12 Pengantin Baru

Pagi berikutnya Rhein diantar Keenan ke kantornya, sebenarnya Rhein ingin naik taksi tapi Keenan memaksa untuk mengantarkannya ke tempat kerja. Rhein minta diturunkan agak jauh dari kantornya karena tidak mau mobil mewah Keenan membuat heboh teman-temannya.

"Hai pengantin baru! teriak Nena saat Rhein memasuki ruangan mereka membuat Rhein menjadi jengah karena semua orang mendongak dari kubikelnya untuk menatapnya.

"Kamu beneran menikah dengan Pak Surya, Rhein?" tanya Yuni, salah satu editor di kantor Rhein.

Rhein menggeleng dan melangkah dengan gontai ke kubikelnya, membuat kegaduhan yang dibuat Nena segera berakhir, Semua orang di kantor ini tahu dia menjalin hubungan istimewa dengan Surya dan kabar pernikahannya dengan Surya kemarin sudah merebak di kantor. mungkin itu yang menyebabkan Meta langsung tahu kalau mereka akan menikah meski bagi Rhein tak masalah Meta tahu karena setahunya mereka sudah bercerai.

Rhein mencuri pandang ke arah ruang direktur di mana Surya selalu berada saat melewatinya .

"Dia belum datang," kata Nena saat Rhein duduk di sebelahnya.

"Tumben, biasanya dia sudah datang pagi-pagi."

"Nena mengangkat bahunya sambil tersenyum kecut,"Kemarin istrinya ikut ke sini dan menungguinya sampai siang,"

"Oya?" Rhein tersenyum sinis.

"Kemarin istri Surya nyari kamu, dia kelihatan sangat marah. Dia mencarimu di semua ruangan dikiranya kamu sembunyi. Untungnya kemarin ada cowok yang datang ke sini mengantar surat keterangan sakit dari dokter jadi dia berhenti mencarimu. memangnya kemarin kamu sakit apa"

Rhein tersenyum, "Gak papa kok, kemarin cuma pingsan jadi dibawa ke rumah sakit."

"Hah, bagaimana bisa? Jangan bilang kamu perdarahan karena saking semangatnya ML!" Nena tertawa. Suaranya yang keras membuat semua orang di ruangan ini menoleh ke arah kami.

"Uh, apaan ,sih! Itu karena telat makan," gerutuku dengan wajah memerah, aku mencubit lengan Nena dengan keras.

"Bagaimana bisa?"Nena tertawa makin keras hingga orang-orang menatap ke arah kami penasaran. Nena pasti berfikir Rhein dan Keenan sangat bersemangat hingga lupa makan.

"Kamu itu selalu berfikir jorok!"gerutu Rhein, wajahnya makin merah.

"Terus kenapa?" Nena penasaran.

"Karena ternyata di rumah suamiku tidak ada makanan apapun saat dia pergi."

"Hah? Memang suami kamu begitu miskinnya atau dia seorang yang pelit?"

"Bukan, dia terbiasa makan di luar karena selama ini hidup sendiri! Kami belum sempat belanja ketika dia harus pergi untuk suatu urusan."

"Oh, kupikir..." Nena terkikik membuat Rhein makin kesal.

"Eh, bagaimana ceritanya kamu tidak jadi menikah dengan Surya? Bukankah kamu berencana menikah dengan Surya?" kejar Nena.

"Ya, begitulah,"

"Begitulah gimana?"

"Aku lagi males ngomonginnya," jawab Rhien sambil menatap monitor di depannya. Saat ini Rhein harus mengejar beberapa desain cover yang harus dikerjakannya karena cuti kemarin.

"Surya, Rhein! Lihatlah wajahnya begitu kusut, mungkin dia habis bertengkar lagi dengan istrinya,"

Rhein tak menanggapi ucapan Nena, dia tetap asyik dengan pekerjaannya. melihat Rhein yang serius Nena segera menghentikan ocehannya dan kembali ke pekerjaannya.

"Rhein dipanggil Pak Surya!" kata Anna tak lama kemudian.

Nena langsung terkekeh mendengar ucapan Anna.

"ya, terimakasih," Dengan enggan Rhein bangkit dari duduknya dan menuju ruangan Surya.

"Memanggilku?" tanya Rhein setelah masuk ke ruangan Surya, sama sekali tak ada senyum di wajah Rhein, tidak seperti hari-hari sebelumnya.

"Ya, duduklah," Wajah Surya sangat kusut tapi saat melihat Rhein terlihat sebuah senyum mengembang di sana.

Rhein duduk di meja Surya, wajahnya tanpa ekspresi seakan mereka tidak saling mengenal sebelumnya.

"Aku minta maaf, Rhein. Aku memang belum bercerai dengan Meta karena orang tuaku tak menyetujuinya selain itu aku tak bisa meninggalkan anakku, aku mohon kamu mau meemaafkanku Rhein," kata Surya lembut.

Rhein tak menjawab, dia merasa sakit hati dengan kebohongan Surya.

"Soal pernikahanamu dengan Keenan itu hanya pura-pura, kan? Aku tahu kalian hanya pura-pura karena harusnya Keenan menikah dengan Cassandra. Aku sungguh harus berteimakasih padanya karena telah melindungimu dari Meta," Surya tersenyum sambil memperlihatkan beberapa berita tentang rencana pernikahan Cassandra dengan Keenan yang akan dilaksanakan pada hari yang sama dengan pernikahan mereka. "Kalau kamu setuju kita jadwal ulang hari pernikahan kita kapanpun mau kamu,"

Surya terkejut saat tatapannya bertemu dengan tatapan Rhein yang dingin dan seakan ingin menenggelamkannya,

"Pernikahanku dengan Keenan tidak pura-pura! Kami sudah menikah dan sah! Kalau sudah tidak ada yang ingin kamu bicarakan aku kembali ke kubikel!"

Surya terpana mendengar ucapan Rhein yang begitu dingin, Dia tak menyangka kalau gadisnya akan berubah begitu drastis. Dia belum sempat mengatakan apapun saat Rhein sudah menghilang dari ruangannya, pada Rhein. Dengan rasa sakit ditatapnya punggung Rhein yang perlahan menjauh dari matanya.

***

AlanyLove

avataravatar
Next chapter