webnovel

Bocah pencemburu

"Ki apa kamu akan pergi dalam keadaan seperti,,? kamu tenangin diri kamu dulu.Kalau kamu pergi dalam keadaan seperti ini,aku takut kamu akan kenapa-napa."Kata yani mencoba menjelaskan ke kiran yang sedang membereskan pakaiannya.

Kiran tak menghiraukan yani.Dia terus membereskan pakaiannya dengan terus menangis.

"Kiran dengarin aku,,! aku ga mau kamu pergi dulu."Yani terus berusaha agar kiran tak pergi.Dia sudah tak tahu harus berbuat apa.

Kiran membawah tas pakaiannya begitu dia sudah selesai membereskan semua pakaiannya.Dia mengambil kunci mobilnya yang dia letakan di dalam laci di meja rias.

"Kiran aku mohon jangan pergi."Yani menahan tangan kiran yang sudah ingin keluar dari dalam rumah.

Kiran menatap yani dengan berlinang air mata.Dia menggelengkan kepalanya dengan lemah "Tidak yan,,,,aku akan pergi sekarang.Aku,,,,aku rasa sudah tak sanggup lagi memikul bebanku ini.Hatiku sakit,suamiku dengan teganya mengatakan aku berselingkuh.Dalam pikiranku saja tak ada niatanku untuk mencari pria lain.Tapi,,,,,"Kiran tak melanjutkan perkataannya.Dia menghapus air matanya yang terus mengalir dengan punggung tangannya.Dadanya naik turun karna sesegukan.

Yani menggeleng,kini diapun juga sudah ikut menangis."Tidak ki,,,aku akan ngizinin kamu pergi,jika kamu sudah tenang."

"Aku akan baik-baik saja yan.Tolong kamu sampaikan ke ibu dan bapak permintaan maafku karna pergi tidak pamit ke mereka."Setelah berkata seperti itu kiran segera melangkahkan kakinya untuk segera pergi.

"Kiran jangan pergi."Yani mengikuti kiran.

Namun tiba-tiba langkah kaki kiran terhenti begitu juga dengan yani.

Kiran menatap seseorang yang tak lain adalah Arjun sedang berdiri di depan pintu pagar yang terbuat dari kayu itu.

"Mau apa lagi kamu mas,,? apa kamu mau mengatakan sesuatu yang semakin menyakiti perasaanku.Apa kamu belum puas menuduhku telah berselingkuh,,?"Kiran berkata dengan suara parau dengan menangis sesegukan.Bahkan dia tak perduli lagi dengan ingusnya yang sudah keluar bercampur dengan air matanya.

Arjun mendekati kiran yang juga kini sudah mengeluarkan air mata.Tanpa berkata apa-apa Arjun langsung memeluk Kiran dengan sangat erat.

Kiran hanya diam tanpa membalas pelukan Arjun.Dan yani terdiam dengan wajah bengongnya tak mengerti apa yang sekarang terjadi dengan Arjun yang sudah kembali berubah.

"Maaf kan aku sayang.Aku benar-benar minta maaf.Aku terlalu cemburu,dan itu membuatku lepas kendali."Arjun memegang kedua pipi kiran dengan lembut.bahkan menghapus juga air mata kiran.

Kiran tersenyum kecut.Dia merasa dirinya seperti permainan saja.

"Aku benar-benar menyesal sayang.Aku mohon maafkan aku.

Kiran menepiskan tangan Arjun yang masih memegang kedua pipinya.

"Kamu pikir hatiku ini sebuah mainan mas yang seenaknya saja bisah kamu permainkan begitu saja.Kamu tuduh aku tanpa mengetahui yang sebenarnya.Cintaku tak selemah itu untuk bisah menggantikan seseorang yang sudah melekat di dalam hatiku.Aku,,,,aku tahu mas,kita hanya nikah karna perjodohan,dan dulunya kamu begitu membenciku.Tapi aku coba bertahan mas,karna aku tahu suatu hari nanti kamu akan mencintaiku dengan tulus."Kiran berkata dengan air mata yang semakin deras mengalir.

"Tapi sekarang kamu menuduhku telah berselingkuh dan itu tak bisah aku terima mas.Kamu telah meragukan cinta suciku yang selama ini aku perjuangkan.Kamu,,,,,,,,kamu sudah sangat keterlaluan mas.Aku membencimu."Ucap kiran mengeluarkan seluruh isi hatinya menatap arjun dengan tajam.

Tak ada kata yang lebih menyakitkan dari kata benci.Dan itu sudah membuat perasan Arjun begitu sakit.

"Maaf sayang,,,Aku sungguh sangat menyesal.Kamu jangan membenciku,,I could die if you left.Really,,,,,"Kata Arjun yang kembali menyentuh kedua pipi kiran dengan air mata yang terus mengalir.Bahkan dia sudah tak perduli dengan wibawanya sekarang ini.

Kiran kembali tersenyum kecut dan kembali menepiskan tangan Arjun dengan kasar.

"Aku tak perduli dengan apa yang kamu katakan mas dan juga kalau ngomong jangan pakai bahasa inggris,aku tak paham artinya.Otakku tak secerdas otakmu.Tapi otakmu begitu tolol."Kata kiran dengan jujur.Karna memang walaupun dia kuliah,tapi dalam pelajaran bahasa inggris otaknya di bawah rata-rata.

Yani menahan tawanya.Di saat serius seperti ini bisa-bisanya kiran berkata seperti itu.

Arjunpun sebenarnya ingin tertawa,tapi waktunya sepertinya tak tepat.

"Minggir,,,!! jangan halangin jalanku."Kiran mendorong tubuh kekar Arjun dan pergi meninggalkan Arjun dan yani.

Arjun segera mengikuti kiran begitu juga dengan yani.

"Kiran tunggu,,,"Arjun mengejar kiran yang kini sudah berlari

Kiran berlari sekuat tenaga.Dia masih begitu kesal terhadap Arjun,dia pun tak sungguh-sungguh membenci Arjun.Dia hanya ingin memberikan Arjun pelajaran saja.

Saat sudah sampai di mobilnya yaitu di pekarangan rumah Rehyan,dengan buru-buru kiran membuka kunci mobilnya.Namun percuma saja,karna Arjun sudah menahan tangannya yang sedang memegang kunci mobil.

Terlihat Arjun kini menatap Kiran dengan tajam bahkan raut wajahnya terlihat begitu marah.

Melihat raut wajah Arjun yang kini berubah dari sedih menjadi garang membuat kiran bergidik ngeri.Dia sampai tak berani menatap pada Arjun yang kini masih memegang tangannya.

"Lepasin tangan aku mas,,,"Kiran mencoba melepaskan pergelangan tangannya yang di cengkram Arjun.

"Kamu naik mobil kesininya,,?"Tanya Arjun menyakinkan.

Kiran mengerutkan keningnya."Iya,,,mau kamu aku jalan kaki kesininya."Kata kiran berusaha tak merasa takut karna Arjun terlihat begitu marah.

"Dasar ya ni bocah,,,tak punya sim bahkan bawah mobilnya saja masih belum terlalu lancar sudah berani-beraninya bawah mobil sejauh ini.Kalau kamu kenapa-napa di jalan gimana kiran,,,"Kata Arjun yang merasa greget dengan kelakuan istrinya itu.

Kiran memang belum memiliki surat izin mengemudi,Karna masih belum terlalu lacar dalam mengemudi.

"Apa kamu bilang,,,bocah.Siapa yang bocah ha,,,?Kamu bilang aku bocah.Kamu itu yang bocah.Bocah pencemburu."Kata kiran yang kini menatap Arjun dengan kesal.

"Ni anak di bilangin ngeyel ya,baru 4 bulan aku tinggalkan udah berani ngelawan dan sekarang cerewetnya minta ampun.."Kata Arjun tak kalah sengit.

Kiran mencibirkan bibirnya sambil berkacak pinggang."Siapa yang ngelawan.Dosa tau ngelawan sama suami."

Arjun menahan tawanya,setidaknya kini kiran sudah bisa menyebutnya suami.

"Siniin kunci mobilnya."

"Ga akan,,,"

"Siniin ga kunci mobil."

"Ga,,,,"

Arjun berusaha mengambil kunci mobil di tangan kiran namun kiran mencoba mempertahankan kunci mobil itu.Jadilah mereka seperti dua orang yang sedang memperebutkan mainan.

Yani geleng-geleng kepala melihat Arjun dan kiran.Yang tadinya sedang sedih-sedihan sekarang malah seperti anak kecil.Yani menepuk jidatnya sendiri.

😊😊😊😊😊