webnovel

bab 30

   

Selesai makan lalu mereka santai Zahir, Kurana, Bella dan Helena mereka duduk di teras, mereka ngobrol biar lebih mengenal lebih dekat antara Zahir dan Helena.

"Bang Zahir waktu dulu kita pernah di sekolahan ada teman main kita, siapa namanya itu sekarang aku ingin menemuinya?" tanya Helena.

"Siapa yang mana anaknya." kata Zahir.

"Anak perempuan yang rumahnya dekat sekolahan." ucap Helena.

"Santi yang kamu maksud?" tanya Zahir.

"Bener dia orangnya besok aku ajak kesana yang bang." kata Helena.

"Baik kita kesana besok." ucap Zahir tersenyum.

"Nana bang Zahir bisa tersenyum lega hatiku." kata Bella.

"iya dia mulai pengenalan lagi dengan Helena." ucap Kurana senang abangnya bisa ceria lagi.

"Bella kamu besok tidak ikut?" tanya Helena.

"Enggak ah aku tidak kenal teman kamu itu aku nanti disana bengong seperti orang bego." kata Bella tertawa.

Mereka mengobrol sampai tidak tahu waktu hampir malam lalu Bella minta diantar Kurana untuk pulang.

"Nana ayo antar pulang sekarang." ajak Bella merajuk dengan Kurana.

"Ngapain terburu-buru sih menginap disini juga tidak apa-apa." jawab Kurana.

"Menginap disini apa kamu mampu menjaga aku sampai pagi?" tanya Bella.

"Aiih…. kamu lupa siapa yang menjaga kamu kemarin di Kalimantan?" tanya Kurana tertawa.

"Lain kalau itu karena disana kamu tidak begitu jahil kalau di rumah kamu sendiri pasti jahilnya kamu tidak ketulungan alias luar biasa alias luar." jawab Bella tertawa tidak dilanjutkan ngomongnya.

Helena dan Zahir tertawa mendengar ucapan Bella dan Kurana.

"Memang begitu Helena setiap Kurana dan Bella bertemu pasti jarang akur kebanyakan berantem." kata Zahir.

"Masa iya sih tapi dia selalu bersama baik-baik saja tidak ada kemarahan di wajah mereka." kata Helena.

"Ya….begitulah kami!!!.." ucap Kurana dan Bella sambil tertawa.

"Ayo aku antar sekarang kamu." ucap Kurana terus beranjak dari kursinya.

"Mami, Nana mengantar Bella dulu sekarang ya." pamit Kurana kepada maminya.

Selanjutnya Bella dan Kurana masuk ke mobil Kurana lantas Kurana menjalankan mobilnya menuju rumah Bella.

Dalam perjalanan pulang menuju rumah Bella, Kurana menggoda Bella.

"Sayang seumpama kamu dijodohkan seperti bang Zahir bagaimana bulan madunya ya." ucap Kurana tersenyum.

"Kamu nanya ke aku ngapain." jawab Bella penasaran dengan Kurana.

"Aku nanya seumpama." kata Kurana.

"Enggak tahu aku belum pernah bulan madu." jawab Bella memukul badan kurana dengan tangannya.

"Disuruh jawab seumpama malah mukul aku." kata Kurana.

Isabella diam tidak menanggapi perkataan kurana nanti tambah panjang ceritanya.

"Kok diam tidak bisa jawab ya." kata Kurana menggoda Bella.

"Enggak….enggak bisa jawab!!.." jawab Bella memalingkan mukanya.

Kurana tersenyum melihat tingkah Bella yang sedikit cemberut dan ngambek.

"Ditanya malah ngambek." ucap Kurana.

"Biariiin!!!.." ucap Bella tersenyum.

***

Tak terasa mereka bercanda dan ngobrol tahu-tahu Kurana sudah memasukkan mobilnya ke halaman rumah Bella, mereka kemudian turun dari mobil dan berjalan masuk ke rumah Bella.

Masuk ke rumah Bella mereka terus duduk di ruang tamu mereka mengobrol lagi, mamanya Bella ikut ngobrol.

"Kurana memang di rumah kamu apa ada tamu sampai malam Bella kamu antar pulang?" tanya mamanya Bella.

"Iya mama ada tamu saudara dari sana Bella saya kenalkan dengan mereka biar kenal keluarga saya." ucap Kurana.

"Ipar Kurana ma baru datang dia orang sana setinggi Bella rupanya Bella pikir tinggi dia malah sama." ucap Bella.

"Kalau orang sana apa terus tinggi ya enggak pasti." kata mamanya Bella.

"Papa mana ma kok tidak di teras biasanya jam segini di teras entah ngapain papa tiap malam pasti ke teras mencari inspirasi." ucap Bella.

"Papa kalau ke teras itu mendinginkan pikirannya yang di kantor sudah capek mikirin pekerjaan." kata mamanya Bella sambil beranjak meninggalkan mereka.

"Sayang pertanyaannya tadi bagaimana jawabannya?" tanya Kurana.

"Pertanyaan yang mana!!!…" kata Bella pura-pura lupa.

"Yang tadi seumpama kamu dijodohkan seperti Helena dan bang Zahir." ucap Kurana senyum-senyum.

"Itu saya jawab besok kalau aku sudah pernah bulan madu." jawab Bella.

"Kelamaan besok dengan aku saja hitung-hitung percobaan." ucap Kurana pelan di telinga Bella.

"Enggak….enggak mau belum saatnya Kurana." ucap Bella sambil memukul dan mencubit Kurana dengan tangannya.

"He….he….he….aku senang melihat  kamu sewot besok aku akan coba." goda Kurana puas bisa menggoda Bella.

"Awas kalau kamu berani pasti aku cuci habis badan kamu!!!.." ancam Bella.

Kurana baru bercanda dengan Bella telponnya bunyi lalu Kurana membuka hpnya ternyata yang telpon Sabrina oleh Kurana tidak dijawab malah dimatikan.

"Siapa dia dimatikan kenapa?" tanya Bella penasaran.

"Enggak siapa-siapa tidak penting bagi aku." jawab Kurana.

"Gadis mana lagi yang kamu kejar sekarang ini sampai dia tak sabar untuk mendengar rayuan kamu semanis madu dari Arab." kata Bella.

"Tidak ada yang aku kejar selama ini cuma kamu sayang." jawab Kurana berbohong dengan Bella.

"Kamu kira aku percaya seujung kuku hitam ini lho aku tak percaya." ucap Bella sambil memperlihatkan kukunya kepada Kurana.

Dalam hati Kurana memang tidak menyangkal kalau Bella itu cerdas bisa membaca hati Kurana dia kalau mengatakannya banyak benarnya daripada salahnya.

***

Zahir yang sudah janji dengan Helena akan mengantar ke rumah temannya waktu kecil telah rapi dan menunggu Helena yang masih ada di dalam kamar.

"Mau kemana Zahir sudah rapi banget sepagi ini?" tanya maminya Zahir.

"Mengantar Helena mami ingin ketemu teman waktu kecil dulu." ucap Zahir.

"Namanya siapa teman Helena?" tanya maminya Zahir.

"Santi mami yang rumahnya dekat sekolahan kami waktu SD." jawab Zahir.

Setelah siap Helena keluar dari kamarnya dan menghampiri Zahir.

"Ayo bang aku sudah siap." kata helena.

"Mami aku keluar dulu dengan bang Zahir." kata Helena dengan maminya Zahir.

"Berangkatlah dan bersenang-senanglah kalian berdua." ucap maminya Zahir.

Selanjutnya Zahir dan Helena berjalan menuju ke mobilnya merek terus naik mobil kemudian Zahir menjalankan mobilnya menuju rumah Santi.

Dalam perjalanan Helena berkata dengan Zahir.

"Bang Zahir sebenarnya setuju enggak sih kita dijodohkan?" tanya Helena.

"Sebenarnya aku tidak setuju Helena karena aku sudah mempunyai kekasih kami saling suka." jawab Zahir.

"Sama dong aku juga sudah mempunyai kekasih tapi bagaimana lagi aku sudah menolak tapi mami bersikeras katanya perjodohan tidak bisa ditolak atau dibatalkan apa nanti kata teman dan saudara kita begitu bang alasan mereka sama aku." kata Helena.

"Mungkin mami aku juga berpikir sama dengan mami kamu makanya mereka sangat sulit untuk ditolak." ucap Zahir.

"Sebaiknya kita turuti kemauan orang tua kita bang nanti belakangnya bagaimana kita tidak tahu yang penting kita sudah mau menjalani perjodohan ini." ucap Helena menenangkan dirinya sendiri.

Mereka membicarakan masalahnya sendiri tahu-tahu Zahir sudah berhenti di depan rumah Santi kemudian mereka turun dari mobil terus berjalan menuju rumah Santi.

"Permisi…." ucap Helena.

"Sebentar." jawab orang dari dalam rumah sambil berjalan keluar.

"Siapa ini ya mau cari siapa?" tanya orang yang keluar dari dalam rumah sambil melihat tamunya.

Bersambung...