa maksud Kiran,,,menghilang,,? mereka diam sambil menunggu kiran melanjutkan ceritanya.

"Mas Arjun mengalami kecelakan 3 bulan yang lalu.Sampai sekarang mas Arjun belum di temukan.Aku begitu putus asa hingga aku perna terpikir untuk mengakhiri hidupku."Kata kiran dengan menangis sesegukan.

"Kalau saja malam itu aku tak di culik,mungkin mas Arjun ga akan mengalami semua ini.Ini semua salah aku.Aku yang sudah membuat mas Arjun kecelakaan."

Kiran menceritakan semuanya dengan berlinang air mata.

Yani yang mendengar apa yang di alami kiran ikut menangis.Biar bagai manapun pria itu pernah di cintainya walau hanya sekejap.

"Aku ingin nenangin diri makanya aku memutuskan untuk datang kedesa ini.Hanya keluarga bapak yang aku kenal.Apa boleh aku tinggal di rumah ini untuk beberapa hari,,?"Tanya kiran yang sudah sedikit lebih tenang sambil menatap pada pak wahyu dan istrinya.

"Tentu saja boleh nak,,,,Ibu ga nyangka ternyata yang kamu alami begitu berat.Kamu jangan menyalahkan dirimu nak,,itu semua sudah jalan takdir dari sang pencipta."Kata bu yani yang di anggukan juga oleh pak wahyu.

"Makasih ya bu pa,,,"

"Sama-sama,,," kata pak wahyu dan istrinya bersamaan.

"ya sudah jangan sedih lagi ya,,,!! aku senang kamu akan tinggal disini.Jadi aku ada teman buat tidur dan jalan-jalan."Kata yani yang sudah menyeka air matanya.Dia ingin menceriakan suasana agar kiran tak lagi bersedih

Ibu dan bapaknya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya sedangkan kiran hanya tersenyum tipis.

"Kamu bawah nak kiran ke kamarmu biar dia bisah mandi kemudian istirahat."Suruh ibunya kepada yani.

"Iya bu,,,,ayo kiran biar aku bawain tas kamu."

Kiran hanya mengangguk sedangkan yani sudah berdiri dan membawah tas kiran.Kiran mengikuti yani.

Pak wahyu dan istrinya masih duduk di ruang tamu.

"Kasihan anak itu,,, semoga nak Arjun masih hidup ya pak.Ibu ikut merasahkan sedihnya."Kata ibunya yani sambil membersihkan air mata di sudut matanya dengan jari telunjuknya

"Iya,,,,sungguh malang nasipnya." sambung pak wahyu.

*****

Sementara itu seorang pria baru saja memarkirkan motornya di garasi rumahnya.

Pria itu tampak memperhatikan mobil yang sedang terparkir di halam rumahnya yang nampak tak asing baginya.Dia berjalan sambil terus memperhatikan mobil itu.

Sesaat dia berhenti."Seperti mobil yang tadi aku tolongin." gumam pria itu dengan mengerutkan keningnya.

Dia kembali lagi berjalan masuk ke dalam rumah.

"Bun,,,bunda,,,,??"Teriak pria itu.

"Ada apa sih Rey,,,,??"Selalu kalau udah nyampe rumah teriak-teriak."omel ibu pria itu yang di panggil bunda sedang duduk santai di ruang keluarga sambil nonton tv.

Pria itu mendekati bundanya dan duduk di samping Bundanya.

"Bun mobil siapa di depan,,? Bunda beli mobil baru ya,,?" tanya Pria itu sambil melihat ke arah bundanya.

"ngawur kamu,,,sudah ada satu mobil ngapain beli lagi." kata bundanya yang bernama bu Rina itu tanpa melihat ke arah putranya.

"Terus itu mobil siapa parkir di halaman kita,,?"tanya pria itu lagi.

""Mobilnya nona-nona numpang parkir.Cantik deh,,," jawab bundanya yang terus saja memperhatikan acara televisi kesukaannya.

Pria itu mengerutkan keningnya mendengar jawaban bundanya yang terdengat aneh.

"Aku mau makan,,,!!" kata pria itu sambil mengeluarkan ponsel dari saku celana dan melihatnya.

"Hhmmmmm,,,," bu Rina menarik napas sambil melihat ke arah putranya.

"Kamu kalau sudah sampai rumah selalu gangguin bunda.Bunda lagi nonton acara kesukaan bunda Reyhan.Udah gede masih aja kaya anak kecil."

Bu Rina mengomeli putra semata wayangnya yang bernama Reyhan Aditama yang begitu sangat di sayanginya.

Reyhan malah acuh tak menghiraukan perkataan bundanya.Dia malah sibuk dengan ponselnya.

Bu Rina berdiri ke dapur untuk mengambil makan untuk anaknya.Sedangkan Reyhan terus sibuk dengan ponselnya.

Tak lama bu Runa kembali lagi dengan membawa piring berisi nasi dan lauk juga tak lupa segelas air.

"Cepat makan,,!! simpan dulu ponselnya Rey..!!"Kata bu Rina dan mengambil ponsel di tangan anaknya.

Reyhan menurut saja.Bu Rina geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya yang sudah besar tapi masih begitu manja terhadapnya.

Bu Rina kembali duduk di samping Reyhan.Sedangkan Reyhan sedang memakan makanannya.

"