Untuk Kebaikan

Entah kenapa menatap langit senja di sore hari ini tidak sebegitu menyenangkan kemarin. Raden seakan merasuk ke dalam obrolan dan pikirannya. Sangat mengganggunya.

Akhirnya, Aila menoleh lagi pada Bagas. Lalu dia bertanya, "Harus banget ya kita ngebahas soal Raden?"

"Gue cuma pengen tau perasaan lo aja kok La," kata Bagas dengan santai walaupun dia tau kalau orang yang sedang menatapnya ini sedang menahan emosi.

"Mau sebaik mana pun dia dulu, gue tetap anggap itu palsu. Dia manfaatin gue buat dijadika kambing hitam. Kalau gue kasih dia kesempatan sekali lagi, itu sama aja gue nyerahkan diri gue buat masuk ke jebakkan yang selanjutnya," tutur Aila dengan penuh emosi.

"Iya, La. Gue paham maksud lo gimana. Gue ngerti. Tapi kalau ternyata Raden terbukti gak bersalah gimana? Apa lo mau terima dia lagi?"

"Enggak bersalah gimana?" Aila terkekeh sambil menatap sinis.

"Anggap aja, kita cuma berandai-andai," kata Bagas.