webnovel

Perjalanan Cinta KIRA

Shakira Chairunisa yang ingin menyelamatkan ayahnya dari kesalahan masa lalu, akhirnya setuju untuk menikah dengan seorang pemuda kaya usia 30 tahun bernama Ryan Adiantara, pemilik kerajaan bisnis Rich Tech Company. Pernikahan tanpa cinta yang dilandasi oleh dendam Ryan kepada ayah istrinya membuat kehidupan wanita berusia sembilan belas tahun itu hidup bagaikan dalam neraka. Ditambah dengan penyakit mental yang di derita Ryan, membuat semua menjadi semakin berat dari hari ke hari untuk Kira. Akankah keberuntungan berpihak pada Kira? Bisakah Kira bertahan dengan semua kesulitan yang dialaminya? Akankah Kira mampu memperjuangkan masa depan dan kebebasannya dari belenggu kekejaman Ryan? Mimpi untuk menjadi seorang scientist.. Akankah itu terwujud? Ikuti kelanjutan kisahnya dalam novel bergenre romantic - Perjalanan Cinta KIRA

Ri_Chi_Rich · Urban
Not enough ratings
102 Chs

Fokus nomor satu

Sementara itu siang ini dengan Ryan

"Tuan Muda, pembangunan Mall di Bandung, sudah di cancel, kerjasama pembuatan mobil listrik juga sudah di cancel, kerjasama tambang batu bara di Kalimantan tengah, sudah di cancel, dan satu lagi, proyek jalan tol di lampung, sudah di cancel. Ada lagi yang harus saya cancel?" tanya Asisten Andi.

"Bagus Tuan Muda.. Anda luar biasa.. Sudah lama saya ingin Anda segera sadar, akhirnya.. Hidupku tak lagi di bawah tekanan Cassandra! Sejak kau hilang ingatan.. Perusahaan ini kehilangan kendali karena intervensi Cassandra yang berperan sebagai istrimu. Terima kasih, Tuan Muda! Anda luar biasa!" Asisten Andi sangat bersyukur, semua proyek tak menguntungkan perusahaaan kecuali kurang dari lima persen, akhirnya dihentikan oleh Ryan. Cassandra sudah memaksa untuk menjalankan proyek itu ke Asisten Andi sebelum Ryan turun tangan. Untunglah ada kejadian kemarin, Ryan menjadi sadar dan bisa memperbaiki keadaan. Orang-orang Cassandra sebetulnya tak sebagus di perusahaan Ryan. Sehingga dia membonceng dengan meraup keuntungan di atas sembilan puluh persen hampir di setiap kerja sama perusahaan dengan perusahaan Ryan. Padahal, perjanjian itu harusnya fifty-fifty.

"Sudah. Aku mau liat data Mall di setiabudi Bandung. Berikan aku berkasnya dari awal berdiri. Panggilkan akuntan. Aku juga ingin mengecek pembukuannya." Hah, banyak sekali tikus di sana, aku harus menyediakan perangkap besar untuk menjaring semuanya." Ryan sudah sangat geram. Lima pusat perbelanjaannya, di Jogja, Bandung, Bali, Palembang dan Surabaya, bermasalah. Dia ingin membereskan satu persatu secepatnya.

TOK TOK TOK

Asisten Andi membuka pintu. Dan kuasa hukum Ryan, sudah ada di depan pintu.

"Tuan Ryan.. Nyonya Cassandra melayangkan surat cerai. Dia ingin, meminta pembagian harta sebelum perpisahan. karena, Nyonya Cassadra yang akan mengurus Andre, anak Tuan Muda." agak takut-takut kuasa hukum Ryan menjelaskan.

"Apa yang dia minta?" Ryan bertanya.

"Tiga puluh persen saham di kilang minyak Anda di pesisir pantai Surabaya, empat puluh persen saham di Millenium group dan enam puluh persen saham di maskapai air group."

"Hahahahah.. " Ryan tergelak tawa, sebelum melanjutkan kata-katanya. " Berikan padanya yang dia mau, asal kami cepat bercerai!" lalu Ryan berdiri mendekati kuasa hukumnya. "Tapi, sebelum itu, kau suruh dia melihat ini dulu!" Ryan memberikan flash disk nya. "Aku sudah punya banyak copynya yang dia tak tahu ada di mana saja. Jadi, katakan padanya itu konsekuensinya dan aku akan mendapatkan lebih banyak dari yang aku kelauarjan!" Ryan tersenyum pernuh kuasa.

"Baik, Tuan Muda, saya akan sampaikan Nyonya Cassandra. Saya permisi!"

Klek

Pintu ruangan di tutup.

"Apa lagi pekerjaanku hari ini? Bawa ke mejaku." Ryan bicara tanpa melihat ke Asisten Andi. Matanya terfokus ke layar monitor di laptopnya. Sesuatu sedang dikerjalan oleh Ryan di sana.

"Ehmm.. Pekerjaan telah selesai semua, Tuan Muda!" Asisten Andi menunduk.

"Anda bekerja seperti orang gila. Bahkan pekerjaan yang biasa tak anda selesaikan sampai seharian, hari ini, anda kerjakan kurang dari enam jam. Mungkin ini dampak orang kehilangan kekasih hatinya. Fokusnya tercurah ke pekerjaan. tapi baguslah, kerjaanku tak terlalu berat. Ahhahaa" Asisten Andi sedikti bahagia melihat bebannya berkurang.

"Kalau gitu siapkan helicopter!" mataRyan masih fokus pada laptopnya.

"Anda mau ke mana Tuan Muda?"

"Haduh, aku trauma dengan heli, bagaimana ini. Jangan-jangan Cassandra akan ada dalam heli lagi!" Andi sedikit khawatir.

"Kita ke Bandung. Aku mau menyelesaikan masalah di mall ini. siapkan berkasnya, siapkan yang aku minta, jangan ada waktu yang terbuang!" Ryan melihat ke jam tangannya. "Sebelum jam makan siang, aku harus sudah sampai di sana."

"Baik, Tuan Muda."

Asisten Andi segera keluar untuk menyiapkan helicopternya.

"Hahahah.. Kau sudah kehilangan Andi, Cassey. Aku melihat bagaimana dia begitu bahagia dengan semua penolakanku pada penawaran perusahaanmu! Aku sedikit bisa mempercayainya lagi. Tapi perlahan. Kau juga terlalu serakah Cassey.. Kau meminta terlalu banyak untuk kata anak. Andai kau tak terlalu serakah, mungkin aku bisa mengampunimu sedikit. Tapi semua sudah terlambat. Aku tak bisa mengampunimu. Kau.. Kau membuatku kehilangan istriku. Aku tak akan membiarkanmu tenang!" Ryan tersenyum penuh kemenangan.

Klek

Asisten Andi membuka pintu.

"Tuan Muda, helicopter sudah siap!"

"Urus ini! Aku mau masukan berkasnya, cari pengacara terbaik, dan laporkan perkembangan kasusnya padaku setiap ada perkembangan. Sidang harus dilaksanakan secepatnya!" Ryan memberikan satu buah flash disk, dan berjalan menuju ke lift.

"Apa isi ini ya? Hah, tak pedulilah.. Nanti aku cek di helicopter saja.. Tuan muda sedang gila kerja, semua rush! Huffff." Asisten Andi agak sedikit kelelahan meladeni Ryan hari ini. Karena tadi malam, dia tak tidur. Mencari keberadaan Kira.

TING

Pintu lift terbuka.

Ryan segera menuju ke helicopter, diikuti Asisten Andi di belakangnya.

"Mana berkas yang aku minta?"

"Ini Tuan Muda.." Andi segera memberikan laptop ke Ryan. "Ehmm.. Tuan Muda.. Ada info terbaru tentang Nyonya Muda.. Kami menemukan penutup cadarnya di tong sampah."

DEG

"Apa? Dia membukanya? Jadi mimpiku benar? Dia membuka dan ingin menghindariku dengan csra itu?" Ryan tak dapat berkonsentrasi lagi.. Dia berusaha untuk kembali fokus, tapi semua file itu seperti melayang di otaknya. Hatinya menjadi gundah mendengar perkataan Asisten Andi.

"Haduh.. Dia sepertinya marah.. Apa tak seharusnya aku cerita ya? Tapi aku hanya ingin membantunya. Hufff." Asisten Andi merasa menyesal memberikan informasi buka di luar jam kerja. Perubahan Ryan tampak jelas sekali. Dia marah. Ryan tak ingin siapapun melihat Kira. Dia sangat marah. Hingga Asisten Andi tak berani mengajaknya bicara lagi.

"Berikan informasi lainnya!" Ryan akhirnya merespon setelah hampir lima menit berdiam diri.

"Ehmm.. Nyonya Muda.. Terekam mengganti bajunya di CCTV toko" Asisten Andi membuka tasnya, menyerahkan dokumen foto CCTV ke Ryan.

"Apa maumu ShaKira Chairunisa? Kau.. Argghhhhh!" kemarahan Ryan semakin menjadi. Hingga jantungnya bahkan terasa sakit melihat Kira di foto yang diberikan Asisten Andi

"Tuan Muda, Anda baik - baik saja?" Asisten Andi panik melihat Ryan memegang dada kirinya.

"Kau .." Ryan menengok ke Asisten Andi

BUG BUG BUG

Ryan memukuli Andi di atas Helicopter, membuat beberapa lebam di wajahnya.

"Aaakhhh.. Apa salahku? Dia gila lagi.. Kenapa memukulku, aku kan sudah baik memberikanmu informasi! Apa sebaiknya aku biarkan saja Kira hilang ya? Biar aku tak dipukuli lagi." Asisten Andi menggerutu, tentu saja dalam hatinya.

"Kau tak seharusnya melihat fotonya seperti ini. Apa kau menyukai istriku, Andi?" Ryan masih memegang kerah jas Asisten Andi

Andi menggeleng cepat.

"Lalu kenapa kau menyimpan fotonya tanpa memakai penutup wajah di tasmu hah?"

"Itu.. Mau saya berika padamu Tuan Muda. Itu baru saya dapat dari beberapa tim penyelidik." Asistem Andi berkata jujur.

"Aapaaaa? Berapa orang yang melihat istriku seperti ini hah? Kau sengaja menyuruh orang melihatnya seperti ini? Kau mau mati, Andi"

BUG BUG BUG

Ryan yang kesal kembali memukuli Asisten Andi

"Haduuuh.. Dia konslet.. Bukan aku mau menyuruh mereka melihat seperti itu tuan muda.. Istri anda berpakaian seperti itu. Lalu kalau kami mau menemukannya, harus di simpan fotonya seperti itu. Gimana ini.. Haah.. Aku tak ada kata kata untuk menjelaskannya!" Asisten Andi stress sendiri di kepalanya dan sakit juga menerima pukulan Ryan di tubuhnya

"Maaafkan saay tuan Muda. Saya salah. Anda boleh menghukum saya sampai puas!" Baru Ryan berhenti setelah Asisten Andi berbicara seperti ini

"Yes, mati mungkin lebih baik.. Kau sudah gila kembali.. Mungkin mati vaik untukku!" Asisten Andi pasrah dalam hatinya.

"Kembali ke jakarta, cari dia! Suruh heli ini kembali ke jakarta!" nada bicara Ryan sudah tinggi

"Tapi Nyonya Muda tak ada di jakarta, Tuan.."

"Apaaaa?" Stress terlihat jelas di wajah Ryan

"Melalui CCTV di terminal bus kampung rambutan, Kami menemukan Nyonya Muda menaiki bus ke Bandung"

"Bandung?"

Andi mengangguk

"Suruh helicopter ini ke Bandung sekarang juga! Suruh orangmu mencarinya diseluruh rumah di Bandung sekarang juga!"

"Tapi helicopter ini memag mau ke Bandung, tuan muda.. Dan semua perintah Anda sudah aku perintahkan untuk dijalankan sebelum Anda sadar tadi.. Kami lagi menelusurinya, sebelum Anda menyuruh" Asisten Andi bergumam, tentu saja tak seperti itu yang diucapkannya pada Ryan.

"Kita sekarang menuju Bandung, Tuan Muda!" jawaban yang keluar dari bibir Asisten Andi

"Bagus! Berapa lama lagi kita sampai, Andi?" Ryan melirik jam tangannya

"Ehm.. Sekitar empat puluh menit lagi, Tuan Muda!"

"Apa? Lambat, Andi! Aku ga bisa tunggu selama itu.. Berapa banyak orang yang sudah melihatnya,, aku ga bisa!" Reyhan menatap ke pilot "Buat heli ini jalan lebih cepat!"

"Tuan Muda... "

"Apa lagi, Andi?"

"Nyonya Cassandra masih mengawadi Anda, Tuan Muda... Jadi.." Adisten Andi diam

"Cassey... Hah.. Kenapa aku melupakannya.. Dia tak akan membiarkanku bersama istriku. Tapi tenti saja aku sangat mampu melindungi istriku!" Ryan tersenyum sinis

"Aku tak peduli.. Temui dia.. ShaKira Chairunisa.. Temui dia cepat!"

"Ehm.. Baik Tuan Muda.." jawab Asisten Andi.

Akhirnya, setelah perjalanan panjang menegangkan, bagi Asisten Andi dan pilot yang tiada henti di maki-maki oleh Ryan, mereka tiba di Bandumg. Heli mendarat di atas helipad, tepat di atas pusat petbrlsnjaan milik Ryan.

"Andi, apa msksudmu membawaku ke Mall, dan apa maksudnya semua dewan direksi ini menyambutku di tempat pendaratan heli? Kau tahu tujuanku ke sini untuk mencari istrimu, bukan mau berbicara dengan mereka!" Ryan marah-marah, sebelum meteka turun dari. Heli

"Baik, Tuan muda.. Saya akan suruh mereka kembali ke dalam!"

"Huuuh.. Tadi awalnya anda mau kerja kan, di sini.. Mau cek pembukuan bla bla bla.. Huffh.. Sepertinya Kira membuat otaknya hang lagi." Asisten Andi ngedumel dihatinya.

"Hey, Andi, biar mereka disitu, suruh mereka mengantarku keluar dari mall ini. Biar aku terlihat keren!" Ryan merubah permintaannya, untuk menyuruh para dewa direksi mengawalnya.

"Baik Tuan Muda!"

"Haaaah.. Aku suka sikapnya sekarang. Dia yang menyebalkan sudah kembali.. Bagus bagus, walaupun aku jadi babak belur karenanya. pengorbananku ga sia-sia..."