1 Awal mula cerita

"Tunggu! tunggu! kamu mau kemana Sandra? tunggu! tunggu! aku bilang berhenti!" Ucap tuan Ryan Delon.

"Apa? apa? aku mau putus sama kamu!" jawab Sandra (mantan pacar tuan Ryan Delon yang ke 10).

"Jadi hubungan kita segini aja? setelah beberapa harta yang saya miliki saya kasih ke kamu, kamu mau meninggalkan saya? begitu? dasar wanita matre!" Ujar tuan Ryan Delon menghina Sandra.

Plakkk....

"Dasar pria kurang ajar," ucap Sandra menampar wajah Ryan.

Ryan hanya terdiam memegangi wajahnya yang ditampar oleh Sandra.

"Aku malas punya pasangan seperti kamu!" ucap Sandra pergi meninggalkan Ryan.

"Ah sialan!!! kenapa semua wanita tidak ada yang tulus mencintaiku? padahal aku sudah menuruti perintah mereka. Mereka itu pengen nya apa sih? malas jadinya. Sudah ah daripada memikirkan wanita seperti dia lebih baik kembali berkerja," ujar Ryan marah-marah sendiri.

Setelah itu Ryan pergi untuk kembali berkerja didalam ruangannya. Sekaligus juga supaya pikiran dia lebih fresh sehabis putus dengan pacarnya yang ke 10.

***

Di rumah....

"Calesthane. Kapan kamu mau menikah?" tanya nona Berlia (Ibu kandung Calesthane).

"Sabar mi. Aku masih ingin fokus di dunia karir! jangan usik kehidupanku masalah jodoh dulu mami," jawab Calesthane mengikat rambut panjangnya.

"Memang kamu itu belum bisa mencari jodoh! sudah mami bilang, kamu menikah saja dengan Charles. Dia kan juga sudah dekat dengan keluarga kita dan dia juga suka loh dengan kamu," jawab nona Berlia.

"Apa? sama Charles mi? tidak! tidak! lebih baik aku jadi perawan tua daripada menikah sama pria itu. Sudah kubilang aku gak mau dan gak suka Charles. Ibarat kalau misalnya cinta itu bisa tumbuh tapi aku gak mau sama Charles! jadi aku tidak mau dan tidak cinta dengan Charles!" jawab Calesthane membantah perkataan mami nya.

"Kamu ada masalah apa sih dengan Charles? sampai kamu benci banget dengan dia. Coba cerita sama mami sini," jawab nona Berlia.

"Tidak mau! aku sibuk mau ke kantor. Aku ada rapat hari ini. Selamat pagi," jawab Calesthane pergi meninggalkan mami nya yang masih berada diruang tamu.

"Anak itu terlalu banyak menolak. Aku harus cari cara supaya dia mau mengikuti perintah ku," ucap nona Berlia.

Tak lama kemudian datanglah asisten rumah tangga nona Berlia. Iapun memanggil nona Berlia dan berbicara dengan sopan.

"Permisi bu. Ibu ada telepon dari nona Zahra. Katanya hari ini nona Zahra ingin berunding dengan ibu soal pakaian yang akan dipakai model gitu lah bu," jawab bibi Yati (Salah satu asisten rumah tangga nona Berlia).

"Oh iya bi. Makasih infonya ya," jawab nona Berlia.

"Ya sudah bu kalau begitu saya permisi, mau lanjut berkerja," jawab bibi Yati.

"Oh iya bi silahkan," jawab nona Berlia.

Setelah itu bibi Yati pergi untuk mengurus perkerjaan nya. Tak lama, nona Berlia juga pergi untuk menerima telepon dari salah satu temannya.

***

Di kantor...

"Jadi cukup ini saja yang saya bisa sampaikan. Bagaimana? apakah bapak Ryan setuju?" tanya Santoso (rekan kerja Ryan Delon).

"Pak? bapak setuju gak?" tanya salah satu pegawai.

"Ha? kenapa?" tanya Ryan Delon terkejut.

"Apakah bapak menyimak apa yang saya sampaikan?" tanya Santoso.

"Ah iya saya menyimak. Saya setuju! kita lakukan apa yang dikatakan pak Santoso sekarang ya semua!" jawab Ryan.

"Baik pak," jawab karyawan yang ikut rapat disana.

Setelah itu rapat mereka dibubarkan. Mereka kembali ke ruangannya masing-masing. Ada yang berisitirahat dan ada juga yang memutuskan untuk didalam ruangannya untuk mengerjakan tugas yang belum diselesaikan. Sedangkan Ryan memutuskan untuk bersantai di cafe yang ada didekat perusahaannya.

***

Srupp...

Ryan meminum kopi hangatnya. Santoso terlihat menatap tajam gerak-gerik Ryan.

"Hmm saya benar-benar sedang stress memikirkan masalah pribadi saya," ucap Ryan meletakkan segelas kopi dimeja.

"Kamu selalu saja stress dengan masalah pribadi. Apa lagi yang membuat mu stress? putus lagi sama Sandra yang katanya model itu? saya heran kok cewek gak ada gitu yang awet sama kamu," jawab Santoso.

"Ya begitulah. Mereka hanya ingin memanfaatkan harta saya," jawab Ryan.

"Satu ya itu karena ingin memanfaatkan harta kamu. Kedua karena kamu itu terlalu dingin sama wanita! makanya mereka kabur semua dari kamu," jawab Santoso.

"Terus siapa yang akan menjadi cinta sejati ku? masa selamanya tidak ada wanita disisi ku? aku bingung akan hal ini," jawab Ryan.

"Sepertinya aku punya ide yang cemerlang supaya kamu menemukan cinta sejati mu. Namun, kamu harus menerima resiko ini," jawab Santoso sambil mengaduk teh hangatnya.

"Apa itu idenya? aku siap menerima semua resikonya kok," jawab Ryan dengan sepontan.

"Jadi begini! lebih baik kamu berpura-pura tidak memiliki harta. Kamu nyamar sebagai orang lain yang miskin deh. Terus kamu cari perkerjaan di kantor. Kalau bisa jangan yang tinggi banget. Nanti saya masukan kamu ke perusahaan saudaraku aja deh," jawab Santoso.

"Bushhhh....apa? jadi saya pura-pura miskin. Hidup sederhana tanpa kekayaan? astaga itu resiko yang berat tetapi tidak apa-apa deh," jawab Ryan menyemprot kopi yang diminumnya.

"Benar yakin? lalu perusahaan mu gimana?" tanya Santoso.

"Iya yakin kalau soal perusahaan ku mah bisa ku titipkan ke adikku. Dia sudah tahu masalah ini! jadi tenang saja," jawab Ryan.

"Oh begitu. Mulai besok bisa gak?" tanya Santoso.

"Oke. Gw setuju. Ya udah mau siap-siap ah sampai jumpa," jawab Ryan.

"Sampai jumpa," jawab Santoso.

Setelah itu Ryan pergi untuk bersiap-siap menyamar demi mendapatkan cinta sejati nya.

***

Keesokan harinya...

"Astaga aku terlihat sangat cupu memakai samaran seperti ini. Bisakah kita memakai samaran lainnya?" ucap Ryan mengeluh.

"Ah banyak mengeluh anda. Kalau misalnya anda memakai yang macho yang keren bisa-bisa kamu diketahui bahwa kamu adalah Ryan Delon. Ceo terkaya se-Eropa. Udahlah diam saja," jawab Santoso.

"Iya deh iya. Hmmm kenapa nasib gw harus begini ya haduhh," jawab Ryan.

"Sudah selesai. Kini saatnya berangkat ke perusahaan saudara gw. Ingat! nama mu bukan Ryan Delon tetapi Putra Siswanto," jawab Santoso.

"Iya iya. Udah aku gak usah diantarkan! aku naik taksi saja," jawab Ryan Delon.

"Siapa juga yang mau mengantar mu. Sotoy banget jadi orang. Ya sudah sana jalan gak usah lama-lama," jawab Santoso.

"Iya udah. Selamat pagi dan selamat beraktivitas. Jaga perusahaan ku ya!" jawab Ryan Delon.

"Oh asiappp. Ya sudah selamat bertugas menyamar sebagai anak bawahan," jawab Santoso.

"Hmm iya," jawab singkat Ryan Delon.

Setelah itu Ryan Delon pergi meninggalkan kediaman rumah Santoso. Iapun mulai menjalankan penyamaran nya.

Tiga puluh menit kemudian...

Angin berhembus dengan gerakan amatlah tenang. Suasana kantor sangat tenang. Hanya saja terdengar suara dari jalan raya. Namun saat sudah terdengar suara mobil dengan klakson yang keras....

avataravatar
Next chapter