21 Bertemu

Empat jam berlalu dengan sangat cepat untuk Crystal yang begitu menikmati pembelajaran di hari pertamanya, Crystal benar-benar sangat menikmati penjelasan demi penjelasan yang diberikan oleh para guru yang masuk secara bergantian di ruang kelas yang berisi sepuluh orang gadis itu.

"Bagaimana hari pertamamu?"

Crystal yang sedang merapikan buku catatannya kedalam tas langsung menoleh ke arah sumber suara. "Nyonya…"

Mary Ruth menipiskan bibir. "Apa pendapatmu tentang pembelajaran yang kau dapatkan hari ini?"

"Sangat menyenangkan, saya benar-benar tidak mengira jika ada pembelajaran semacam ini untuk orang biasa seperti saya. Saya kira pendidikan semacam ini hanya diperuntukkan bagi para wanita bangsawan saja," jawab Crystal jujur.

"Tujuan awalku mendirikan sekolah ini memang untuk membagikan pengetahuan untuk mereka, para gadis yang tidak memiliki darah bangsawan. Aku ingin membagikan pengetahuan yang diberikan nenek moyangku pada mereka yang ingin merasakan bagaimana kehidupan para bangsawan wanita dan segala tindak tanduknya," ucap Mary Ruth sambil tersenyum penuh arti.

Crystal yang cerdas langsung menangkap maksud perkataan wanita paruh baya yang sedang tersenyum kepadanya. "J-jadi anda adalah…"

"Sssttt." Mary Ruth meletakkan satu jari telunjuknya di depan bibir, melarang Crystal melanjutkan perkataannya. "Hanya Roman West dan dirimu saja yang tahu akan hal ini, jadi tolong rahasiakan."

Crystal yang panik langsung menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Saya akan menjaga rahasia anda, Nyonya."

"Terima kasih Crystal," ucap Mary Ruth lembut. "Sepertinya driver yang dikirim lelaki tua itu sudah sampai, ayo kita keluar. Jangan buat pria malang itu menunggu lebih lama."

Crystal yang sudah selesai merapikan barangnya pun langsung mengikuti sang pemilik sekolah meninggalkan ruang kelasnya menuju halaman utama dimana driver suruhan Roman West menunggu.

Mary Ruth mengangguk pelan. "Hati-hati dijalan dan sampai jumpa besok pagi."

"Terima kasih, Nyonya," jawab Crystal sopan.

"Ingat perkataanku tadi pagi Crys, rahasiakan status pernikahanmu dari semua orang di sekolah ini. Jangan buat mereka mengetahui kelemahanmu."

Crystal mengernyitkan keningnya. "Apa maksud anda, Nyonya?"

"Waktu yang akan memberikan jawaban atas pertanyaanmu itu anak baik." Mary Ruth menolak memberikan jawaban atas pertanyaan yang diberikan Crystal. "Sekarang pulanglah, jadilah istri yang baik."

"B-baik Nyonya."

Alonso sang driver lantas segera memacu kendaraannya meninggalkan sekolah begitu dia melihat kode yang diberikan Mary Ruth dari kaca spionnya, sebagai salah satu anak buah Roman West yang begitu setia Alfonso cukup familiar dengan Mary Ruth. Karena itulah dia bisa memahami sedikit bahasa tubuh bangsawan Inggris yang sudah mengundurkan diri dari anggota keluarga kerajaan itu.

Karena jalanan cukup padat, Crystal memutuskan untuk membaca kembali hasil catatannya untuk membunuh waktu. Empat jam yang sudah dilaluinya di sekolah adalah empat jam paling berharga untuk Crystal setelah dirinya tiba di Inggris, Crystal benar-benar menyukai sekolah kepribadian itu.

"Kita sudah sampai Nyonya," ucap Alonso sopan.

Crystal yang masih asyik membaca buku catatannya tersentak kaget. "Cepat sekali."

"Kita ada di kantor, Tuan besar meminta anda untuk diantar kemari, Nyonya," jelas Alonso singkat.

"Hah?"

Alonso tersenyum, dirinya lupa jika Crystal adalah anggota keluarga baru di keluarga West. Dia belum tahu soal perusahaan milik keluarga West dan semua aset berharganya, dengan bahasa yang ringan dan mudah dimengerti Alonso lantas menjelaskan secara singkat tentang keluarga West dan semua kekayaannya pada Crystal termasuk dua gedung kembar berlantai lima belas yang berdiri di hadapan mereka saat ini.

"West Oily Corp," ucap Crystal lirih mengulangi perkataan Alonso.

"Benar Nyonya, perusahaan ini adalah perusahaan pengolahan minyak dan gas bumi terbesar di Inggris yang dimiliki oleh keluarga West. West Oily Corp bahkan sudah menjadi pemasok gas bumi terbesar kedua setelah Rusia ke negara-negara Eropa yang lain, karena itulah perusahaan ini sangat terkenal." Alonso kembali menjelaskan soal perusahaan milik keluarga West yang begitu terkenal itu, terlalu banyak bicara membuat Alonso lupa jika dirinya ditugaskan segera membawa Crystal masuk kedalam perusahaan begitu mereka sampai.

Penjelasan Alonso sedikit membuat Crystal mengerti kemana arah pembicaraan Mary Ruth sebelumnya, menjadi istri seorang CEO dari sebuah perusahaan besar tentu memiliki resiko yang sangat besar. Statusnya yang begitu penting itu cukup krusial dan bisa menjadi boomerang untuknya sendiri dan keluarga West tentunya.

Saat sedang menunggu pertanyaan selanjutnya dari Crystal tiba-tiba Alonso dikejutkan dengan panggilan masuk dari James, seketika detak jantungnya berpacu lebih cepat dari sebelumnya. Dengan segera pria muda itu menerima panggilan masuk dari James dan terlibat pembicaraan cukup serius dengannya selama beberapa menit sebelum akhirnya dengan terburu-buru dia membuka sabuk pengaman yang masih terpasang di tubuhnya.

"Mari Nyonya, Tuan besar sudah menunggu anda di dalam," ucap Alonso serak.

"A-apa yang akan kakek lakukan?" tanya Crystal lirih. "Kakek tidak akan memperkenalkan aku lagi dihadapan semua karyawannya, bukan?"

Alonso tersenyum. "Saya kurang tahu untuk hal itu Nyonya."

Crystal menghela nafas panjang, membuang semua kegelisahan yang menggerayanginya.

"Mari turun Nyonya," ucap Alonso dari sisi kiri Crystal, karena sempat melamun Crystal tidak sadar jika Alonso sudah turun dari mobil dan sudah membantunya membuka pintu.

Dengan tergesa-gesa Crystal memasukkan kembali bukunya kedalam tas, setelah itu dia turun dari mobil dengan dada berdebar kencang. Crystal merasa gugup melihat megahnya gedung West Oily Corp yang berdiri di depannya.

"Mari Nyonya, kita lewat pintu khusus," ucap Alonso kembali membuyarkan lamunan Crystal.

"Pintu khusus?"

"Benar, pintu khusus untuk anggota keluarga West," jawab Alonso singkat, Alonso sedang berusaha mempercepat waktu agar dirinya bisa segera membawa Crystal masuk kedalam kantor sesuai perintah sang tuan. Alonso tidak mau jika dirinya kembali terkena peringatan James kembali seperti beberapa saat yang lalu.

Karena tidak memiliki pilihan lain, akhirnya Crystal pun mengikuti perkataan Alonso untuk segera masuk kedalam kantor. Beruntung pakaian yang dipilih Crystal adalah pakaian semi formal yang cocok digunakan di tempat manapun, karena itulah Crystal merasa cukup percaya diri dengan penampilannya saat ini. Yang Crystal takutkan justru tanggapan Reagan pada dirinya, Crystal takut jika Reagan akan marah jika melihat dirinya ada di kantor.

***

"Mana fotonya?" Reagan langsung mengulurkan tangan pada Virgo. "Tunjukkan padaku fotonya, biarkan aku menilai secantik apa peri mu itu. Aku penasaran dengan rupanya."

Virgo tersenyum. "Maaf, untuk saat ini aku… "

"Virgo." Roman West yang muncul secara tiba-tiba langsung menyebut nama Virgo dengan keras begitu dia mengenali sosok pemuda itu. "Anak nakal, kenapa kau pergi lama sekali, huh?!"

Virgo yang sempat terkejut melihat keberadaan kakek sang sahabat berhasil menguasai dirinya dalam waktu singkat, dengan segera professor muda itu bangkit dari sofa dan bergegas menghampiri Roman West yang sedang memasang senyum terbaiknya.

"Aku rindu padamu, kek," ucap Virgo tanpa ragu ketika dirinya sudah memeluk tubuh Roman West yang terduduk di atas kursi rodanya.

"Kakek juga rindu padamu anak nakal, kakek kira kau sudah menikah dengan wanita Amerika sehingga kau tidak mau pulang lagi ke rumahmu."

Virgo terkekeh. "Kakek tentu tahu jika seleraku bukanlah wanita Amerika."

"Kenalkan pada kakek jika kau sudah berhasil menemukan gadis beruntung itu, Virgo," ucap Roman West lembut.

Virgo melepaskan pelukannya pada tubuh Roman West dan kembali berdiri tegak. "Tentu, aku pasti akan langsung mengenalkannya pada kakek secepatnya karena aku sudah berhasil menemukan peri itu hari ini."

Bersambung

avataravatar
Next chapter