webnovel

pengganti saudara kembarku

Sandra seorang wanita yang bekerja di sebuah hotel, mendapatkan pelecehan seksual atasannya hingga hamil, dan lebih parahnya lagi dia dikira adalah istrinya yang hilang bernama Sabrina. Mampu kah,Sandra hidup dalam bayangan perempuan lain demi anaknya

dina_Auliya · Urban
Not enough ratings
1 Chs

aku Sandra bukan Sabrina

Sandra Bekerja di salah satu hotel menjadi seorang pelayan, Sandra memiliki wajah yang cantik dan tubuh seksi, namun tubuhnya selalu ia tutupi dengan pakaian yang longgar agar tak memperlihatkan bentuk tubuhnya.

Suatu malam, pemilik hotel yang sedang bermalam memesan makanan dan minta segera diantar ke kamarnya.

Sandra diminta untuk mengantarkan makanan itu ke kamar no 1 VVIP hanya pemilik hotel yang bisa menempati kamar tersebut.

Tak lama Sandra sampai didepan pintu kamar no 1, dengan sedikit gugup Sandra mengetuk pintu tersebut dan pintu itu terbuka otomatis menggunakan remote.

Seorang pria sedang merebahkan diri diranjang besar dan sedang memainkan ponsel.

"Maaf mengganggu pak, saya mengantarkan makanan pesanan bapak" ucap Sandra

"Taruh saja di meja." perintahnya dan Sandra pun meletakkan makanan yang dia bawa ke meja makan.

"Sudah selesai pak, kalau begitu saya permisi dulu" Sandra ingin bergegas keluar namun pintu tak dapat dibuka.

Belum sempat Sandra meminta di bukakan pintu, sebuah tangan sudah melingkar di pinggang Sandra dari belakang.

"Sabrina kenapa kamu lakukan ini padaku dan anak kita, jika kamu sudah gak mencintai ku, aku akan terima tapi please sayang jangan tinggalkan anak kita, dia masih butuh ibunya." Ucap Brian pria yang memeluk Sandra adalah pemilik hotel berbintang.

"Lepaskan saya pak, bapak salah orang saya Sandra bukan Sabrina, saya belum punya anak pak." ucap Sandra.

Mendengar ucapan Sandra yang tidak mengakui anaknya membuat Brian geram dan membalik tubuh Sandra.

"Sabrina aku ini suamimu, apa kau gak ingat bahwa kita sudah punya anak ." jelas Brian sambil memegang kedua lengan sandra

"Maaf pak saya Sandra bukan Sabrina dan saya gak pernah bertemu bapak." ucap Sandra dan mulai menangis.

"Kamu lupa atau pura-pura lupa, akan aku ingatkan kalau kamu adalah istriku." Brian menarik Sandra dan melemparkannya keranjang.

"Apa yang mau bapak lakukan, lepaskan saya pak?" ucap Sandra yang mulai ketakutan.

"Mengingatkan mu, bahwa aku ini suamimu, yang kamu tinggal begitu saja tanpa pamit dan sekarang kamu muncul tidak mengakui aku sebagai suamimu." Brian yang sudah tak bisa mengendalikan emosi, mulai menjamah tubuh Sandra yang meronta.

"Lepaskan saya pak, tolong jangan perk*sa saya pak." Sandra yang terus meronta dan menangis tak membuat Brian luluh malah sebuah tamparan keras mendarat di pipi Sandra.

"Aku kan memberimu pelajaran yang seumur hidupmu takkan kau lupakan, karena sudah berani meninggalkanku begitu saja, selama aku masih menjadi suamimu aku masih berhak atas tubuhmu."

Sandra pun hanya bisa pasrah, kini tubuh Sandra tanpa sehelai kain pun yang menempel di badan, Brian melemparkan baju Sandra kemana-mana, Brian dengan nafsunya menggarap Sandra yang dikiranya adalah istrinya yang hilang.

Brian tak memberi ampun Sandra, walaupun sudah tak berdaya dengan pipi masih merah karena tamparan.

Entah berapa lama Sandra di setubuhi Brian hingga Brian terlelap dalam tidurnya.

Sandra yang masih lemah tak berdaya, dengan tenaga yang tersisa Merapikan kembali pakaiannya dan buru-buru pergi meninggalkan Brian yang masih tertidur.

Tak lama Brian pun bangun dan mendapati Sandra sudah tidak ada disampingnya membuatnya marah.

Belum sempat mencari Sandra, ponsel Brian sudah berdering sebuah panggilan masuk dari pengasuh Yolanda mengatakan kalau Yolanda sedang demam.

Brian pun mengurung niatnya untuk mencari istrinya dan kembali pulang melihat putrinya yang sedang demam.

Sandra sendiri lebih memilih mengurung diri beberapa hari, untuk menyesali dirinya yang telah di nodai oleh pria yang tak ia kenal.

"Sandra begitu bodoh dan lemahnya kamu, sampai merelakan tubuhmu pada pria b*Jing*an itu, yang tak lain adalah bos mu sendiri." Sandra Mengutuk dirinya sendiri

Waktu berlalu begitu saja, Sandra kembali bekerja seperti biasa di hotel, karena informasi yang didapat pemilik hotel akan menginap sebulan sekali dan paling lama dua malam. Membuat Sandra masih bertahan bekerja disana, tak ada yang tahu kejadian itu hanya mereka berdua saja yang tahu.

Sebulan berlalu, Brian kembali untuk mengecek perkembangan hotelnya, dan itupun iya lakukan dadakan hingga membuat para karyawan super sibuk dengan laporan yang harus diberikan kepada atasannya.

Sandra sendiri ikut kebingungan, kuatir jika pria itu melihatnya. Sandra berusaha tetap tenang dan pura-pura tidak pernah terjadi apa-apa, membuat nya lebih tenang sedikit.

Saat jam kerja telah selesai dan waktunya pulang, Sandra bergegas ingin segera keluar dari hotel, belum sampai pintu seseorang sudah memanggil namanya.

"Sandra...." Panggil manager hotel yang menyimpan rasa dengan Sandra.

"Ada apa pak sakti, memanggil saya." ucap Sandra sambil membalikkan badan.

" Bos, memanggilmu, katanya ada hal yang perlu dibicarakan. Kalau boleh tahu kapan kamu kenal dengan bos?"

"Ada perlu apa ya bos memanggil saya?"

"Gak tahu cepat datangi sana, nanti keburu marah orang nya."

"Iya pak." Sandra pergi dengan wajah pucat, dan keringat dingin, jantungnya berdetak kencang. Pikiran nya campur aduk membuatnya tak menyadari telah sampai kembali dikamar yang menyimpan kenangan pahit, dan berharap ini takkan pernah terjadi lagi.

belum sempat mengetuk, pintu pun sudah terbuka dan berdiri sosok pria yang pernah menyentuh tubuhnya, belum sempat melangkah tubuh Sandra tiba-tiba lemas dan akhirnya jatuh pingsan.