Awan gelap ditengah malam serta hujan
mengguyur daratan sekitarnya. Perang tak
berkesudahan telah terjadi dimana-mana.
Sekelompok orang meninggalkan desa
itu dan menghilang seiring berjalannya
waktu.
***
Disebuah Desa kecil, wilayah bagian utara
yang letaknya jauh dan terpencil dari
Kekaisaran Dinasty Ming.
Sekelompok pendekar berjubah hitam
melakukan pembantaian diwilayah
itu. Mereka semua membunuh semua
penduduk desa dan menjarah harta benda
yang mereka miliki.
Desa kecil itu adalah Desa Penyu karena
letaknya berada didaerah pesisir pantai.
Sebagian orang didesa itu adalah nelayan
dan sebagian lagi sebagai pedagang dan
bertani.
***
Beberapa saat kemudian, hujanpun turun
dan seorang pemuda membuka mulutnya
dan mereguk titik-titik air itu Sepertinya
dia dalam keada'an sekarat tapi masih bisa
bergerak dan kepalanya terasa sakit dan
pikirannya seperti bayang-bayang samar
yang melintas.
Zhang Xian En yang terbaring lemah
akhirnya membuka matanya dan melihat
disebelahnya dan sekitarnya begitu
banyak mayat-mayat yang terbaring
dalam kondisi mengenaskan.
Zhang Xian En akhirnya sadar dan
perlahan duduk memandangi sekitarnya.
"Apakah aku belum mati? Apakah ini
hanya mimpi?"
Setelah melihat sekelilingnya, dia
akhirnya tersadar bahwa dia masih hidup
walaupun sekarat dan badannya penuh
luka. Dia mengingat sesuatu kejadian
sebelumnya, dan dia ingat beberapa
kejadian dan Desanya telah diserang oleh
sekelompok orang yang tak dikenal serta
semua keluarganya sudah habis terbunuh
dalam kejadian tersebut dan dia masih
belum tau apakah masih ada penduduk
desa yg selamat atau tidak atas kejadian tersebut.
Dia masih memikirkan ayah, ibu, kakak
serta penduduk desanya terbayang
dikepalanya. Tiba-tiba, seseorang
memanggilnya.
"Zhang Xian En!" Akhirnya dia terkejut
dan memandangi sekelilingnya dan
mencari asal suara tersebut.
"Zhang xian En! ini aku. lihat kesini"
Zhang Xian En pun menoleh kesana
kemari dan akhirnya dia mendapati
seseorang yang sudah tergelatak tak jauh
dari dia terduduk.
"Yan Xun? kaukah itu?" seru Zhang Xian
En terbata-bata.
"Iya, ini aku. kita masih hidup walau
sekarat" jawab yang yun memaksakan
suranya agar terdengar jelas.
"Sungguh, aku tak percaya kita masih
hidup. apakah hanya kita berdua yang
masih hidup?" zhang Xian En
"Sepertinya begitu, tapi masih belum
tau apakah ada yang lainnya yg masih
hidup atau tidak, setidaknya kita harus
menyembuhkan luka-luka kita dulu"
jawab Yan yun.